Berita Manggarai Barat

Veronika Jaina, Pejuang Kebersihan di Tengah Gemerlap Kota Wisata Labuan Bajo

“Kalau pagi masuk jam empat, pulang jam sembilan. Sore mulai jam dua, pulang jam lima,” ujar Veronika

TRIBUNFLORES.COM / PETRUS CHRISANTUS GONSALES
Sosok Veronika Jaina, Petugas Kebersihan di Manggarai Barat. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Petrus Chrisantus Gonsales 

TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Kesejukan hawa pagi di Kota Labuan Bajo menyapa siapa saja yang melintasi Jalan Soekarno-Hatta. 

Udara segar berpadu dengan trotoar yang bersih, menciptakan suasana asri yang menjadi ciri khas kota pariwisata super prioritas ini.

Di balik rapih dan bersihnya jalan utama ini, ada sosok yang bekerja dalam diam yakni Veronika Jaina, seorang tenaga harian lepas (THL) di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manggarai Barat.

Setiap hari, dari Taman Laut Handayani Seafood Restaurant hingga Hotel Local Collection di Jalan Binongko, Veronika menyusuri bahu jalan dengan sapu di tangan, serokan di sisi dan semangat dalam hati. Ia memulai pekerjaannya sebelum matahari muncul.

 

Baca juga: IAI dan Bajo Runners Gelar Apotekerun 2025 di Labuan Bajo

 

 

“Kalau pagi masuk jam empat, pulang jam sembilan. Sore mulai jam dua, pulang jam lima,” ujar Veronika saat ditemui TribunFlores.com, Selasa (7/10/2025).

Dengan seragam sederhana topi coklat, masker hitam, celana panjang, sepatu putih dan sweater putih, Veronika tampak menyatu dengan pekerjaan yang dijalaninya penuh ketekunan. Sebuah tas kecil berwarna coklat tergantung di bahunya, tempat ia menyimpan air minum untuk melepas dahaga.

Bagi Veronika, membersihkan sampah plastik bukanlah hal yang berat. Yang paling melelahkan justru dedaunan kering yang berserakan saat musim penghujan tiba.

“Kalau musim hujan itu yang parah,” katanya singkat, sambil tersenyum.

Sudah satu tahun ia menjalani pekerjaan ini. Tinggal di Sernaru, Kelurahan Wae Kelambu, Veronika kerap datang ke tempat tugas sejak dini hari. Kadang diantar suami, kadang berangkat sendiri.

Sampah-sampah yang dikumpulkannya kemudian dibuang ke tempat sampah yang tersedia di sepanjang trotoar. Rutinitas itu ia jalani dengan hati yang lapang, karena pekerjaan ini menjadi berkah tersendiri bagi keluarga kecilnya.

“Dulu kan tidak punya kerja. Puji Tuhan, sekarang sudah ada. Saya bisa bantu suami dan penuhi kebutuhan anak-anak,” ungkap istri dari Frans Jemadu ini.

Dari pekerjaannya sebagai penyapu jalan, Veronika menerima upah Rp 2.500.000 per bulan. Bersama sang suami, ia membesarkan empat orang anak dengan penuh cinta dan kerja keras.

Saat tim TribunFlores.com memantau langsung, Veronika tampak sesekali berhenti, menyeka keringat, lalu kembali melanjutkan tugasnya. Tak ada keluhan. Hanya keheningan yang ia pecah dengan gerakan sapu yang teratur dan konsisten.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved