Unika Santu Paulus Ruteng

Tim PKM Unika Santu Paulus Ruteng Edukasi Pengelolaan Sampah RT di Ngada

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng melaksanakan kegiatan di Ngada.

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-UNIKA RUTENG
PENGABDIAN-Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan fokus pada edukasi dan praktik pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada selama 2 bulan yakni bulan Agustus-September 2025. 

TRIBUNFLORES.COM,RUTENG-Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan fokus pada edukasi dan praktik pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada selama 2 bulan yakni bulan Agustus-September 2025.
 
PKM ini diketuai Hendrikus Demon Tukan dengan anggota Maria Salestina Ngoni, Nautus Stivano Dalle, Vitalianus Jumat Juang dan Krispianus Julio Hamid itu bertujuan mengedukasi potensi limbah rumah tangga dan feses ternak menjadi pupuk bokashi agar masyarakat Ratogesa yang bergabung dalam kelompok “Wanita Tani Sedang Mekar” dapat mengakses pupuk organik.
 
Hendrikus Demon Tukan, Ketua Tim PKM sekaligus Dosen Program Studi (Prodi) Peternakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan Unika Santu Paulus Ruteng dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam hal Pengabdian kepada Masyarakat.
 
“Kami ingin hadir di tengah masyarakat masyarakat Ratogesa yang bergabung dalam kelompok ‘Wanita Tani Sedang Mekar’ bukan hanya sebagai akademisi tetapi juga sebagai mitra dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari yang nyata. Pengelolaan limbah rumah tangga dan feses ternak adalah isu penting yang menyangkut kesehatan dan lingkungan,” jelas Dosen asal Flores Timur itu. 

 

 

 

Baca juga: Mahasiswa Kelas 2025D PBSI Unika Santu Paulus Ruteng Gelar Aksi Bersih Lingkungan di Natas Labar

 

 

 

 

 

Ia menyebutkan, kalua realitas selalu menunjukkan keprihatinan lingkungan. Misalnya, kondisi yang terjadi RT 001/RW 001, Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada. Pembuangan sampah di pekarangan maupun lahan kosong oleh warga masih terjadi karena pekarangan warga relatif luas. Hal ini tentu sulit dilakukan bagi warga berpekarangan sempit seperti di perumahan dan perkebunan setempat. 

"Karena itu, kami hadir mengajak masyarakat, khususnya yang bergabung dalam kelompok ‘Wanita Tabi Sedang Mekar’. Kami ingin memberdayakan para ibu rumah tangga untuk mengolah sampah rumah tangga masing-masing secara individu maupun kelompok,” lanjut Hendrik.
 
Kegiatan pengabdian ini meliputi penyuluhan mengenai jenis-jenis limbah rumah tangga, cara pemilahan sampah organik dan anorganik serta pelatihan pembuatan kompos dari limbah dapur maupun feses ternak babi. 

Masyarakat Ratogesa yang bergabung dalam kelompok ‘Wanita Tani Sedang Mekar’ menyambut antusias kegiatan ini. Banyak dari mereka menyatakan bahwa informasi yang diberikan sangat berguna dan aplikatif.

“Selama ini kami belum tahu bahwa sampah dapur bisa dijadikan pupuk. Ini sangat bermanfaat,” ungkap Sofia Moo, Ketua Kelompok Wanita Tani Sedang Mekar.
 
Sementara, Atanasius Paru, kepala Desa Ratogesa menyampaikan terima kasih kepada Unika Santu Paulus Ruteng.

“Kami sangat berterima kasih kepada Unika Santu Paulus Ruteng, khususnya Tim PkM yang telah memilih desa kami untuk melaksanakan kegiatan pengabdian. Kami sangat bersyukur karena mendapat hal positif dan edukatif untuk membangun kesadaran masyarakat kami, supaya sampah atau limbah rumah tangga bisa bermanfaat bagi pertanian,” ungkap Atanasius.

Hasil pengabdian Tim PKM Unika Santu Paulus Ruteng di Desa Ratogesa menunjukkan bahwa pengolahan sampah rumah tangga  dan pemanfaatannya pada tanaman rempah di Kelompok Wanita Tani Sedang Mekar Desa Ratogesa memberikan respon yang baik. 

Hal demikian mengindikasikan bahwa masyarakat telah memahami potensi dari limbah rumahtangga yang mereka miliki, namun belum dimanfaatkan secara optimal karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. 

Pembuatan bokashi sebagai pupuk organik telah berhasil dilaksanakan dengan menggunakan bahan utama berupa kotoran ternak babi dan bahan pendukung seperti EM4, gula pasir, dedak padi, sekam padi bakar dan hijauan sebagai pelengkap unsur N, P dan K dalam pupuk organik. 

Diharapkan dari sosialisasi dan demonstrasi pembuatan pupuk bokashi dari limbah dan feses ternak babi tersebut dapat menerapkan penggunaan pupuk organik sebagai alternatif dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia yang marak terjadi pada seluruh lapisan masyarakat daerah Ngada dan Provinsi NTT

Tim pengabdian masyarakat Program Studi Peternakan menyampaikan ucap terima kasih kepada pihak Kementrian Riset Dikti melalui program PKM BIMA dan LPPM Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng yang telah memfasilitasi kegiatan ini dan juga kepada ketua beserta anggota Kelompok Wanita Tani Sedang Mekar yang telah mengijinkan lokasi dan menerima guna menyukseskan kegiatan ini sehingga kegiatan pengabdian ini dapat berjalan dengan baik.

Diharapkan, kegiatan ini menjadi awal dari gerakan masyarakat sadar lingkungan Ratogesa, serta menjadi model pengabdian yang dapat direplikasi di wilayah lain.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News


 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved