Berita Sikka

Desa Langir Sikka Kembangkan Inovasi Gizi dan Ekonomi Kreatif Lewat SDIDTK-PMT LOKPROHE

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, yakni pada tanggal 16–18 September 2025 yang dipimpin oleh Yosefina

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO.PEMBRONIA NONA FEMBI 
KEGIATAN - Kegiatan pemberdayaan kader Posyandu melalui integrasi SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak) dan PMT LOKPROHE (Pemberian Makanan Tambahan berbasis pangan lokal dan protein hewani) di Desa Langir, Kecamatan Kangae. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Upaya pencegahan stunting di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, kini mendapatkan angin segar lewat program inovatif yang menggabungkan pendekatan kesehatan dan ekonomi kreatif. 

Tim dosen dari Universitas Nusa Nipa (UNIPA) dan Universitas Muhammadiyah Maumere menggagas kegiatan pemberdayaan kader Posyandu melalui integrasi SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak) dan PMT LOKPROHE (Pemberian Makanan Tambahan berbasis pangan lokal dan protein hewani) di Desa Langir, Kecamatan Kangae.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, yakni pada tanggal 16–18 September 2025 yang dipimpin oleh Yosefina Nelista, S.Kep., Ns., M.Kep., dengan anggota tim Pembronia Nona Fembi, S.Kep., Ns., M.Kep. dari Universitas Nusa Nipa, Muhammad Syahrun, SE., MM. dari Universitas Muhammadiyah Maumere, serta dukungan dua mahasiswa Ilmu Keperawatan dan Kewirausahaan Universitas Nusa Nipa.

Yosefina Nelista, ketua tim kepada TribunFlores.com, Senin (22/9/2029) menjelaskan, hari pertama difokuskan pada sosialisasi dan pelatihan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) yang dipandu oleh Teresia Elfi, S.Kep., Ns., M.Kep. 

 

Baca juga: Eco Lokal Canteen Wujudkan Kantin Sehat Mandiri di TK St. Hendrikus Maget Sikka NTT 

 

 

Sementara itu, Teresia yang membawakan materi tersebut menegaskan, kemampuan kader dalam mendeteksi dini masalah tumbuh kembang anak sangat penting. 

"Pelatihan SDIDTK ini penting agar kader bisa mendeteksi lebih dini gangguan tumbuh kembang anak. Jika kader sudah terlatih, mereka akan lebih cepat memberi rujukan dan pendampingan kepada orang tua, sehingga risiko stunting dapat ditekan sejak awal,” jelas Teresia.

Di materi kedua yang dipandu, Pembronia Nona Fembi memberikan pelatihan tentang optimalisasi penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Dalam materi ini, Nona Fembi menekankan pentingnya Buku KIA sebagai instrumen penting dalam memantau tumbuh kembang balita.  Buku KIA, kata dia, bukan hanya sekadar formalitas.

“Buku KIA sering dianggap hanya formalitas, padahal ini adalah catatan emas tumbuh kembang anak. Melalui pelatihan ini, saya ingin kader benar-benar paham cara mengisi dan memanfaatkannya agar setiap balita mendapat pemantauan yang optimal,” ungkap Fembi.

Sementara itu, pada sesi selanjutnya yang dipandu Muhammad Syahrun, mengupas tuntas tentang pemanfaatan potensi pangan lokal dan protein hewani dalam PMT serta strategi pemasaran produk. 

“Potensi pangan lokal dan protein hewani di Desa Langir sangat melimpah. Tantangannya adalah bagaimana produk PMT ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan anak, tetapi juga bernilai ekonomi. Melalui pengelolaan usaha dan strategi pemasaran yang tepat, kader dan masyarakat bisa menjadikannya peluang bisnis berkelanjutan,” paparnya.

Puncak kegiatan berlangsung pada hari ketiga dengan sosialisasi PMT berbasis pangan lokal dan protein hewani, disertai demo pengolahan PMT LOKPROHE (pangan lokal dan protein hewani) yang dipandu oleh ahli gizi, Rosania E.B Conterius, S.KM., M.Kes. 

“Kader Posyandu perlu terampil dalam mengolah pangan lokal menjadi menu PMT yang bergizi, praktis, dan menarik bagi anak. Demo ini bukan sekadar memasak, tetapi juga mengajarkan bahwa makanan sehat bisa lahir dari kearifan lokal yang sudah ada,” jelas Rosania.

Ketua tim, Yosefina Nelista, menegaskan pentingnya sinergi antara upaya kesehatan dan pemberdayaan ekonomi desa. 

“Kami ingin kader Posyandu Desa Langir menjadi garda terdepan, tidak hanya dalam kesehatan ibu dan anak, tetapi juga sebagai agen perubahan di bidang ekonomi keluarga. Integrasi SDIDTK dan PMT LOKPROHE ini diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di desa lain,” pungkasnya.

Kegiatan pemberdayaan kader Posyandu melalui integrasi SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak) dan PMT LOKPROHE (Pemberian Makanan Tambahan berbasis pangan lokal dan protein hewani) mendapat apresiasi dari Sekretaris Desa Langir, Serafin Yonfit.

"Kami sangat berterima kasih kepada tim dosen UNIPA dan Universitas Muhammadiyah yang sudah datang ke Desa Langir. Kegiatan ini benar-benar memberi bekal berharga bagi kader kami. Tidak hanya soal kesehatan anak, tetapi juga bagaimana memanfaatkan potensi pangan lokal untuk menambah pendapatan keluarga. Ini sangat sejalan dengan upaya kami membangun desa yang sehat dan mandiri,” kata Serafin.

Selain Pemerintah Desa Langir, inovasi dari para dosen dan mahasiswa dua universitas ternama di Kota Maumere ini juga mendapat apresiasi dari Trifonia Lendi, salah satu kader posyandu di Desa Langir.

Menurut Trifoni, kegiatan pemberdayaan kader Posyandu melalui integrasi SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak) dan PMT LOKPROHE) ini sangat membantu mereka dalam upaya pencegahan stunting di wilayah itu.

“Selama ini kami hanya tahu cara menimbang dan mencatat, tetapi lewat pelatihan ini kami belajar lebih banyak, seperti SDIDTK, mengisi Buku KIA dengan benar, sampai cara mengolah makanan tambahan dari bahan lokal dan protein hewani. Kami juga diajarkan bagaimana menjual produk agar bisa membantu ekonomi keluarga. Kami merasa lebih percaya diri untuk melayani masyarakat,” ungkapnya.

Di akhir kegiatan, tim dosen dari Universitas Nusa Nipa (UNIPA) dan Universitas Muhammadiyah Maumere menyerahkan sejumlah aset pendukung Posyandu berupa SDIDTK kit, Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK, Buku Bagan SDIDTK, Antropometri kit, Kartu Menuju Sehat (KMS), serta Buku Menu PMT LOKPROHE. 

Penyerahan aset ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata komitmen tim dalam memperkuat kapasitas kader Posyandu agar lebih optimal dalam memberikan layanan kesehatan anak. 

Momen penyerahan tersebut berlangsung khidmat dan penuh makna, disaksikan langsung oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Nusa Nipa bersama Sekretaris Desa Langir. 

Kehadiran kedua pihak ini menjadi simbol dukungan penuh dari lembaga akademik maupun pemerintah desa untuk keberlanjutan program pemberdayaan kader Posyandu di Desa Langir. (Bet)

Berita TRIBUNFLORE.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved