Prakiraan Cuaca

Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi di Sebagian Wilayah Indonesia, NTT Siaga

Kelembapan udara yang tinggi dan kondisi atmosfer yang relatif labil, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Indonesia.

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
HUJAN LEBAT- Hujan lebat di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengeluarkan prospek cuaca wilayah Indonesia periode 14-20 November 2025. 

Ringkasan Berita:
  • Selama satu minggu ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah di Indonesia diperkirakan masih signifikan. Hal ini dipengaruhi perpaduan fenomena atmosfer global, regional, dan lokal yang membuat atmosfer tetap labil sehingga mendukung pertumbuhan awan konvektif signifikan.
  •  BMKG mengimbau masyarakat  tetap berhati-hati potensi cuaca ekstrem, termasuk hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di beberapa wilayah Indonesia.

 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengeluarkan prospek cuaca wilayah Indonesia periode 14-20 November 2025.

Sebelumnya, BMKG mencatat kejadian hujan lebat - sangat lebat di sejumlah wilayah Indonesia tiga hari terakhir. Kejadian hujan lebat hingga sangat lebat di berbagai wilayah ini. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi dinamika atmosfer Indonesia, baik pada skala global, regional, maupun lokal.

BMKG memprakirakan sejumlah faktor utama masih akan mempengaruhi dinamika cuaca di Indonesia dalam sepekan ke depan. Sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat daya Sumatera dan selatan Jawa Timur hingga Bali, serta di perairan tenggara Filipina, diprediksi tetap konsisten dalam beberapa hari ke depan, sehingga turut mendukung pertumbuhan awan konvektif di wilayah-wilayah tersebut. 

Di sisi lain, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer seperti Rossby Equatorial serta Kelvin yang saat ini aktif di sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan dinamika cuaca di Indonesia. 

 

Baca juga: BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Potensi Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah

 

 

Kondisi ini juga diperkuat oleh adanya dorongan udara kering dari belahan bumi utara dan belahan bumi Selatan, serta kelembapan udara yang tinggi dan kondisi atmosfer yang relatif labil, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Indonesia.

Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, dan longsor, yang berisiko mengganggu aktivitas harian maupun kelancaran transportasi. 

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Selama satu minggu ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah di Indonesia diperkirakan masih signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh perpaduan fenomena atmosfer skala global, regional, dan lokal yang membuat atmosfer tetap labil sehingga mendukung pertumbuhan awan konvektif signifikan.

Pada skala global, kontribusi peningkatan pembentukan awan hujan dari Samudera Hindia dengan indikator Dipole Mode Index (DMI) saat ini tercatat sebesar -1.57. Sementara itu, kontrubisi dari Samudera Pasifik yakni Southern Oscillation Index (SOI) juga menunjukkan nilai signifikan, yaitu +13.1. 

 

Baca juga: BMKG Imbau Kewaspadaan Cuaca Ekstrem, NTT Masuki Musim Hujan

 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved