Berita NTT

Kompol Cosmas Kaju Gae Banjir Dukungan dari Tokoh Nasional asal NTT

Para tokoh nasional dari NTT tersebut turut menyuarakan solidaritas dan meminta agar proses banding ditempuh

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/DOK
Para tokoh nasional dari NTT turut menyuarakan solidaritas dan meminta agar proses banding ditempuh demi keadilan yang berimbang. Pernyataan sikap bersama dan dukungan kepada Kompol Cosmas digelar di kawasan SCBD, Jakarta, Sabtu 6 September 2025. 

TRIBUNFLORES.COM, NTT - Kompol Cosmas Kaju Gae hingga kini mendapatkan banyak dukungan termasuk dari para nasional asal Nusa Tenggara Timur (NTT).

Para tokoh nasional dari NTT tersebut turut menyuarakan solidaritas dan meminta agar proses banding ditempuh demi keadilan yang berimbang.

Pernyataan sikap bersama dan dukungan kepada Kompol Cosmas digelar di kawasan SCBD, Jakarta, Sabtu 6 September 2025.

Hadir pada kesempatan itu, tokoh nasional: Jeky Uli, Gories Mere, Alfons Leomau, Anggota DPR RI Dapil NTT I dan II: Melkias Markus Mekeng, Ahmad Yohand, Juli Laiskodat, Rudi Kabunang, Para advokat nasional: Petrus Selestinus, Petrus Ballapationa, Honing Sani dan Divisi Hukum Forum Pemuda NTT yang dipimpin Wilvridus Watu.

 

Baca juga: Petisi Tolak Pemecatan Kompol Cosmas Kaju Gae Tembus 60.000 Tanda Tangan, Ini Inisiatornya

 

 

Dukungan Moral dan Seruan Keadilan

Dalam pernyataan bersama, para tokoh tersebut menegaskan bahwa langkah banding harus ditempuh, agar sanksi PTDH terhadap Kompol Cosmas tidak serta-merta menjadi final, tanpa mengabaikan rasa keadilan bagi keluarga almarhum Afan Kurniawan, korban dalam insiden yang melibatkan kendaraan taktis Brimob.

“Kami semua prihatin, namun keadilan harus ditegakkan tidak hanya berdasarkan hasil akhir, tetapi juga dengan mempertimbangkan konteks dan keadaan di lapangan,” ujar Gories Mere, tokoh nasional dan purnawirawan Polri.

Gories Mere mengungkapkan bahwa Kompol Cosmas adalah sosok dengan rekam jejak panjang pengabdian di institusi Polri sejak tahun 1996. 

Ia pernah ditugaskan di sejumlah daerah konflik seperti Timor Timur, Papua, Poso, dan Aceh, serta terlibat dalam misi perdamaian PBB di Darfur, Sudan Utara.

Salah satu peristiwa penting dalam kariernya terjadi pada 2 Januari 2007, ketika ia tertembak di bahu oleh kelompok bersenjata saat bertugas di daerah konflik. 

Cedera tersebut hampir membuatnya kehilangan lengan, namun ia berhasil diselamatkan melalui perawatan intensif di RS Polri Kramat Jati dan RS Elisabeth, Singapura. Hingga kini, bekas luka tersebut menjadi saksi pengorbanannya bagi negara.

Fakta Lapangan dan Aspek Hukum

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved