Universita Nusa Nipa

Mahasiswa dan Dosen Unipa Olah Ubi Hutan Beracun Jadi  Ice Cream di Lewomada Sikka

Sayangnya, pemanfaatan ubi hutan masih terbatas dan sering kali dianggap sebagai bahan pangan alternatif dengan nilai ekonomi rendah.

|
Penulis: Arnol Welianto | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-ELISABETH LUJU
UBI-Dosen dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Nusa Nipa (Unipa) mengolah Ubi Magal (Ubi Beracun) menjadi ice cream di Desa Lewomada, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto

TRIBUNFLORE.COM, MAUMERE- Dosen dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Nipa (Unipa) mengolah Ubi Magal (Ubi Beracun) menjadi ice cream di Desa Lewomada, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Ketua Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat, Elisabet Luju, SH., MM kepada TRIBUNFLORES.COM di Maumere Kamis, 25 September 2025 siang, menjelaskan, di Desa Lewomada memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Salah satunya adalah ubi hutan yang tumbuh liar di berbagai daerah termasuk di Desa Lewomada, Kecamatan Talibura. 

Sayangnya, pemanfaatan ubi hutan masih terbatas dan sering kali dianggap sebagai bahan pangan alternatif dengan nilai ekonomi rendah.

Dikatakannya, magal (ubi hutan) beracun yang tumbuh subur di hutan-hutan yang ada didesa lewomada tidak dimanfaatkan menurut opini masyarakat. 

 

 

 

 

 

Baca juga: Jaksa Agung Burhanuddin Kunjungan Kerja di Kejari Manggarai Barat NTT

 

 

 

 

 

 

Magal ini hanya dimanfaatkan, ketika masyarakat mengalami gagal panen yang diakibatkan oleh cuaca yang ekstrem yang berdampak pada gagal panen sehingga ini sebagai alternatif pengganti karbohidrat. 

Kata dia,. magal (ubi hutan) mengandung racun sehingga butuh ketrampilan untuk mengolah menurut tradisi masyarakat Desa Lewomada bahwa proses pengolahan magal kira-kira 6 hari  karena harus direndam di laut beberapa hari untuk menghilangkan racun yang ada di getah magal (ubi hutan ).

Proses perendam menurut masyarakat Lewomada adalah direndam dilaut karena laut memiliki kadar garam yang tinggi yang dapat menghilangkan racun pada magal tersebut.

Dijelaskannya,sesudah proses menghilangkan racun, langkah selanjutnya adalah mengolah ubi magal menjadi tepung dan diimasak serta di campur dengan bahan- bahan untuk ice cream yaitu, susu, maizena,sp dan di masak sampai kental, kemudian di simpan di wadah ice cream dan disimpan di frezer. Ice creaam dari ubi magal ( ubi racun) siap dikonsumsi. 

Diketahui, pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat tersebut diketuai oleh Elisabet Luju, SH, MM,  2 orang dosen dan 2 orang mahasiswa. kegiatan ini dilakukan pada bulan Juli 2025 dengan kelompok sasarannya adalah kelompok UMKM Kuliner Bokang yang di ketuai oleh Marselina Kewa.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved