El Tari Memorial Cup 2025
Drama ‘Kutukan Juara’ di NTT, 4 Tahun Berturut-turut Juara ETMC Tak Bertahan
Jika sebuah negara menjadi juara piala dunia, maka pada piala dunia yang selanjutnya, sang juara tidak akan lolos dari fase penyisihan grup.
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
Ringkasan Berita:
- Fenomena Berulang: Selama 4 edisi terakhir ETMC (2022–2025), juara bertahan selalu gagal melaju jauh, bahkan edisi 2025 tersingkir di fase grup.
- Persaingan Ketat: Turnamen ETMC terbukti sangat kompetitif; juara sebelumnya menghadapi tekanan besar, sementara tim lain termotivasi menaklukkan mereka.
- Kutukan Lokal Ala NTT: Mirip dengan Piala Dunia, ETMC memiliki “kutukan juara bertahan” yang membuat gelar sulit dipertahankan.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Di piala dunia, ada mitos, tetapi biasa disebut sebagai kutukan juara bertahan.
Jika sebuah negara menjadi juara piala dunia, maka pada piala dunia yang selanjutnya, sang juara tidak akan lolos dari fase penyisihan grup.
Kutukan ini bermula dari kekalahan Perancis di Korea dan Jepang, gagal lolos dalam fase group meskipun empat tahun sebelumnya, Perancis dengan gemilang menghancurkan Brasil 3-0 pada laga final.
Kutukan ini berlanjut pada Italia, gagal lolos pada fase penyisihan group walaupun Juara di 2006.
Baca juga: Panitia ETMC XXXIV Ende Raup Rp 537 Juta dari Tiket Babak Penyisihan
Juara Bertahan
Spanyol juga bernasib sama, setelah keluar sebagai juara Piala Dunia tahun 2010, Spanyol kandas pada penyisihan grup Piala Dunia 2014 di Brasil. Spanyol bahkan dibantai oleh Belanda dengan skor telak 5-1.
Jerman adalah korban keempat dari kutukan ini. Membantai tuan rumah Brasil di tahun 2014 dan mengalahkan Argentina pada laga final, tetapi hancur pada fase penyisihan grup Piala Dunia 2018 di Rusia.
Kutukan ini juga ternyata berlaku di perhelatan turnamen sepakbola paling bergengsi di Nusa Tenggara Timur.
Di empat edisi gelaran El Tari Memorial Cup (ETMC) sejak tahun 2022 lalu, juara bertahan selalu dikandangkan lebih awal sebelum melangkah lebih jauh.
Di tahun 2022 saat gelaran El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXI di Lembata, PS Malaka datang status juara bertahan.
Sayangnya, langkah Laskar Manu Meo harus terhenti di babak 16 besar setelah kalah dramatis melawan tuan rumah Persebata Lembata kala itu.
Langkah PS Malaka kala itu terseok-seok di babak penyisihan dan lolos sebagai peringkat tiga terbaik ke babak 16 besar.
Kala itu, Perse Ende keluar sebagai juara El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXI.
Di tahun 2023 saat gelaran El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXII di Rote Ndao, kutukan itu kembali terjadi.
Perse Ende yang datang ke pulau paling selatan Indonesia itu dengan status juara bertahan dan di arak keliling Kota Ba'a.
Sayangnya, Perse Ende kala itu harus ditumbangkan BPU Alor Pantar 2-0 tanpa balas di babak 16 besar. Saat itu, BMU Alor Pantar melakoni debutnya di El Tari Memorial Cup (ETMC).
Saat itu, PSN Ngada keluar sebagai juara El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXII Rote Ndao.
Tak berhenti sampai disitu, kutukan juara bertahan berlanjut di gelaran El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXIII di Kupang.
PSN Ngada yang datang sebagai juara bertahan juga tak mampu mempertahankan gelar kedelapannya hingga akhirnya ditumbangkan rivalnya Perse Ende lewat drama adu pinalti di babak 16 besar.
Saat itu, Bintang Timur Atambua berhasil memboyong trofi ETMC pertama mereka ke Atambua, Kabupaten Belu.
Di gelaran Liga 4 Piala Gubernur Zona NTT El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXIV Ende, kutukan juara bertahan menghantam Bintang Timur Atambua.
Dari tiga laga fase grup, tim milik Fary Francis ini hanya mampu mengoleksi satu poin, hasil dari dua kekalahan dan satu hasil imbang.
Bintang Timur Atambua membuka perjalanan di Grup F dengan hasil kurang meyakinkan.
Melawan PS Malaka, Alberto Soares dan kawan-kawan hanya mampu bermain imbang 0-0. Alih-alih bangkit, situasi makin sulit di laga kedua.
Menghadapi Persewa Waingapu, Bintang Timur Atambua harus menelan kekalahan 1-3, meski sempat menunjukkan perlawanan.
Laga penentuan melawan Persamba Manggarai Barat, Jumat (21/11/2025) malam, menjadi titik akhir. Lagi-lagi Bintang Timur Atambua tumbang dengan skor 1-3, yang memastikan mereka tersingkir dari babak penyisihan grup.
Selama empat edisi ETMC terakhir, tidak ada satu pun juara bertahan yang mampu melewati babak 16 besar, bahkan edisi 2025 lebih tragis karena sang juara bertahan gugur di fase grup.
Fenomena ini membuat ETMC menjadi turnamen yang ketat dan tak mudah didominasi, sekaligus menghadirkan “kutukan juara bertahan” ala NTT. (Bet)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/TROFI-ETMC-Bintang-Timur-Atambua-membawa-trofi-ETMC-saat-tiba-di-Kota-Ende.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.