Berita Ende
Warga Kampung Kuwujawa Ende Mengubah Lahan Kosong Menjadi Dapur Hidup
Kelompok tani Kampung Kawujawa Kabupaten Ende mengubah lahan kosong menjadi kebun holtikultura.Mereka menamainya Dapur Hidup,nama yang sarat makna
Laporan Reporter TRIBUN FLORES.COM,Oris Goti
TRIBUN FLORES.COM,ENDE–Beberapa tahun yang lalu lahan seluas satu hektar di Kampung Kuwujawa,Kabupaten Ende tampak kosong.
Keadaan kini telah berubah, kondisinya tampak asri telah menjadi kebun yang dipenuhi tanaman holtikultura.
Kebun itu dikelola warga Kampung Kuwujawa yang tergabung dalam Kelompok Tani Dapur Hidup.
Yoseph Rago,Ketua Kelompok Tani Dapur Hidup memotori usaha ini menerangkan nama Dapur Hidup mengandug makna bahwa dapur warga Kampung Kuwujawa mesti tetap bernyala, bahan makanan mesti tetap tersedia.
Baca juga: Bupati Ende Puji Inovasi Bank NTT di Masa Gubernur Viktor Laiskodat
Karena itu warga Kampung Kuwujawa harus kreatif dan inovatif, apalagi di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang entah kapan berakhir.
"Dapur Hidup itu maksudnya supaya dapur anggota kelompok tani ini tetap bernyala. Kalau tetap bernyala, itu artinya kebutuhan -kebutuhan di dalam keluarga terpenuhi," ujar Yoseph di Kebun Dapur Hidup, Senin 13 September 2021.
Kata Yoseph, makna Dapur Hidup terintegerasi dengan banyak sendi kehidupan. "Kebutuhan tercukupi, bisa hidup, anak bisa pintar berkembang dan bersaing," ujar pria tua berkacamata ini.
Dia menerangkan, Dapur Hidup ini sebetulnya terinspirasi dari bahan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Keuskupan Agung Ende 2019, temanya 'Bumi Sebagai Ibu yang Mengandung, Melahirkan dan Mendidik.
Baca juga: Delapan Ekor Ayam Kampung Dimusnahkan Karantina Ende di Labuan Bajo
"Kami melihat banyak sekali lahan kosong di Kuwujawa. Kami berpikir bagaimana mengajak, edukasi masyarakat memanfaatkan lahan yang kosong. Awalnya kami menanam cabe, mentimun dan sebagainya," ungkapnya.
Dia menerangkan sistem menanam di Kebun Dapur Hidup yakni bedeng, yang memiliki keunggulan antara lain, media tanam lebih rapi, menjaga kelembapan tanah, membentuk irigasi di setiap baris, memaksimalkan pemupukkan dasar, menghindari pupuk yang terbawa arus, pertumbuhan akar lebih optimal.
"Untuk pemupukkan kita kombinasikan antara pupuk kimia dan organik jadi bukan pupuk kimia saja," ungkap Yoseph.
Keberadaan Kebun Dapur Hidup rupanya menarik perhatian Bupati Ende Djafar Achmad. Bupati Djafar ikut panen perdana Sabtu 11 September 2021.
Baca juga: Tanpa Penonton 40 Klub Berlaga di Liga Futsal Ende
Kehadiran Bupati Djafar disambut hangat kelompok Tani Dapur Hidup.
Yoseph Rago mengutarakan kendala yang mereka hadapi yakni soal ketersediaan air.
"Yah terus terang saja kami di sini agak susah air, sehingga untuk penyiraman kewalahan. Hal ini saya sampaikan ke Bupati Ende," ungkapnya.
Yoseph juga menyampaikan kepada bupati bahwa kelompok Tani Dapur Hidup punya keinginan Dapur Hidup untuk bergerak menjadi agrowista.
Hal itu direspon positif oleh bupati.
Baca juga: Uskup Agung Ende dan Bupati Datang Bedah Rumah Reot Milik Janda
Lagipula kampung Dapur Hidup dekat dekat bukit Kezimara yang merupakan spot wisata paralayang.
Bupati Djafar mendorong agar jenis tanaman diperbanyak lagi, seperti anggur, apel malang, markisa, rambutan, semangka, salak dan lain- lain.
Dihubungi terpisah Bupati Djafar, mengatakan akan membantu menyediakan satu bak senter. "Mudahhan tahun ini terealisasi," ungkapnya.
Bupati Djafar juga perintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk segera mengerjakan pipa dan bak air penampung bagi kelompok tani.
Menurutnya, ekonomi Ende sangat didukung sektor pertanian.
Baca juga: Siswi SMAK Syuradikara Ende Raih Medali Emas di Festival dan Lomba Seni Nasional
Ia mengapresiasi kelompok Tani Hidup, sebab di masa pandemi covid 19 mereka bisa melakukan inovasi mengembangkan tanaman holtikultura.
Bupati meyakini, kelompok tani kerja tekun dan serius, makan kedepan akan menumbuhkan perekonomian di kabupaten Ende.