Berita Flores Timur
Kehadiran Nelayan Sikka Resahkan Nelayan Flores Timur
Kehadiran nelayan Kabupaten Sikka menangkap ikan di perairan Flores Timur meresahkan nelayan setempat.Tangkap mereka berkurang
Laporan Reporter TRIBUN FLORES.COM,Amar Ola Keda
TRIBUN FLORES.COM,LARANTUKA-Maraknya penangkapan ikan di wilayah perairan Flores Timur (Flotim) oleh nelayan kabupaten Sikka membuat resah nelayan lokal. Pasalnya, wilayah perairan yang menjadi sumber kehidupan mereka kini dikuasai nelayan-nelayan luar.
Anggota DPRD Flotim, Muhammad Mahlin mengatakan persoalan itu sudah diadukan nelayan Flotim ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP),namun terkesan lamban menanganinya.
"Lembaga melalui Komisi B sudah ambil sikap tegas merekomendasikan ke DKP segera ambil sikap tegas terhadap nelayan-nelayan luar yang seenaknya ambil hasil laut kita. Informasinya, nelayan-nelayan itu dari Kabupaten Sikka," ujarnya kepada wartawan, Rabu 6 Oktober 2021.
Ia mengatakan aksi nelayan-nelayan luar itu membunuh kehidupan nelayan di Flores Timur. Pasalnya, perahu penadah yang sebelumnyaberlabuh di perairan Solor Selatan, hanya memprioritaskan perahu-perahu nelayan dari Kabupaten Sikka yang memiliki izin.
Baca juga: Sopir Angkot Desak Dishub Flores Timur Tertibkan Bus di Terminal Bayangan
"Kita sudah cross cek soal ijin kapal penadah ikan yang katanya kewenangan provinsi. Sementara perahu kecil milik nelayan Flotim yang jumlahnya ratusan, tidak memiliki ijin. Ini mematikan nelayan kita. Solusinya, perahu penadah harus prioritaskan nelayan lokal. Nelayan luar Flotim, tidak boleh tangkap ikan di laut kita karena mematikan kehidupan nelayan lokal," katanya.
Menurut dia, DPRD secara lembaga sudah merekomendasikan DKP agar segera berkoordinasi dengan Polres dan Kodim 1624 Flotim, untuk melakukan patroli rutin di wilayah perairan Flores Timur.
"DKP punya dua perahu patroli, harus rutin patroli. Tindak tegas nelayan luar yang tangkap ikan di perairan kita. Kalau dibiarkan, jangan sampai nelayan kita nekat melakukan aksi di luar pemikiran kita. Sebelumnya, perahu penadah ini berlabuh di perairan Sagu. Karena diusir, mereka pindah ke Solor Selatan. Namun diusir lagi dan sekarang mereka pindah ke pulau Konga dan Nurabela. Malah di Nurabele ada 274 perahu yang bukan milik nelayan Flotim," tandasnya.