Berita Flores Timur

Proyek Talud Rp 2,5 Milar Ambruk, Kado Terburuk Warga Gekeng Dereng

Proyek talud senilai Rp 2,5 milir tahun 2021 di Desa Gekeng Dereng, Kecamatan Tanjung Bunga,Flotim telah ambruk setelah beberapa bulan di-PHO.

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/AMAR OLA KEDA
Masyarakat Desa Gekeng Deran mengikuti RDP dengan anggota DPRD Flotim, Kamis 6 Januari 2022. 

Laporan Reporter TRIBUN FLORES.COM, Amar Ola Keda

TRIBUN FLORES.COM,LARANTUKA-Proyek talud di Desa Gekeng Deran, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur (Flotim menelan anggaran Rp 2.552.083.000 baru dilakukan PHO beberapa bulan lalu telah ambruk. Proyek yang anggarannya bersumber dari hibah BNPB tahun 2020 ini dinilai gagal konstruksi.

Kepala Desa Gekeng Deran, Fidelis Notan Tukan dan BPD Gekeng Deran, Petrus Sina Tukan mengungkapkan itu Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD Flores Timur, Kamis 6 Januari 2022.

"Kami berterimakasih karena DPRD sudah anggarkan untuk pembangunan talud di desa kami. Tapi ternyata baru selesai dikerjakan langsung rusak. Ini gagal konstruksi. Kami minta DPRD untuk mendesak kontraktor kerja ulang," ujar Petrus Sina Tukan.

Adrianus Sintu Kelen mengatakan proyek talud di BPBD Flotim merupakan kado terburuk di akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022. Ia meminta DPRD untuk mengeluarkan rekomendasi kepada aparat penegak hukum (APH) mengusut tuntas dugaan penyelewengan anggaran proyek tersebut.

Baca juga: Peluru Nyasar Tembus Atap Rumah Warga di Flores Timur

Sebelumnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BPBD Flotim, Laurensius Sogen yang dikonfirmasi, Rabu 29 Desember 2021 membenarkan adanya kerusakan talud Gekeng Deran. Menurut dia, proyek itu dikerjakan pada tahun anggaran 2021 dengan kontraktor pelaksananya, PT. Entete Jaya Konstruksi dan konsultan pengawas, PT. Sabana.

"Sumber anggarannya dari hibah BNPB tahun 2020, tapi fisiknya dikerjakan tahun 2021. Nilai kontraknya Rp.2,5 Miliar dari pagu HPS Rp.2,7 miliar," ujarnya.

Menurut dia, proyek talud dengan panjang 160 meter itu sudah di-PHO pada 20 Juli 2021 dan saat ini masih dalam masa pemeliharaan.

"Saya sebagai PPK bersama tim konsultan pengawas, konsultan perencana, ketua tim teknis dan kontraktor pelaksana sudah ke lokasi dan benar ada kerusakan," katanya.

Baca juga: Kambing Ikut Protes Pembatalan Pelantikan Kepala Desa di Flores Timur

Ia mengatakan kerusakan talud itu diakibatkan banjir yang membawa serta material pada 24 Desember malam. Karena masa pemeliharaannya berakhir pada 16 Januari 2021, pihaknya sudah berkonsultasi dengan kontraktor pelaksana untuk siap bertanggungjawab melakukan perbaikan.

"Dari hasil konfirmasi kami dengan masyarakat disana, kerusakan itu karena banjir yang membawa serta material batu. Secara kontrak, proyek ini masih dalam tanggungjawab kontraktor pelaksana dengan nilai pemeliharaannya 5 persen dari pagu. Dan, pelaksananya siap bertanggungjawab melakukan perbaikan," jelasnya.

Ia menambahkan, dilihat dari kondisi lapangan, pihaknya merekomendasikan untuk dilakukan penanganan darurat dengan metode normalisasi sehingga tidak menganggu konstruksi lain.

"Kita arahkan air banjir ke kali sehingga tidak ganggu konstruksi lain, apalagi intensitas hujan masih tinggi saat ini. Tapi pembicaraan kami siap normalisasi belum final," tandasnya.

Berita Flores Timur lainnya

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved