Berita Maumere

Anggota DPRD Sikka, Philip Fransiskus Beberkan Kronologi Keributan di Ruang Kula Babong

Ketua Fraksi PAN DPRD Kabupaten Sikka ini menerangkan yang memprovokasi situasi itu bukan anggota DPRD Sikka tapi Bupati Sikka.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/GG
BERIKAN KETERANGAN - Ketua Fraksi PAN DPRD Kabupaten Sikka, Philip Fransiskus saat berikan penjelasan di DPRD Sikka, Jumat 18 Februari 2022. 

Bupati Roby Idong menjelaskan bahwa dirinya sudah mengamati berulang kali melihat dinamika yang tidak pantas di DPRD Sikka.

"Dan ini saya sudah mengamati berkali-kali. Tidak sopan, tidak etis, terhadap pimpinan, juga ada Forkompinda disitu. Kita mempertontonkan sesuatu yang buruk, sehingga saya marah. Saya bilang, engkau tiap kali sidang buat sesuatu yang tidak pantas. Ya kalau berani David (ketua DPRD Sikka Red-) siap duel sama engkau, saya pastikan selesai masalah. Ajak duel tadi, tapi dia tidak berani juga. Duel diantara dia (Yosef Nong Soni) dengan David. Dan David juga sudah siap,"ujarnya.

Ia sangat menyanyangkan kejadian tersebut. Seharusnya anggota DPRD tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.

"Kenapa tiap kali, sidang berkata-kata yang tidak pantas. Itu memalukan. Kewibawaan daerah juga ada, kita sidang omong yang baik-baiklah. Kenapa suara yang begitu keras sampai speaker-speaker mau pecah, suara besar itu tidak ada manfaat. Isi pembicaraan itu yang diperlukan, bukan teriak-teriak, kalau mau teriak-teriak rasa geram itu ya, berantam saja supaya engkau puas, kenapa tidak omong baik-baik. Saya hanya omong itu saja, setelah itu ya saya keluar dan ini diluar sidang,"ujarnya.


"Saya keluar mereka kejar saya, kejar, kejar Philips kayak tantang begitu, kenapa mau duel? Loh kita ini urusan David dengan Soni (Yosef Nong Soni) kenapa mereka mau provokasi -provokasi lagi. Saya tidak ada urusan dengan Us Bapa. Dan Soni punya perilaku ini berulang-ulang terhadap ketua DPRD Kabupaten Sikka. Entah dia dari partai manapun, kita harus hormati. Ada tata cara dan etika dalam persidangan. Ini kesalahpahaman. Itu diluar sidang. Iya kita sebagai kepala daerah, ada teman-teman Forkopimda itu lari keluar semua karena mereka rasa tidak pantas seperti anak kecil, malulah kita sebagai kepala daerah,"sambung dia.

Respon Philips

Sementara itu, Philips Fransiskus menjelaskan bahwa kalimat yang dilontarkan bupati Sikka tidak etis dan dirinya meminta untuk klarifikasi.

"Itu DPRD selalu begitu, kayak anak-anak, mulut besar, menang ribut baru saya yang disalahkan. Eh saya kaget, siapa yang omong, saya balik ternyata bupati. Saya ikut dia keluar. Saya bilang, pa Bupati kenapa omong begitu, dia bilang, eh pa Philip kamu mau lawan saya, mari sudah, sambil kepalkan tangan, dihadapan semua. Saya bilang, pa bupati tunggu, saya panggil teman-teman,"ujarnya.

Ia menyebutkan ia mengikut Bupati dari belakang itu untuk meminta klarifikasi bupati terkait pernyatan yang menyebutkan DPRD sama seperti anak kecil menyelesaikan masalah dengan ribut.

"Saya beritahu dia bahwa ini dinamika di internal kami. Ini pribadi lepas pribadi. Yang saya tidak puas, ini adalah lembaga DPRD dan kalau menilai saya kira tidak tepat. Momen tadi itu tidak katakan kami kanak-kanak. Bahwa dinamika itu adalah wajar, karena berebutan AKD itu ada dinamika, saya ikut sampai dimobil, yang lebih kaget lagi reaksi dia lebih heboh lagi,sampai dia kepalkan tangan,"ujarnya.

Sementara itu, Us Bapa menjelaskan hari ini DPRD Sikka menggelar rapat paripurna yaitu penetapan AKD DPRD Sikka. Karena tata tertib DPRD, setiap dua setengah tahun itu AKD DPRD dapat di ganti atau diubah sesuai usulan dari fraksi-fraksi.

"Saya kira dinamika di DPRD ini selalu biasa antara pimpinan DPRD dan anggota termasuk saat rapat tadi. Ada yang interupsi, ada yang celah. itu pimpinan dan kami dua wakil itu kami harus melayani dan itu lazim dan terbiasa di ruan Kula Babong. Tadi memang agak beda saya lihat. Kami bertiga pimpinan bersama Bupati dan wakil bupati. Pada saat ada interupsi dari Fraksi PDIP Perjuangan, menyampaikan waktu, dua setengah tahun ini, bahwa ketua sudah menjelaskan, bahwa kita sudah sepakati di Banmus, dihitung sesuai dengan bulan, tepatnya bulan Februari 2022 ini sudah genap dua stengah tahun, kita melakukan roling AKD DPRD dan itu ditegaskan lagi oleh pa Philips, sesuai dengan mekanisme yang telah disepakati itu, saya kira lazim. Semerta-merta Bupati yang disamping ketua DPRD ini bereaksi, reaksi itu saya lihat, karena samping saya. Lawan-lawan, saya bilang lawan apa, kami disini kan biasa begini antar pimpinan dan anggota, tapi saya sampaikan kepada pa ketua, pa ketua ini keputusan kita bersama dan lanjutkan,"ujarnya.

Ia mengaku kaget karena Bupati ikut-ikutan bereaksi. Sementara reaksi dari anggota DPRD biasa.

"Reaksi dari pa Soni suara besar, pa Soni sudah biasa, tapi kok seperti dia kompor-komporin, lawan-lawan saja dan dia juga berdiri, dia berdiri disamping anggota, seperti jagoan, dia berdiri,ah bupati kok ikut campur yang begitu,"ujarnya.

"Lawan kita DPRD masa kalah, kita masa takut dengan bupati, maka saya teriak bupati, bupati ada apa, berani apa dia, kita kalau biasa, berani ya kita berani,"ujarnya. (Ris).

Berita Maumere Lainnya

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved