Berita Maumere

Surat Gembala Uskup Maumere, Menuju Komunitas Perjuangan, Merawat Kehidupan

Rekan-rekan Imam, Biawaran/wati, Ibu, Bapak, Saudara, Saudari, Umat Allah sekalian yang saya kasihi.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/HO-ISTANA KEUSKUPAN MAUMERE
Uskup Maumere, Edwaldus Martinus Sedu 

TRIBUNFLORES.COM - Berikut ini adalah surat gembala Uskup Maumere, Mgr.Edwaldus Martinus Sedu.

Menuju Komunitas Perjuangan, Merawat Kehidupan.

Menyongsong Prapaskah dan Sinode Kedua Keuskupan Maumere 2022.

Rekan-rekan Imam, Biawaran/wati, Ibu, Bapak, Saudara, Saudari, Umat Allah sekalian yang saya kasihi.

Melalui Sinode Pertama Kesukupan kita tahun 2013, dengan tema “Jadilah Saksi Kristus,” dan kini dalam mempersiapkan Sinode Kedua, kita “berjalan bersama-sama” dan berpartisipasi membangun Komunitas-Komunitas Basis Gerejawi sebagai Komunitas Perjuangan.

Baca juga: Surat Gembala Puasa 2022 Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang

 

Dengan membangun Komunitas Perjuangan, fokus pastoral kita adalah hidup, martabat, dan hak-hak, serta perjuangan manusia sesudah lahir; dan tidak melulu berurusan dengan hidup manusia sesudah kematian.


Lebih dari itu, kita sedang dihadapkan pada krisis ekologis yang menyata misalnya dalam perubahan iklim yang ekstrim, punahnya keanekaragaman hayati, tercemarnya lingkungan, udara, dan air.

Karenanya, kita tidak hanya berikhtiar membangun komunitas manusia saja. Kita juga harus membangun komunitas kehidupan yang mencakup manusia dan bumi yang menjadi rumah untuk kehidupan bagi manusia dan segala makhluk ciptaan Tuhan lainnya.

Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Tuhan Selalu Menepati JanjiNya

1. DUC IN ALTUM

Rekan-rekan Imam, Biawaran/wati, Ibu, Bapak, Saudara, Saudari, Umat Allah sekalian yang saya kasihi.

Pada tahun 2013, kita mengadakan Sinode Pertama Keuskupan kita. Sesudah menjalankan hasil Sinode selama 8 tahun, pada tahun ini kita mengadakan Sinode Kedua. Motto yang saya pilih untuk melaksanakan tugas kegembalaan atau kepemimpinan di keuskupan ini ialah “Duc in Altum” yang berarti “Bertolaklah ke Tempat yang Dalam,” (Luk 5:4). Motto ini menjadi tema dari Sinode Kedua keuskupan kita.

Apa arti motto, “Bertolak ke Tempat yang Dalam,” tersebut dalam rangka pelaksanaan Sinode Kedua Keuskupan kita? Pendahulu saya, Mgr. Kherubim Pareira, SVD telah meletakkan dasar-dasar kebijakan pastoral yang baik untuk keuskupan ini.

Karenanya, kita tidak memulai pengembangan kebijakan dan rencana pastoral di keuskupan ini dari nol. Dalam konteks dan tantangan pastoral yang terus berubah, keuskupan ini mesti terus “bertolak ke tempat yang lebih dalam.” Kita memperkuat apa yang sudah baik.

Mengakomodir apa yang masih tercecer. Bersama-sama, kita mengakui serta memperbaiki apa yang masih kurang.

Betolak ke tempat yang dalam adalah perintah dari Yesus sendiri. Perintah ini ada dalam perikop Injil Lukas 5: 1-11, yang berjudul “Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia”.
Konteks perikop tersebut adalah Yesus sedang mengajar firman Allah kepada orang banyak di tepi danau Genesaret.

Yesus meminta Simon Petrus yang sudah bekerja sepanjang malam dengan kemampuan mereka sendiri tetapi tidak mendapatkan apa-apa, untuk menebarkan jala. Simon Petrus taat pada perintah Yesus. Dan ketaatan itu mendatangkan buah. Mereka menangkap ikan dalam jumlah banyak; dua perahu penuh dengan ikan.

Melampui penangkapan ikan dalam jumlah banyak, Simon Petrus mengenal Yesus dan mengenal dirinya sendiri. “Tuhan, pergilah dariku karena aku adalah orang berdosa, “katanya. Akhirnya, Simon Petrus yang mengenal Yesus dan mengenal dirinya mendapat tugas dari Yesus menjadi penjala manusia.

“Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjadi penjala manusia,” (Luk 5: 10). Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan anak-anak Zebedeus meninggalkan segala sesuatu lalu mengikuti Yesus.

Dalam rangka menjalankan sinode dengan visi Keuskupan Maumere yang beriman, sejahtera, solider, dan membebaskan dalam terang Sabda Allah, berdasarkan perikop Injil di atas, beberapa hal berikut ini dapat kita garis bawahi.

Inisiatif dan penugasan untuk menjadi utusan berasal dari Yesus.
 Pengalaman perjumpaan pribadi dengan Yesus menjadi suatu keniscayaan. Yang dituntut dari murid-murid adalah ketaatan dan pertobatan terus-menerus.

Dan Yesus sendiri yang menyertai orang-orang yang diutus-Nya. Dalam dan bersama Dia ada jaminan akan hasil yang melimpah dalam menjalankan tugas perutusan.

2. SINODE KEDUA KEUSKUPAN MAUMERE

Rekan-rekan Imam, Biawaran/wati, Ibu, Bapak, Saudara, Saudari, Umat Allah sekalian yang saya kasihi.
Kita mengadakan Sinode Kedua Keuskupan Maumere pada saat pelaksanaan Sinode Para Uskup, 2021-2023, dengan tema “Menuju Gereja Sinodal: Persekutuan (Komunio), Partisipasi 5 |Surat Gembala Uskup Masa Pra Paskah 2022

(Keterlibatan), dan Misi (Perutusan)”. Tentu saja, sebagai suatu sinode itu sendiri, apa yang ditekankan oleh Paus Fransiskus dalam Sinode para uskup yaitu persekutuan, partisipasi, dan misi mesti mendapat perhatian khusus dalam sinode keuskupan kita.

Harus dikatakan dengan jelas bahwa tidak ada persekutuan, partisipasi, dan perutusan yang sejati tanpa keterbukaan kepada Roh Kudus. Roh Kuduslah yang melahirkan Gereja dan membentuk persekutuan dari anggota-anggota Gereja dengan karunia yang berbeda-beda.

Roh memberi daya hidup dan daya juang bagi kita untuk ambil bagian dalam hidup menggereja dan terlibat di tengah dunia (bdk. Kis 2: 1-13). Roh menjadi saksi utama tentang Yesus. “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku,” Yoh 15: 26).

Baca juga: Renungan Katolik Hari Ini, Membagi Kekayaan dengan Orang Miskin akan Memperoleh Harta di Surga

Karena itu, keterbukaan kepada Roh Kudus menjadi satu keharusan dalam melaksanakan sinode. Tanpa keterbukaan hati dan doa, kita tidak dapat memahami bisikan Roh Kudus. Untuk itu, saya mendorong dan mendoakan agar ketika kita melakukan evaluasi rencana strategis keuskupan periode sebelumnya, membicarakan tentang situasi pastoral di keuskupan ini, mendengarkan rencana Allah sendiri dalam situasi konkret yang kita hadapi, dan menetapkan tanggapan-6 |Surat Gembala Uskup Masa Pra Paskah 2022

tanggapan pastoral untuk periode berikutnya, budi dan hati kita senantiasa terbuka kepada Roh Tuhan, bukan kepada kepentingan pribadi atau kelompok kita sendiri.

Hal pertama yang ditekankan oleh Paus Fransiskus adalah komunio. Allah Tritunggal adalah asal mula, contoh, serta pemenuhan setiap persekutuan manusia.

Manusia dipanggil ke dalam persekutuan dengan saudara-saudarinya sendiri dan dengan Allah Tritunggal. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa dan tercerai-berai, Allah mengutus Yesus Kritus putra-Nya yang tunggal untuk menebus dan menyatukan kembali manusia dengan diri-Nya. “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Engkau, dan Engkau di dalam Aku,” (Yoh 17: 21) demikianlah doa Yesus tentang komunio tersebut.

Yesus yang mewahyukan bahwa Allah adalah kasih menetapkan kasih sebagai dasar dari relasi dalam komunio manusia. “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi,” (Yoh 13: 34).

Komunio yang didasarkan pada kasih tidak pernah berarti penyeragaman, tetapi selalu memberi ruang kepada keunikan dari anggota-anggotanya. Gereja sebagai suatu komunio ada untuk suatu perutusan. Karena itu, dalam curah pendapat dan diskusi-diskusi selama menjalankan sinode, semoga kita dengan matang, dewasa, dan jujur siap untuk mendengarkan satu sama lain serta menghargai perbedaan pendapat.

Dalam melaksanakan sinode tersebut, pastikan bahwa di balik keunikan dan perbedaan, hati dan budi kita terbuka kepada suara Roh Allah yang senantiasa menuntun kita untuk membangun keuskupan kita secara lebih baik demi keselamatan umat, kebaikan masyarakat pada umumnuya, dan keberlangsungan lingkungan alam di mana kita berada.

Hal kedua yang digaris bawahi oleh Paus Fransiskus adalah Partisipasi. Dua prinsip dapat kita kemukakan di sini. Pertama, tiap orang adalah bagian dari Gereja dan karena itu ada keharusan untuk bertanggungjawab bagi hidup dan perutusan Gereja.

Kendati kecil sekalipun, tiap orang mempunyai sesuatu yang dia terima dari Tuhan yang dapat disumbangkan untuk Gereja dan kebaikan bersama. Kedua, partisipasi yang sejati mengandaikan adanya kesetaraan tiap pribadi, adanya relasi manusiawi yang sehat dan matang yang mecakup penghargaan, cinta, dan rasa hormat kepada yang lain. Jadi, partisipasi yang sejati tidak memberi ruang kepada relasi kekuasaan yang subordinatif.

Gereja yang klerikal, misalnya, pasti menutup atau sekurang-kurangnya mempersempit ruang partisipasi umat. Karena itu, untuk para
pemimpin Gereja; para klerus (tertahbis), anggota hidup bakti (religius dan sekular) maupun awam, saya mendorong untuk selalu bekerja sama dan berbagi tanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugas kerasulan.

Dalam Sinode Pertama, kita sudah mendorong dan membuka ruang untuk partisipasi umat dalam menetapkan arah dasar dan kegiatan-kegiatan pastoral di keuskupan ini. Melalui katekese dan diskusi-diskusi mulai dari tingkat Komunitas Basis Gerejawi umat aktif terlibat membicarakan masalah-masalah yang dihadapi oleh keuskupan ini dan bersama-sama mencari jalan keluarnya.

Proses serupa akan kita lanjutkan dalam Sinode Kedua Keuskupan kita. Untuk itu, saya mengundang tiap umat untuk terlibat aktif membagikan kepada yang lain apa yang Tuhan sendiri berikan kepada anda dalam persiapan dan pelaksanaan sinode kedua.

Berkaitan dengan Sinode Para Uskup, hal ketiga yang ditekankan oleh Paus Fransiskus adalah misi (perutusan). Hal ini sudah kita bicarakan dalam Sinode Pertama keuskupan ini dengan tema, “Jadilah Saksi Kristus.” Kami menekankan secara khusus tiga hal berikut ini yang pendahulu kami, Mgr. Kherubim Pareira, SVD jelaskan dalam Surat Gembala untuk Sinode Pertama.

Pertama, Kesaksian Roh Kudus dan kesaksian kita. Gereja dipanggil untuk memberikan kesaksian. Tidak atau lalai menjalankan tugas kesaksian berarti Gereja kehilangan identitasnya.

Tapi, hendaklah selalu disadari bahwa Roh Kudus adalah pelaku utama dalam kesaksian. Karena, “tidak ada seorang pun mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan, selain oleh Roh Kudus,” (1 Kor 12: 3).

Kedua, Pengalaman akan Yesus sebagai suatu keharusan. Seperti yang dialami oleh murid-murid Yesus sendiri, pengalaman perjumpaan pribadi dengan Yesus menjadi dasar dari kesaksian tentang Dia. Pengalaman tersebut bersifat transformatif. Artinya, pengalaman yang membuat seseorang bertobat secara terus-menerus; siap sedia memberi kesaksian tentang Yesus; dan siap memikul salib sebagai konsekuensinya.

Ketiga, pembebasan sebagai inti pewartaan Yesus. Kerajaan Allah adalah pokok pewartaan Yesus. Yesus menyampaikan maklumat misinya dalam Luk 4: 18-19, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan khabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Tentu saja, dalam konteks masyarakat yang miskin, diperlakukan secara tidak adil, terpinggirkan, dan terjadinya perusakan alam, perutusan untuk pembebasan adalah suatu yang aktual dan urgen untuk kita laksakan di keuskupan ini.

Tema-tema sinodal tersebut kita refleksikan dan diskusikan dalam Katekese Prapaskah tahun ini. Kami mengajak semua umat untuk terlibat dalam katekese-katekese yang dijalankan di Komunitas - Komunitas Basis Gerejawi kita.

Rekan-rekan Imam, Biawaran/wati, Ibu, Bapak, Saudara, Saudari, Umat Allah sekalian yang saya kasihi.

Pada tahun 2015, Paus Fransiskus mempublikasikan Ensiklik Laudato Si. Ini adalah suatu ensiklik yang berfokus pada pemeliharaan bumi, sebagai rumah bagi semua makhluk ciptaan. Paus mendorong adanya pertobatan ekologis dan melakukan aksi global untuk memelihara dan menyelamatkan bumi.

“Tujuannya bukan untuk mengumpulkan informasi atau untuk memuaskan rasa ingin tahu kita, tetapi lebih untuk menerima kesadaran yang menyakitkan akan apa yang sedang terjadi pada dunia, dan berani mengubahnya menjadi 11 |Surat Gembala Uskup Masa Pra Paskah 2022

penderitaan kita sendiri; dan dengan demikian menemukan sumbangsih apa yang dapat kita berikan masing-masing,” (Laudato Si, No. 19).
Untuk itu, pada Pesta St. Fransiskus dari Asisi 4 Oktober 2021, telah dicanangkan 7 tahun Rencana Aksi Laudato Si.

Ini adalah gerakan global (Gerakan bersama di seluruh dunia). Tujuan gerakan ini adalah untuk menciptakan dunia lebih inklusif, bersaudara, damai, dan berkelanjutan. Tema rencana aksi tiap tahun secara berurutan ialah:
1. Menanggapi tangisan bumi;
2. Menanggapi seruan orang miskin;
3. Ekonomi yang ekologis;
4. Adopsi cara hidup ekologis;
5. Pendidikan ekologis;
6. Kerohanian ekologis;
7. Keterlibatan komunitas dan aksi-aksi partisipatoris.

Karena melibatkan diri dalam upaya-upaya pemeliharaan dan pelestarian bumi bukanlah pilihan tetapi suatu kewajiban, maka kita di keuskupan Maumere mewajibkan diri kita untuk mengambil tanggung jawab pastoral untuk terlibat secara konkret dalam Rencana Kerja Laudato Si tersebut. Kita terlibat melalui doa dan liturgi, edukasi / pendidikan, kampanye, dan aksi-aksi konkret.

Kita juga terlibat dalam upaya-upaya advokasi untuk memelihara dan menyelamatkan lingkungan. Mulai tahun ini, selama tujuh tahun ke depan, komisi-komisi keuskupan kita akan menyiapkan bahan katekese Prapaskah tahunan sesuai tema-tema Rencana Aksi Laudato Si yang telah ditetapkan untuk membantu umat merencanakan dan menjalankan program kerja Laudato Si tersebut.
*
Akhirnya, marilah kita semua memohon bimbingan dan terang dari Roh Kudus sendiri agar Sinode Kedua Keuskupan Maumere sungguh menjadi kesempatan untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam; darinya kita mengenal kehendak Allah dalam situasi konkret yang kita hadapi dan memberikan tangapan-tanggapan pastoral yang tepat. Semoga kita terlibat aktif membangun Komunitas-Komunitas Basis Gerejawi sebagai Komunitas Perjuangan.

Dan juga, bertanggungjawab dalam merawat dan memelihara bumi yang adalah rumah kita bersama.

Maumere, 22 Februari, 2022

Uskup Maumere, Edwaldus Martinus Sedu

Berita Maumere Lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved