Berita Maumere
Cerita Mia Jual Pasir dan Kerikil di Sikka, Kadang Tidak Ada Penghasilan
Saat ini Mia tinggal sendiri dengan kedua anaknya, dan tantenya yang sakit sakitan bernama Na'a.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES. COM, Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Seorang janda, Mia (47), belasan tahun ditinggal suami berjuang sendiri sekolahkan anak-anaknya dengan jualan pasir dan kerikil di kompleks belakang Mahardika, Kelurahan Madawat, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Rabu 9 Maret 2022.
Tak ada kata mustahil untuk berjuang mempertahankan hidup, kerja apapun bisa intinya halal, demikian Kata Mia (47) kepadaTribunFlores. Com saat ditemui di tempatnya berjualan.
Pantauan TribunFlores.com, perempuan yang akrab disapa Mama Mia, sejak subuh sudah berada di lokasi tempat ia berjualan pasir dan kerikil, bermodalkan sekop untuk mengangkut pasir, dan Palu untuk memecahkan kerikil.
Baca juga: Kepala SMP di Maumere Ini Bagikan Kiat Belajar Daring pada Masa Pandemi
"Tiap hari nong (sapaan bahasa daerah Sikka untuk laki-laki), mama di sini, jual pasir, sudah belasan tahun, semenjak saya ikut bapak kecil mereka jualan di Sini hingga kini saya masih di sini," ungkapnya.
Saat ini Mia tinggal sendiri dengan kedua anaknya, dan tantenya yang sakit sakitan bernama Na'a.
Mia mengungkapkan berjualan pasir dan kerikil keuntungannya tergantung nasib.
"Kadang untung, satu hari bisa sampai Rp.100.000 atau Rp. 200 000, hanya kadang 1 minggu baru dapat Rp. 200.000 atau Rp. 300.000 tapi saat covid ini susah kadang pulang tanpa bawa uang," kata Mia.
Adapun ia sudah lama ditinggal suami sejak saat itu ia berjuang sendiri hingga kini.
Baca juga: Operasi Turangga Polres Ngada; Tertibkan Pelanggar Prokes dan Bawa Odol
" Saya punya suami sudah meninggalkan kami pergi nikah dengan orang lain sejak tahun 2013 lalu, sejak saat itu saya berjuang sendiri sekolahkan kedua anak saya, satunya sudah tamat SMA, sekarang lagi cari kerja satunya masih SD, " ujar Mia.
Terkait dengan pasir dan kerikil yang dijual, Mia mengungkapkan selama ini ia membeli pasir di Kecamatan Waigete.

"Saya beli pasir di Waigete, per Truk itu Rp. 400.000 hingga Rp. 500.000, sampai sini baru dipisahkan kerikil dan pasirnya, meskipun begitu, kadang sampai 1 bulan baru habis terjual, " tutur Mia.
Mia juga mengatakan bantuan dari pemerintah pusat sudah pernah diterima berupa pembangunan 1 unit rumah, Mia terima sekitar 2 tahun lalu dan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sikka berupa 1 Karung beras diterima Mia di kantor Kelurahan Madawat berapa tahun lalu.
Keseharian Mia tergolong susah, demikian ia menceritakan, kadang beras atau makanan tidak ada, uang sekolah anak-anak kadang juga telat dibayar, untung saja kadang nasib baik sehingga uang anak sekolah bisa teratasi.
Baca juga: Polres Mabar Limpah Berkas Perkara Tahap Satu Kasus Nakoba