Berita NTT
Pulau Flores Berpotensi Gempa Bumi dan Tsunami, Sikka Dapat Peringatan Detail
BMKG menyatakan wilayah Pulau Flores berpotensi terjadi gempa dan tsunami.Namun Kabupaten Sikka dengan riwayat kegempaan mendapat peringatan detail.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Irfan Hoi
TRIBUNFLORES.COM, KUPANG-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut wilayah Flores bisa terjadi gempa dengan potensi terjadi tsunami. Peningkatan kegempaan disebut menjadi acuan BMKG mengeluarkan informasi itu.
Kabupaten Sikka dengan riwayat kegempaan menjadi daerah yang diperingatkan lebih detail oleh BMKG.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, telah menyampaikan informasi demikian ke pemerintah daerah setempat. Pada sejarah kegempaan di Sikka memang diawali dengan goyangan sebelum tsunami menghantam wilayah itu. Jalur evakuasi dan kesiapan masyarakat, harus terus dilatih dan diingatkan.
Dwikorita menjelaskan, sejak tanggal 14 Desember 2021 terjadi peningkatan aktivitas kegempaan. Garis patahan membentang hingga ke utara Pulau Flores.
"Patahan terletak di sebelah utara Laut Flores," katanya, Rabu 16 Maret 2022 di Kupang.
Baca juga: Anak Usia 6-12 Tahun di Flotim Dapat Vaksinasi dari Binda NTT
Patahan ini menurutnya selama ini aktif dan dirasakan oleh orang atau tidak dirasakan. Pada status gempa terakhir 14 Desember 2021 itu juga, BMKG mendeteksi adanya patahan baru yang akan berpotensi meningkatkan kegempaan.
Patahan baru itu dikatakan lepas dan memicu peningkatan kegempaan. Hasil kajian, yang telah terjadi pada 14 Desember 2021, energi patahan baru itu lepas ke arah barat laut yaitu ke arah Pulau Selayar sehingga gempa waktu itu lebih berdampak di wilayah tersebut.
Energi yang tersisa, kata Dwikorita, akan lepas ke arah selatan tenggara atau ke arah NTT. Namun demikian, ia meminta agar tidak perlu dicemaskan tetapi kesiapan harus disiapkan.
"Karena itu kami undang BPBD, dari Danrem, SAR. Potensi kegempaan ke arah NTT ini perlu disiapkan," ujarnya.
Baca juga: NTT Dapat 2 Unit Kapal Wisata
Selain itu, Dwikorita juga mengingatkan adanya potensi tsunami. Sumber gempa disebut berada di dasar laut apabila kekuatan gempa sangat besar.
"Kalau dulu teorinya 7 MG lebih baru terjadi tsunami," sebutnya
Pada perkembangan fenomena alam yang terjadi, kepala BMKG menyebut tsunami bisa berpotensi terjadi dan tidak terjadi patah naik, namun menimbulkan longsor bawa laut seperti yang terjadi di Palu, Sulawesi Utara.
Dia mengaku, tsunami di Palu harusnya tidak terjadi karena gempa dalam skala kecil. Untuk itu, Dwikorita berharap adanya kewaspadaan selain gempa, tsunami pun wajib diwaspadai.
Baca juga: Penjabat Bupati Flores Timur dan Lembata Sudah Diusul Pemprov NTT Ke Mendagri
Kabupaten Sikka dengan riwayat kegempaan, menjadi daerah yang diperingatkan lebih detail oleh BMKG. Dwikorita mengaku, pihaknya telah menyampaikan informasi demikian ke pemerintah daerah setempat.
Pada sejarah kegempaan di Sikka memang diawali dengan goyangan sebelum tsunami menghantam wilayah itu. Jalur evakuasi dan kesiapan masyarakat, harus terus dilatih dan diingatkan.