Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Hari Ini, Kehidupan Kekal Berarti Hidup Bersama Tuhan untuk Selamanya
Kematian menurut Yesus Kristus adalah hidup sesudah kematian tubuh. Hidup tanpa sumber kehidupan itu sendiri.
Beberapa hari terakhir ini, kita mendengar lewat Injil bahwa Yesus Kristus dan para pemuka agama Yahudi selalu bertentangan. Masing-masing mempertahankan pendapatnya.
Apa yang dianggap benar oleh Yesus Kristus, tetap dianggap salah oleh orang Yahudi. Orang Yahudi tetap menganggap bahwa Yesus Kristus selalu menghujat Allah karena Ia menganggap dirinya Putera Allah dan setara dengan Allah. Karena itu mereka selalu berusaha mau menangkapNya.
Hari ini kita mendengar ada pertentangan menyangkut soal kematian dan soal status Yesus Kristus.
Yesus berkata: “Sesungguhnya, barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak mengalami maut untuk selama-lamanya.” (Yohanes 8:52) Pernyataan Yesus ini ditanggapi secara negatip oleh orang Yahudi.
Mereka menganggap bahwa Yesus sudah kerasukan setan. Mereka berkata: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan Setan. Sebab Abraham telah mati demikian juga para nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan alami maut sampai selama-lamanya.
Adakah Engkau lebih besar dari Abraham?” (Yohanes 8: 53)
Dari pernyataan ini bisa diketahui bahwa mereka tidak mengerti apa yang dimaksudkan Yesus dengan kematian.
Kematian menurut Yesus Kristus adalah hidup sesudah kematian tubuh. Hidup tanpa sumber kehidupan itu sendiri.
Itu berarti orang yang tidak percaya pada Yesus Kristus selama hidupnya di dunia ini, nanti sewaktu sesudah kematian tubuhnya, jiwanya akan alami kesengsaraan seumur hidup.
Jiwanya akan tinggal dalam kegelapan atau hidup tanpa Tuhan, sumber kehidupan; hidup tanpa Terang. Dia akan hidup bersama Setan dalam Neraka; alami kesengsaraan untuk selama-lamanya.
Kesengsaraan untuk selamanya bisa disamakan dengan kematian untuk selamanya. Sebaliknya kehidupan kekal berarti alami sukacita, bahagia untuk selamanya; hidup bersama sumber hidup.
Orang yang percaya kepada Kristus dan menjalankan perintahNya akan hidup bersama Kristus dalam kerajaan surga untuk selamanya.
Kedua kelompok ini sesungguhnya berpijak pada konsep yang berbeda.
Yesus berbicara soal hidup sesudah kematian tubuh; sementara orang Yahudi hanya berpikir soal kematian tubuh. Keduanya pertahankan pendapatnya tanpa saling mendengarkan.
Kalau saja ada ketebukaan untuk bertanya dan mencari tahu apa yang dimaksudkan dengan kematian, pasti salah paham bisa teratasi.
Soal kedua yang dipertentangkan adalah soal ke-Allah-an Yesus.
Yesus Kristus sudah ada sebelum Abraham dan para nabi. Orang Yahudi katakan: “Umur-Mu belum sampai 50 tahun dan Engkau telah melihat Abraham?” Dari pernyataan ini kita tahu bahwa mereka sesungguhnya tidak percaya bahwa Yesus Kristus adalah Mesias.
Mereka sungguh marah sesudah mendengar apa yang dikatakan Yesus: “Sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada” (Yohanes 8: 59). Mereka mengambil batu untuk melempari Dia, karena Ia menghujat Allah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/Pater-Fredy-JehadinSVD.jpg)