Berita Lembata
Puluhan Anak Penyu Dikembalikan ke Pantai Riangdua Lembata
Sahabat Penyu Loang dan Riangdua bersama warga melepasliarkan 87 anak penyu hijau (tukik) di Pantai Riangdua, Kecamatan Nubatukan, Lembata.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Sahabat Penyu Loang dan Riangdua bersama warga melepasliarkan sebanyak 87 anak penyu hijau (tukik) di Pantai Riangdua, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Selasa, 26 April 2022 petang.
Pelepasan anak penyu merupakan bagian dari upaya komunitas mengedukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian tukik dan penyu di Kabupaten Lembata. Puluhan tukik itu dilepasliarkan ke laut dari tempat penetasan semi alamiah yang dibuat komunitas di tepi pantai Riangdua.
Aktivis penyu di Lembata, Policarpus Bala menjelaskan penetasan telur secara semi alamiah dilakukan selama 40-60 hari. Disebut semi alamiah, karena komunitasnya sendiri yang mengumpulkan telur-telur tukik di sepanjang pantai Riangdua dan disimpan di tempat penetasan yang sudah disiapkan.
"Kalau alamiah telur-telur tukik menetas begitu saja di pantai dan itu rawan akan predator termasuk ulah manusia," kata Policarpus.
Baca juga: Anak Muda Berdikari Tujuh Maret Lembata Bentuk Taman Belajar Untuk Anak
Dengan penetasan telur penyu secara semi alamiah, komunitas sudah membantu 75 persen harapan hidup penyu di darat dari ancaman predator termasuk manusia. Sejauh ini, Sahabat Penyu Loang dan Riangdua sudah melepasliarkan sekitar 30 ribu tukik ke lautan.
Founder Sahabat Penyu Loang ini menyebutkan, sebelum pandemi Covid-19, tercatat beberapa mahasiswa melakukan penelitian tentang penyu di pesisir pantai Loang dan Riangdua. Ada mahasiswa dari universitas di Kupang, dari Jawa dan bahkan dari luar negeri.
Sahabat Penyu Loang sempat mendampingi mahasiswa atau peneliti dari negara Ceko dan University of California (UCLA) Amerika Serikat yang tertarik meneliti untuk kepentingan studi mereka tentang penyu di Lembata.
Menurutnya, lokasi pelestarian penyu yang dikelola komunitasnya itu memang sudah bisa dijadikan tempat penelitian. Dia bahkan memberi jaminan kepada universitas yang ada di NTT.
Baca juga: Simulasi Bencana di Lembata Menumbuhkan Kapasitas Keluarga Hadapi Bencana
Warga Lewoleba, Ita Bataona merasa senang bisa mengikuti kegiatan rutin pelepasan tukik ke lautan itu. Ia membawa dua orang anaknya Keys dan Mayu ikut dalam edukasi dan pelepasan tukik ke laut.
"Anak-anak saya senang karena bisa lihat dan tahu tukik itu seperti apa dan mereka tahu binatang itu harus dilestarikan," pungkasnya.