Berita Lembata
Ada Apa Pemda Lembata Bertemu Uskup, Raja Larantuka dan Bupati Flotim?
Tokoh masyarakat, pejabat eksekutif dan legislatif Kabupaten Lembata, Kamis 12 Mei 2022 bertolak ke Larantuka bertemu Uskup, Raja dan Bupati Flotim.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Tokoh masyarakat, para pejabat eksekutif dan DPRD Lembata, Kamis, 12 Mei 2022 berangkat ke Larantuka, Kabupaten Flores Timur untuk bertemu Uskup Larantuka, Raja Larantuka, Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur dan jajarannya serta pemangku adat di Kabupaten Flores Timur.
Kunjungan ke Larantuka bertujuan untuk pamit secara adat dan budaya Lamaholot bahwa Kabupaten Lembata menjadi daerah otonomi, berpisah dari Kabupaten induk, Flores Timur.
Sekda Lembata, Paskalis Ola Tapobali pada rapat badan musyawarah DPRD Lembata, yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Lembata, Frans Gewura, Senin, 9 Mei 2022 mengatakan, secara administrasi kepemerintahan, Lembata sudah berpisah dengan Flores Timur kurang lebih 22 tahun. Namun secara adat, budaya Lamaholot hal itu belum dilakukan.
Pada Jumat, 13 Mei 2022, rombongan pemerintah juga mengikuti perayaan ekaristi yang dipimpin sendiri Uskup Larantuka, Mgr Frans Kopong Kung, Pr.
Baca juga: Stasiun Baca Nusantara Dirikan Perpustakaan Digital untuk Murid SD Lembata
Pro dan Kontra
Ada perbedaan pendapat di kalangan Anggota DPRD Lembata mengenai hal ini yang terungkap dalam rapat badan musyawarah. Pro kontra ini dilatarbelakangi soal kesediaan dana untuk perjalanan dinas anggota DPRD Lembata untuk kegiatan tersebut.
Anggota DPRD Lembata dari Fraksi PKB, Gregorius Amo mengatakan tidak ada anggaran untuk kegiatan para pimpinan dan anggota DPRD Lembata berangkat ke Larantuka. Menurut dia, kalau anggaran tidak ada maka yang berangkat ke Larantuka biar eksekutif dan tokoh masyarakat saja.
Dari pengalaman selama ini, dia menandaskan, belum ada uang untuk melakukan perjalanan dinas, namun tetap biasanya perjalanan dinas tetap dilakukan menggunakan uang sendiri, setelah itu baru pihak Sekretariat DPRD Lembata membayarnya. Namun kata Gregorius Amo hal ini bisa dilakukan ketika pimpinan dan anggota dewan ada uang.
Baca juga: Peserta Jurnalistik Antusias Ikuti Kelas Cinema Literasi Lembata
“Kita sudah 22 tahun otonomi, baru sekarang kita melakukan kegiatan seperti ini, apa yang melatarbelakangi pemerintah sehingga kita melakukan seperti ini," urainya.