Berita Sikka
Cerita Sopir di Sikka Banting Setir Jualan Kaos Kaki, Rahmad: Bisa Beli Ikan & Sayur
Tak berselang lama, komentator lantas memberikan himbauan kepada suporter agar tetap menjaga keamanan sepanjang laga final.
Nakes Puskesmas Watubaing, Aprianus Wangga, menjelaskan, pemakaian kelambu harus diperhatikan.
Kelambu berinsektisida yang baru saja dikeluarkan dari bungkus, sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu di tempat teduh sampai baunya hilang (sehari semalam) sebelum dipasang.
Pemasangan kelambu juga harus diperhatikan. Pastikan mengikatkan keempat tali kelambu pada tiang tempat tidur atau pada paku di dinding.
Pada saat tidur dalam kelambu, seluruh ujung bawah kelambu dumasukkan ke bawah tempat tidur atau matras, sehingga tidak ada kemungkinan nyamuk masuk ke dalam kelambu.
Baca juga: Pemda Flotim Kaji Ulang SK Mutasi, Staf Lalai Diperiksa Inspektorat
Tidak hanya digunakan, warga pun perlu merawat kelambu dengan baik. Kelambu diperiksa secara teratur untuk mengetahui ada tidaknya lubang atau bagian yang robek untuk segera dijahit.
Selain itu, kelambu dicuci dengan cara dicelup-celupkan dengan air berlarutan deterjen, tidak boleh direndam. Setelah itu, kelambu dikeringkan dengan dijemur tanpa terkena sinar matahari.
"Harapan kami, kelambu anti nyamuk yang kami bagikan dapat membantu warga terhindar dari gigitan nyamuk malaria," ujarnya.
Panjat Tiang dan Pohon
Sementara itu, ribuan warga Kabupaten Sikka, NTT berhamburan dalam laga final turnamen voli Virgin Cup yang dihelat di Lapangan Lokan Plading Alexander Idong, Desa Nelle Urung, Kecamatan Nelle, Jumat, 10 Juni 2022 malam.
Ribuan warga itu bahkan memanjat beberapa pohon yang ada disekitar lapangan demi menyaksikan tim kesayangannya bertanding, sekaligus memberikan dukungan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Polisi Tangkap Oknum Mahasiswa Asal Papua di Ende, Beli Narkoba dari Spanyol
Riky Lehan (28), salah seorang warga dari Kecamatan Nita mengatakan, ribuan suporter itu sudah memadati lapangan sejak pukul 17.00 sore wita.
"Ini ada tiga pertandingan final. Yang pertama itu rebut juara tiga, laga kedua final voli Waria (transgender), dan partai terakhir rebut juara satu antar klub," katanya kepada wartawan.
Menurut dia, ribuan suporter bak semut yang berkeriap itu menandakan antusias dan kecintaan penonton terhadap turnamen olahraga bola voli. Disetiap kesempatan turnamen di Kota Maumere, lanjut dia, warga kota nyaris tidak alpa menyaksikan timnya berlaga.
"Saya merasa senang karena ramai. Ada yang naik pohon sampai atap rumah warga. Malam-malam kemarin juga ramai tapi malam ini paling ngeri sudah. Warga disini paling hobi nonton bola, entah voli atau bola kaki pasti mereka datang," ceritanya.
Maria Yustina (25), penonton lainnya memilih pulang lebih awal karena lapangan terlalu sempit, sementara jumlah suporter semakin berhamburan. Menurutnya, lapangan Lokan Plading Alexander belum cukup mampu menampung jumlah suporter saat laga final.