Berita Sikka
Workshop Pendampingan Penenun, Bupati Sikka Ajak Generasi Muda Lestarikan Budaya Tenun Ikat
Kegiatan ini dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan penenun. Bupati Sikka mendukung dalam hal menenun di Sikka.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ria Mangkung
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, menghadiri pembukaan workshop pengembangan dan pendampingan komunitas tenun ikat di Aula Bappelitbang Kabupaten Sikka, Selasa 21 Juni 2022.
Kegiatan pembukaan workshop pengembangan dan pendampingan komunitas tenun ikatan ini di hadiri 25 orang penenun dari Kabupaten Sikka.
Hadir juga Tim Pendopo dan Kawan Lama Foundation asal Jakarta Barat.
Informasi yang diperoleh TRIBUNFLORES.COM, menyebutkan ada 9 kelompok tenun ikat dalam kegiatan ini, diantaranya kelompok tenun ikat Remaja Flores Creative, Bliran Sina Watublapi, Nani House, Tati Nahing, Wegog, Akusikka, Unitas, LPK Chistine, dan Sentra Jata Kapa.
Baca juga: Buah dari Menenun, Anggota Kelompok Bliran Sina Watublapi di Sikka Sekolahkan Anak hingga Sarjana
Dari masing-masing kelompok tenun ikat tersebut di antaranya lima orang penun berasal dari kelompok tenun ikat Remaja Flores Creative, lima orang dari Nani House, lima orang dari Bliran, dua orang dari kelompok tenun ikat Tati Nahing, tiga orang dari kelompok Wegog, dan satu-satu orang sebagai perwakilan dari kelompok tenun ikat Akusikka, Unitas, LPK Chistine, dan Sentra Jata Kapa.
Fransiskus Roberto Diogo, menyampaikan dukungannya kepada Tim Pendopo dan Kawan Lama dalam hal ini bekerja sama dengan komunitas tenun ikat untuk mengembangkan budaya tenun ikat di Kabupaten Sikka.
Roberto memberikan pesan kepada komunitas tenun ikat agar terus melanjutkan dan terus melestarikan budaya dan terus mempromosikan tenun ikat hingga ke mancanegara.
"Jadi saya meminta agar semua komunitas tenun ikat di Sikka ini harus terus menjaga dan melestarikan budaya kita, khususnya tenun ikat ini,"ujar Roberto.
Ia juga berharap agar hal-hal positif seperti ini kedepannya terus berlanjut dan agar menghasilkan generasi muda yang terus melestarikan budaya tenun ikat.
"Hal-hal positif seperti ini kami pemerintah akan dukung dan saya harap agar kedepannya, kegiatan ini harus terus di lanjutkan kepada anak-anak muda, agar generasi muda terus melestarikan budaya tenun di Kabupaten Sikka," pungkasnya.
Baca juga: Mengenal Galery Shelly Tenun Maumere, Tempat Pemasaran Berbagai Jenis Tenun Ikat di Sikka
Sekolahkan Anak hingga Sarjana
Sebelumnya, Pendopo toko ritel modern penjual produk lokal di Jakarta mengadakan workshop pengembangan dan pendampingan komunitas tenun ikat di Aula Bappelitbang Kabupaten Sikka, Selasa 21 Juni 2022.
Workshop ini di hadiri dua puluh lima penenun dari sembilan kelompok tenun yang ada di Kabupaten Sikka.
Sembilan kelompok, tenun ikat ini, diantaranya Remaja Flores Creative, Bliran Sina Watublapi, Nani House, Tati Nahing, Wegog, Akusikka, Unitas, LPK Chistine, dan Sentra Jata Kapa.

Orimus Osias, anggota kelompok tenun ikat Bliran Sina Watublapi menyampaikan sudah dua tahun ini kelompok tenun ikat Bliran Sina Watublapi bekerja sama dengan toko Pendopo di Jakarta.
Sebagai penenun ia merasakan banyak perubahan dalam hal ini, ekonomi keluarga sangat terbantu.
Pria asal Watublapi ini menyampaikan dengan toko Pendopo mengambil hasil tenun yang ia kerjakan ia bisa menyekolahkan anaknya hingga sarjana.
"Saya merasakan betul kerja sama kelompok tenun kami dengan Pendopo ini saya secara pribadi merasakan banyak perubahan, terkhusus dalam hal keuangan sangat terbantu dan dengan tenun saja saya bisa sekolahkan anak-anak saya, sampai di bangku kuliah hingga ada yang sarjana,"ujar Orimus.
Ayah tiga anak ini berharap agar kerja sama antar kelompok tenun ikat Bliran Sina Watublapi ini terus berlanjut agar bisa membantu perekonomian warga di Kabupaten Sikka.
"Saya berharap kerja sama ini terus berlanjut agar masyarakat Kabupaten Sikka yang notabenenya sebagai penenun di sejahterakan,"ucapnya.
Pria berusia 41 tahun ini, menegaskan agar anak-anak generasi muda tidak boleh melupakan tenun ikat sebagai budaya asli warga Kabupaten Sikka.