Berita Sikka
Urungkan Niat Menikah, Pengasuh SOS Children's Village Dedikasikan Hidup Asuh Anak Kurang Beruntung
Para perempuan pengasuh itu mendedikasikan masa hidupnya untuk mengurus dan membesarkan nasib anak asuh hingga meraih sukses.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paulus Kebelen
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Pemukiman Desa Anak yang dibangun Yayasan SOS Children's Village di Desa Persiapan Waturia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka tampak asri dan menenangkan.
Desa Anak itu dibangun atas dasar panggilan kemanusiaan terhadap anak-anak kurang beruntung. Mereka mendapat sentuhan lembut dari ibu asuh bak anak kandung sendiri.
Para perempuan pengasuh itu mendedikasikan masa hidupnya untuk mengurus dan membesarkan nasib anak asuh hingga meraih sukses.
Anselmia Wisang (47), salah satu ibu pengasuh menuturkan, selama 15 tahun mengasuh tujuh orang anak membutnya bahagia karena hal itu merupakan panggilan dari yang maha kuasa.
Baca juga: Sekretaris PGRI Sikka Lantik Pengurus PGRI Kecamatan Tanawawo Periode 2022-2027
"Sudah 15 tahun saya bersama anak angkat, ada yang sudah mandiri sendiri. Sekarang saya mengasuh tujuh anak yang usianya masih SD sampai SMP," ujarnya kepada wartawan, Kamis 23 Juni 2022.
Maria Da Silva, pengasuh lainnya menuturkan meski bukan terlahir dari rahimnya, namun cinta dan perhatian yang ia berikan teramat dalam kepada semua anak asuhnya tersebut.
"Mungkin jalan Tuhan sudah mengutus saya merawat dan membesarkan mereka. Sejak awal berada disini saya. Sampai detik ini saya tidak ada niat menikah," ucapnya.
Menurut dia, menikah bukan sebuah keharusan. Bahkan jika ditanya orang-orang khususnya sahabat lamanya, Maria menampik pertanyaan bahwa dirinya sudah menikah dengan SOS Children's Village.
"Dari awal keluarga tidak masalah. Kalau orang tanya, saya bilang sudah nikah dengan SOS," tandasnya.
Sementara itu, Edukator SOS Children's village, Gregorius Yacob Mateus mengatakan, setelah ibu-ibu pengasuh memasuki purna bhakti akan menetap di rumah pensiunan yang disiapkan pihak yayasan.
Baca juga: Elisabet Bersyukur Usaha Tenun Ikat Khas Sikka Berkembang Pesat Berkat Sentuhan Bank NTT
"Mereka tetap tinggal di Desa Anak. Ada rumah untuk mereka," ujar Gregorius sambil memandu wartawan menuju kompleks rumah purna bhakti.
Ia menambahkan, para ibu pengasuh setia merawat anak asuhnya mulai bangun pagi ke sekolah sampai malam hendak tidur.
"Mereka ke sekolah menggunakan mobil yang disiapkan yayasan," sahutnya.
Selain itu, tempat ini memiliki Kepala Desa (Kades) yang tak lain adalah pimpinan SOS Children's Village, Antonius Sugihartono.
Meski tidak memiliki kantor pusat pemerintahan dan dokumen pembangunan (RPJMDes dan RKPDes), Desa Anak mendapat pengakuan dari semua penghuninya.
"Kepala Desanya itu pimpinan SOS Children's Village," celetuk Yacob, pemilik nama lengkap Gregorius Yacob Mateus.
Yayasan SOS Children's School
Sebelumnya, segerombol bocah berlari kegirangan mengitari pelataran Desa Anak, sebuah pemukiman asri hasil sentuhan kemanusiaan Yayasan SOS Children's Schol di Desa Persiapan Waturia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Kamis 23 Juni 2022 .
Yayasan SOS Children's School berikhtiar melawat anak-anak kurang beruntung dengan membangun pemukiman desa yaitu 'Desa Anak'.
Baca juga: Ikhtiar SOS Childrens Village Bangun Pemukiman Desa Anak Bagi Anak Kurang Beruntung di Waturia
Dibawah rindangan pohon, ragam jenis tanaman bunga, bedeng-bedeng sayuran, membuat Desa Anak layak dinobatkan menjadi pemukiman kemanusiaan yang menenangkan batin.
Rumah Anak dibangun untuk menampung sekaligus mengasuh anak-anak yang kurang beruntung. Mereka umumnya kurang mendapat kasih sayang dari keluarga asalnya.

Rumah Anak memiliki banyak fasilitas. Persis di halaman tengah, terdapat lopo-lopo cantik yang terbuat dari bambu. Lopo itu kerap digunakan sebagai tempat belajar dan bermain.
Edukator SOS Children's village, Gregorius Yacob Mateus, menjelaskan Desa Anak memiliki 15 unit rumah lengkap dengan taman bermain bak pemukiman desa pada umumnya.
"Ada 15 unit rumah, satu rumah maksimal dihuni 8 orang. Mereka diurus ibu asuhnya," ujarnya kepada wartawan, Kamis 23 Juni 2022.
Hal menarik berikutnya, tempat ini memiliki Kepala Desa (Kades) yang tak lain adalah pimpinan SOS Children's Village, Antonius Sugihartono.
Meski tidak memiliki kantor pusat pemerintahan dan dokumen pembangunan (RPJMDes dan RKPDes), Desa Anak mendapat pengakuan dari semua penghuninya, baik anak-anak maupun dari pihak yayasan.
"Kami keluarga besar, mereka bukan anak terlantar, mereka adalah keluarga sah," celetuk Yacob, pemilik nama lengkap Gregorius Yacob Mateus.
Baca juga: Kisah Anselmia Tinggalkan Keluarga Selama 17 Tahun, Asuh Anak Kurang Mampu di Sikka
Yacob menuturkan, sudah bekerja sama dengan Dinas Sosial Sikka mengurus legalitas hak asuh anak. Semua anak-anak sudah memiliki kartu keluarga (KK) bersama ibu asuhnya.
"Anak-anak punya legalitas hak asuh, ada kartu keluarga. Semuanya diurus Dinas Sosial Sikka," jelasnya.