Flores Bicara
Karutan Larantuka Bilang Warga Flores Timur Sangat Ramah
Karutan Solichin mengungkapkan pendapatnya tentang pribadi orang Flores Timur. Menurutnya, orang Flores Timur itu terkenal dan ramah menyambut orang.
Tak dapat disangkal banyak perubahan yang terjadi setelah 6 bulan ini, Solichin menjalani masa tugas sebagai Karutan Rutan Kelas IIB Larantuka.
Anggapan masyarakat terkait Rutan yang dinilai identik dengan kekerasan verbal maupun non verbal mulai teratasi.
"Dari bulan Desember kemarin, memang kita harus memberikan pengertian kepada masyarakat. Bahwa, rutan ini adalah bukan penjara lagi. Artinya rutan itu rumah tahanan negara sedangkan penjara itu istilah dulu yang sistemnya beda. Kalau, sistem rutan itu beda dengan sistem penjara. Dan sistem rutan adalah sistem pemasyarakatan, jadi itu membina bukan seperti zaman dahulu yang identik kekerasan," ungkapnya.
Jadi, di rutan, Solichin memberikan mereka program pembinaan yang terlihat seperti belajar.
"Belajar keagamaan, belajar keterampilan, belajar keteladanan dan hal positif lainnya," ungkapnya.
Ibaratnya, rutan adalah sebuah dunia kecil tempat di mana warga binaan belajar agama, sikap, keterampilan sehingga pada saatnya mereka keluar, mereka menjadi warga atau masyarakat yang baik dan dipastikan akan diterima oleh masyarakat di luar.
Yang berikut, selain perubahan cara membina WBP, karutan Solichin juga mengubah fisik bangunan rutan.
"Rutan Larantuka yang dulu masih seperti angker, menurut masyarakat, kini setelah dilakukan perubahan-perubahan rutan ini seperti kembali bersahabat dengan masyarakat. Dan setiap sore ada masyarakat yang bermain Voly di halaman rutan juga nongkrong di sekitar rutan ini," ungkapnya.
Baca juga: Mengenal Ritual Adat Penjemputan Tamu di Desa Waibao, Tanjung Bunga Flores Timur
Selain itu, dibangunnya taman-taman. Ada juga nuansa bali pada ukiran di dinding dan pohon-pohon yang tentunya tidak menghilangkan ciri khas Larantuka sendiri.
"Tujuan semua itu agar, masyarakat tidak takut lagi atau merasa seram melihat rutan ini atau dengan kata lain menjadikan rutan ini lebih humanis," pungkasnya.
Program-Program Binaan untuk WBP
Karutan Solichin menjelaskan ada beberapa program yang telah dicanangkan dan juga dijalankan di Rutan Kelas IIB Larantuka.
"Di sini ada program pelatihan me-las besi, selain ada program pelatihan kerajinan tangan berbahan dasar koran bekas," ujarnya.
Dicontohkan, untuk kerajinan koran bekas, para WBP biasanya mengolah dan membentuknya menjadi barang yang bernilai jual tinggi seperti kapal pinisci, tas, mobil mainan, rumah, replika gereja dan barang lainnya.
Selain itu, ada kegiatan ibadah yang rutin dilaksanakan oleh para WBP.