Idul Adha 2022

Idul Adha 2022, Bupati Sikka Serahkan Kurban, Tokoh Muslim Bilang Ada Nilai Toleransi & Persaudaraan

Penyerahan bantuan hewan kurban merupakan penghormatan pemerintah terhadap semua umat muslim termasuk di Nian Tana Sikka.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / PAULUS KEBELEN
SERAHKAN HEWAN  - Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo menyerahkan bantuan hewan qurban dari Pemprov NTT bagi umat muslim di Masjid Al Hikmah Wuring Lembah, Sabtu 9 Juli 2022. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paulus Kebelen

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo dan Wakilnya Romanus Woga menyerahkan bantuan hewan kurban dari Pemerintah Provinsi NTT.

Hewan qurban berupa satu ekor sapi itu diserahkan kepada umat muslim di pelataran Masjid Al Hikmah Wuring Lembah, Kelurahan Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Sabtu 9 Juli 2022.

Bupati Roberto Diogo dalam sambutannya mengatakan, penyerahan bantuan hewan kurban merupakan penghormatan pemerintah terhadap semua umat muslim termasuk di Nian Tana Sikka.

"Pemerintah akan selalu dan terus bersinergi untuk memberikan hewan qurban setiap tahunnya," ujarnya Bupati Roberto.

Baca juga: Kisah Ibu Rumah Tangga di Sikka, Tinggalkan 3 Orang Anaknya Pergi Melaut

 

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi NTT yang selalu menaruh perhatian bagi umat muslim yang hari ini merayakan Idul Adha.

"Ini salah satu bentuk kepedulian dari Pemprov NTT untuk warga Sikka," ungkapnya.

Selaku orang nomor satu di Sikka, Bupati Roberto mengucapkan selamat Idul Adha bagi umat muslim.

"Selamat Idul Adha buat keluarga besar yang merayakan, semoga segala amal dan qurban duterima Tuhan yang maha esa," ucapnya disusul riuh tepukan tangan.

Sementara tokoh muslim setempat, Haji Ali Sadikin menyambut baik ihwal pemerintah membantu umat muslim.

Menurut dia, bantuan hewan kurban merupakan bentuk kepedulian dan dukungan pemerintah terhadap nilai tolerasi yang tetap terawat tanpa sekat pembatas.

Baca juga: Idul Adha, Bank BRI Cabang Ende Bagi - bagi Sapi ke Sejumlah Masjid

"Terima kasih untuk Pemerintah Provinsi NTT, terlebih kepada bapak Bupati. Perlu diketahui, qurban ini merupakan bentuk toleransi dan punya nilai persaudaraan antar sesama," terangnya.

Selama ini, kata dia, hari raya Idul Adha atau Idul qurban bukan hanya dirayakan oleh umat muslim, tetapi melibatkan umat bergama lain.

"Kurban ini setiap tahun kami bagikan juga untuk sesama. Bukan soal toleransi agama saja, tetapi soal persaudaraan," tutur Haji Ali Sadikin.

BERITA SIKKA LAINNYA:

Pergi Melaut

Sementara itu, Iche (35), seorang janda asal Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, yang rela tinggalkan 3 anak demi melaut.

Setelah ditinggal suaminya, Iche mau tidak mau harus menjadi tulang punggung bagi keluarga kecilnya.

Setiap hari ia harus turun melaut untuk mencari ikan.

Iche (35), seorang janda asal Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, yang rela tinggalkan 3 anak demi melaut.
Iche (35), seorang janda asal Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, yang rela tinggalkan 3 anak demi melaut. (TRIBUNFLORES.COM / EWALDUS GELI)

Disaat ia melaut, ia terpaksa meninggalkan 3 orang anaknya sendiri di rumah.

Beruntung anak pertamanya sudah cukup dewasa, sehingga ia bisa dipercayai untuk menjaga adik-adiknya.

Kepada TribunFlores.com, Iche bercerita bahwa setiap hari ia mulai turun melaut dari jam 22.00 Wita hingga esok paginya.

Tidak sampai disitu, jam 08.00 Wita ia harus melakukan bongkar ikan hasil dari melautnya di TPI Maumere.

Sudah 8 bulan ia melakukan pekerjaan tersebut.

Sebelum melaut, Iche pernah berjualan kue, namun karena tidak laku dan ditambah banyaknya orang yang utang, sehingga ia terpaksa gulung tikar.

"Habisnya kita jualan kue, tidak laku, orang utang, kita tagih marah, terpaksa kita ikut ke laut, " ujar ibu 3 anak ini.

Baca juga: Kronologi Maling Bobol Kios Pedagang di Pasar Alok Maumere, Sikka

Dari melaut Iche mengaku bisa mendapatkan uang Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu dalam sehari.

Kalau hasilnya banyak, ia bahkan bisa mendapat uang Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu, namun tidak jarang juga ia tidak dapat apa-apa karena tidak ada hasil tangkapan.

Sedihnya, jika sudah tidak dapat apa-apa dari hasil melaut dan anaknya di rumah meminta uang, ia terpaksa harus berusaha menenangkan anaknya dengan memberikan pengertian pada mereka.

"Kalau tidak ada, kita pulang kosong anak minta uang, saya bilang mama uang tidak ada, belum ada rejeki, sampai menangis kita punya anak, " ungkap Iche.

Uang yang diperolehnya dari hasil melaut itu digunakannnya untuk kebutuhan sehari-hari, terlebih biaya sekolah anak-anaknya.

Berita Sikka lainnya

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved