Berita Manggarai Barat
Pengajar Sosiologi Fisip Undana,Kenaikan Tarif Masuk Taman Nasiional Komodo Terlampau Elitis
Keputusan pemerintah menaikkan tarif ke Taman Nasional Komodo diragukan apakah akan berdampak terhadap perkembangan populasi komodo dan konservasi.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oby Lewanmeru
TRIBUNFLORES.COM,KUPANG-Kebijakan pemerintah menaikkan harga atau tarif tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) rP 3.750.000 pertahun dinilai terlampau elitis. Perubahan tarif masuk itu pun apakah bisa berdampak pada populasi dan konservasi atau tidak.
"Kebijakan menaikkan tarif itu terlampau elitis. Saya ragu, apakah hanya dengan menaikan tarif setahun, bisa menambah populasi komodo," kata pengajar Sosiologi FISIP Undana, Lasarus Jehamat, Minggu 31 Juli 2022.
Menurut Lasarus, pemerintah perlu belajar banyak dari masyarakat lokal di Pulau Komodo, Rinca dan juga komunitas lain yang ada di dalam kawasan TNK.
" Jangan berdiri di balik konservasi lantas malu menarik dan membatalkan kebijakan yang tidak populis," katanya.
Dijelaskan, dirinya tidak terlampau mendapatkan pencerahan yang mumpuni dari Pemprov NTT terkait alasan menaikkan tarif masuk TNK.
Baca juga: Demo Tarif Taman Nasional Komodo Hadang Mobil Bupati Manggarai Barat dan Blokade Jalan
"Saya sih tidak terlampau mendapatkan pencerahan yang mumpuni dari Pemprov NTT terkait alasan menaikan tarif masuk TNK. Apa benar konservasi menjadi alasan utama? Deretan pertanyaan muncul di belakangnya," jelasnya.
Dia mempertanyakan, apakah solusi konservasi hanya dengan menaikkan tarif masuk dan menutup cara lain.
"Bagi saya, masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk tujuan konservasi itu. Selain menggali model dan cara berdasarkan kearifan lokal masyarakat Komodo," katanya.
Dikatakan,ada langkah lain yang bisa ditempuh pemerintah,yakni bisa dengan cara membatasi jumlah pengunjung ke TNK
"Jadi ada langkah lainnya bisa ditempuh, yakni dengan cara membatasi jumlah pengunjung. Toh, pengelola yang tahu soal itu," katanya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pergi Mancing, Remaja 13 Tahun di Manggarai Barat Tenggelam di Waduk Pantoara Lembor
Dikatakan, adanya aksi penolakan dari para pelaku pariwisata di Labuan Bajo itu bisa dipahami karena terkait dengan mata rantai produksi pariwisata.
"Saya kira bisa dipahami. Ini terkait mata rantai produksi pariwisata. Yang bisa ke sana kalau harganya naik itu kan hanya elite dan wisatawan mancanegara. Berapa sih jumlah dua elemen ini? Kalau jumlah wisatawan jelas berdampak pada hunian hotel, travel, transportasi dan lain-lain. Saya obyektif melihat hal ini," ujarnya.
Dikatakan, kepentingannya ialah bahwa masyarakat NTT terutama di Manggarai Barat.
"Saya kira, yang dibutuhkan sekarang ialah kecekatan Pemprov NTT untuk mencari model lain konservasi," ujarnya.
Taman Nasional Komodo
Unjuk rasa tarif TNK
Tarif Taman Nasional Komodo
Pulau Komodo
Fisip Undana Kupang
Tribun Flores.com
Eugenius Moa
Sebelum Meninggal Dunia Mantan Uskup Ruteng Bilang ke Romo Dwi 'Sepertinya Saya Segera Selesai' |
![]() |
---|
Mengenal Stadion Marilonga Tempat Digelarnya Soeratin Cup V, Pernah Didatangi Jokowi dan Iriana |
![]() |
---|
Persami Maumere Terima Dana Rp 150 Juta dari Koni Sikka |
![]() |
---|
Staf Ahli Bupati Optimis Persematim Juara Soeratin Cup, Pelatih Sebut Juara Bonus |
![]() |
---|
Bupati Agas Kagum, Sunset in The Sky Dampek Manggarai Timur Bisa Jadi Alternatif Dikunjungi Tamu G20 |
![]() |
---|