Berita Sikka
Maria Yohana Erfin Tia, Ucapkan Terima kepada SAR Maumere Gunakan Bahasa Isyarat
Maria Yohana Erfin Tia, warga Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka itu dengan lancar menggunakan bahasa isyarat.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Usai pelaksanaan simulasi bencana alam gempa bumi bertempat di lapangan SMP San Karlos Habi, salah seorang peserta yang berasal dari Disabilitas Merdeka Kabupaten Sikka menyampaikan ucapan terima dengan menggunakan bahasa isyarat.
Maria Yohana Erfin Tia, warga Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka itu dengan lancar menggunakan bahasa isyarat.
Dihadapan tiga instruktur dari Kantor SAR Maumere dan Forum Pemuda Habi-Langir, difabel tuna wicara ini menyampaikan ucapan terima kasih karena sudah melibatkan Disabilitas Merdeka Kabupaten Sikka dalam kegiatan simulasi bencana alam gempa bumi itu.
Baca juga: Kapolres Ngada AKBP Padmo Arianto Sambangi Mapolsek Riung, Hindari Tindakan yang Melukai Hati Warga
Usai menyampaikan ucapan terima dengan menggunakan bahasa isyarat, Ibu Susi Susilowati, salah satu pemerhati disabilitas Kabupaten Sikka juga menyampaikan tanggapannya dengan menggunakan bahasa Inggris.
Forum Pemuda Habi-Langir dan SAR Maumere Gelar Simulasi Bencana
Sementara itu, dalam kegiatan simulasi bencana alam gempa bumi yang diinisiasi oleh Forum Pemuda Habi-Langir yang bekerja sama dengan Kantor SAR Maumere, peserta simulasi terlihat sangat antusias.
Riswan Dwi Putra, salah satu Rescuer Terampil dari Kantor SAR Maumere menyampaikan bahwa kegiatan simulasi bencana alam gempa bumi kali ini, tim Kantor SAR Maumere memadukan keterampilan penanganan korban.
"Jadi simulasi hari ini kami padukan dengan keterampilan atau teknik penanganan korban atau pemindahan korban pada saat terjadi gempa bumi, jika masih ada korban di dalam ruangan, kita bekali dengan teknik evakuasi korban," jelas Riswan.

Hal itu, kata Riswan, guna memastikan semua korban dievakuasi saat terjadi gempa bumi.
Riswan mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pelajar, para guru, disabilitas dan pemuda serta masyarakat dan para biarawati untuk belajar cara menyelamatkan diri sendiri dan orang pada terjadinya gempa.
"Kedepannya, jika ada kejadian atau bencana alam agar kita semua tidak panik, dan selalu mencari informasi dari sumber yang dapat dipercaya," jelasnya.
Meri Jano, salah satu pemerhati disabilitas Kabupaten Sikka yang ikut hadir dalam kegiatan simulasi bencana itu menyampaikan dengan adanya kegiatan simulasi ini, mereka bisa mengetahui cara menyelamatkan atau mengevakuasi diri saat terjadi bencana alam.
Meri Jano berharap agar diberikan ruang dan waktu untuk melaksanakan kegiatan simulasi bencana khusus untuk disabilitas di Kabupaten Sikka.