Gereja Katolik di Flores
Gereja Katolik di Flores, Paroki Sanctissima Trinitas Bloro di Sikka Perpaduan Budaya Eropa & Flores
Paroki ini resmi didirikan pada tanggal 15 Maret 1994 di bawah kegembalaan Uskup Agung Ende, Mgr. Donatus Djagom, SVD.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ria Mangkung
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Sanctissima Trinitas Bloro merupakan nama sebuah Paroki di wilayah Keuskupan Maumere yang berada di Desa Lusitada, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Pulau Flores.
Paroki ini resmi didirikan pada tanggal 15 Maret 1994 di bawah kegembalaan Uskup Agung Ende, Mgr. Donatus Djagom, SVD. Sebelum menjadi sebuah Paroki, Bloro adalah salah satu stasi dari Paroki St. Mikhael Nita.
Pemilihan nama pelindung Sanctissima Trinitas untuk Paroki Bloro ini dimaksudkan untuk lebih mempersatukan umat yang mempunyai aneka karakter, kebiasaan dan alam pikiran.
Berdasarkan data yang dirangkum TribunFlores.com, Selasa 4 Oktober 2022, dari Sekretariat Paroki, Paroki Bloro mempunyai satu stasi yaitu Stasi Riit dan pusat paroki; terdiri dari 14 lingkungan dan 52 Komunitas Gereja Basis (KGB) serta 3.900an umat.
Baca juga: Pengakuan Ketua RT soal Kapal Kayu di Wuring Sikka Terbakar, Adritrianto: Sudah 7 Tahun Rusak
Sanctisima Trinitas bermakna mempersatukan umat Allah dalam wilayah Paroki Bloro sebagaimana Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus berhakekat satu.
Paroki Bloro memiliki sebuah gedung Gereja yang indah dan tampak megah. Gereja ini memiliki ciri khas tersendiri dari segi arsitektur bangunan yang bergaya campuran: klasik, barok, gotik serta modern; atau dengan kata lain campuran gaya gereja barat yang dipadukan dengan gaya bangunan budaya setempat.
Namun gaya barok lebih dominan dalam arsitektur gereja ini. Arsitektur, Barok merupakan istilah untuk mengkategorikan perkembangan peradaban manusia (termasuk seni) dalam sebuah era yang terjadi di Eropa.
Dengan ciri-ciri khusus yaitu corak seni yang memiliki unsur tekanan yang kuat, kekuatan emosi, dan sesuatu yang elegan.
Gereja yang memiliki tiga pintu utama ini mempunyai rose window atau segitiga mata Allah yang menunjukkan ketritunggalan Allah.
Baca juga: Masjid Babul Jannah di Amakaka Lembata Dibangun Umat Katolik, Jadi Tempat Sholat Presiden Jokowi
Rose window yang ada di depan Gereja ini bertujuan mengingatkan umat bahwa mereka datang berjumpa dengan Allah yang Esa dan akan menyelami misteri Ilahi dalam perayaan liturgi khususnya Ekaristi.
Dalam gedung gereja ini terdapat sebuah altar yang indah dibuat dari cairan semen yang didekorasi sedemikan rupa sehingga memberikan kesan yang mendalam bagi umat yang merayakan misteri keselamatan Allah.
Tiang-tiang dalam gereja ini memberi kesan dan arti mendalam bagi siapapun yang mengunjunginya.
Selain altar yang indah terdapat juga Ambo (mimbar baca) dan relief-relief stasi jalan salib yang dihasilkan anak Sikka sendiri.
Saat berdoa umat dapat menatap ke langit-langit gereja. Mata akan terpekur menatap relief patung tiga malaikat yang sedang memapah Kristus yang wafat.
Sambil tidak melupakan gaya budaya setempat gereja paroki Bloro diperindah dengan relief motif tenun Sikka untuk mengingatkan pengunjung atau pun umat setempat bahwa gereja tidak bisa bertumbuh dan berkembang diluar dari budaya.
Hal ini ditegaskan Pastor Paroki Bloro saat ini, RD. Antonius Marius Tangi yang mengatakan iman dan budaya harus saling melengkapi dan menyempurnakan.
"Iman bertumbuh dalam konteks budaya tertentu," ucap pastor ini yang akrap disapa dengan Romo Martony.