Berita NTT
Dapat Rekomendasi, Desa Noebaun Ikut Festival Desa Binaan Bank NTT dan PAD Tahun 2022
Saat itu Pj Kades Noebaun, Apriana Ninu menjelaskan sedikit mengenai profil desa dan geliat msyarakat yang terus bersinergi
Benar saja, di kios organik mereka, terdapat banyak barang dagangan. Sebagian besar hasil pertanian yang mereka kelola, seperti sayur mayur, labu jepang, labu lilin, jagung, semangka, pisang mentah dan yang sudah masak serta masih banyak lagi.
Mereka juga menyediakan aneka makanan ringan seperti ubi kayu/singkong yang diolah dengan gula merah sehingga dijadikan makanan ringan, keripik pisang, keripik ubi, madu batu, dan pisang goreng.
Yang menarik dari kios organik ini, ternyata mereka melayani pembayarannya menggunakan digitalisasi dan semua difasilitasi oleh Bank NTT. Mereka adalah salah satu merchant Qris, sehingga bagi pengunjung yang tidak membawa uang tunai, tinggal melakukan scan pada kode bar yang tersedia.
Tak cukup disitu, juri diajak masuk ke kebun. Dan ternyata luar biasa. Di kebun yang luas itu, seluruhnya dibentuk bedeng-bedeng berdiameter 1 X 4-5 meter. Ada bedeng yang sudah kosong karena baru saja dipanen, sedangkan ada yang masih dipenuhi sayuran maupun cabe.
Belum lagi tanaman labu yang dibentuk melata pada sebuah terowongan bambu, dengan buah labu berukuran besar yang berjuntai di tengah. Tentu ini menambah sensasi pengunjung yang menyusuri lorong, yang diibaratkan sebagai etalase untuk memamerkan beraneka bentuk buah labu itu.
Dalam sebuah diskusi di tengah kebun itulah, Juan membeber buah dari hasil kerja kerasnya itu. “Kami baru saja panen semangka pada bulan Oktober, dan saat itu kami undang Pak Wakil Bupati TTU. Semangka kalau sekali panen kami dapat sekitar Rp 30 juta, belum lagi sayur yang juga keuntungannya sangat bagus,”tegas Juan. Menurutnya, sebagai petani dia harus bisa membaca peluang di pasar, sehingga ketika petani lain ramai-ramai menanam satu jenis sayur, dia tidak akan menaman jenis yang sama.
Dia baru akan menanamnya ketika merek hampir panen, sehingga ketika stok di pasar habis, dia akan melempar sayur olahannya di pasar. Begitu pula dengan cabe. “Itu yang saya bilang bahwa petani harus bisa membaca peluang pasar. Dari sinilah dia akan untung,”tegasnya ringan. Dia sudah mencobanya dan berhasil.
Sementara Stenly Boymau, yang tahun ini adalah tahun kedua dilibatkan menjadi juri dengan sejumlah profesor itu, memberi apresiasi atas kerja keras dan cerdas dari kelompok usaha ini. Karena mereka berani memulai sesuatu hal yang baru, yakni menanam dengan hitungan pasar yang cerdas. Apalagi, mereka menanam tanaman yang agak unik, sehingga berdampak pada nilai jual.
“Semuanya menggunakan pupuk organik, dan ini sesuatu yang baik. Masyarakat sudah harus bisa memproteksi diri terhadap sayuran dengan pupuk kimia karena sangat tidak aman, nah disini Pak Juan dan kelompok tani ini memulai sebuah pola yang baru,”tegas Stenly.
Dia mendorong warga setempat untuk jangan berhenti berkreasi, karena lahan mereka masih luas dan Noebaun dikenal sebagai sebuah wilayah yang subur.
“Kelompok tani ini hendaknya menjadi embrio untuk lahirnya kelompok yang lain. Jangan takut untuk memulai, karena Bank NTT siap menjadi mitra, kita punya fasilitas kredit yang murah, tanpa agunan dan tanpa bunga.
Tidak hanya disitu, Bank NTT akan terus mendampingi pada packaging hingga penjualan. Jangan ragu, kita ada banyak iven dan selalu melibatkan UMKM sebagai mitra, sehingga kami bisa pastikan bahwa seluruh hasil pertanian atau produknya akan laku karena difasilitasi dengan pembeli,”ujar konsultan Humas Bank NTT ini.
Bank NTT menurutnya memfasilitasi petani agar produknya masuk ke kanal-kanal penjualan yang dijual secara online dengan harga bersaing.
“Kelebihan kelompok ini adalah menjual hasil pertanian dengan pupuk organik. Nah ini perlu dikampanyekan kepada publik bahwa kita menjual sayuran serta aneka buah-buahan sehat, tanpa pupuk kimia. Masyarakat diedukasi mengkonsumsi makanan sehat, apalagi letak usaha ini di jalur Jalan Timor Raya atau trans Timor, ini sangat memudahkan pemasarannya,”ujar mantan Pemred Jawa Pos Group ini. (Tim)