Berita Ende
Hari Guru di Ende, SMPK Frateran Ndao Ende Balap Karung dan Pilih Guru Favorit
OSIS SMPK Frateran Ndao Ende menggelar aneka lomba untuk para guru, pegawai dan karyawan yang ada di sekolah tersebut
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Tommy Mbenu Nulangi
TRIBUNFLORES.COM, ENDE-OSIS SMPK Frateran Ndao Ende menggelar aneka lomba untuk para guru, pegawai dan karyawan yang ada di sekolah tersebut dalam rangka untuk memperingati Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-77.
Aneka lomba tersebut diantaranya lomba memasukan bolpoin ke dalam botol, lomba balap karung dan lomba memindahkan kelereng menggunakan senduk.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Halaman SMA Frateran Ndao-Ende selama dua hari, Kamism 24 November dan Jumat 25 November 2022.
Selain dilaksanakan sejumlah perlombaan, pada acara puncaknya akan dilaksanakan lomba puisi untuk guru, pegawai dan karyawan dan ada acara pengumuman guru favorit pilihan para peserta didik di etiap kelas.
Baca juga: Hari Guru Nasional di Sikka, Siswa SMPK Frater Maumere Bawakan Puisi dan Teater, Carles Terharu
Kepala SMPK Ndao Ende, Fr Yohanes Berchmans, BHK, M.Pd pada saat membuka kegiatan perlombaan tersebut mengatakan, alam penentuan guru favorit, ada sejumlah kriteria yang salah satunya adalah disukai oleh para peserta didik.
"Dia humoris, menyenangkan pada saat pembelajaran di kelas, menguasai materi, dan pembelajarannya variatif sehingga membuat peserta didik senang," jelasnya.
Frater Yohanes menjelaskan, sesuai dengan tema hari guru nasional tahun ini yakni Serentak Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar, maka tema tersebut harus dapat direfleksikan oleh para guru di sekolah tersebut.
Berbicara tentang inovasi dalam konteks pembelajaran maka setiap guru harus mampu menemukan hal baru sehingga pembelajaran yang konvensional harus ditinggalkan.
Baca juga: Siapa Guru Favorit di SMPK Frateran Ndao Ende? Humoris, Inovatif dan Kuasai Materi Pembelajaran
"Lalu dalam konteks merdeka belajar berarti ada transformasi pendidikan di sana. Kalau kita berbicara transformasi pendidikan maka disana juga berbicara tentang perubahan," jelasnya.
Frater Yohanes menambahkan, merdeka belajar menuntut para guru untuk berinovasi mencari hal-hal baru atau memperbaharui hal lama menjadi baru supaya dapat mewujudkan profil pelajar pancasila yang tercermin dalam enam dimensi profil pelajar pancasila.
"Walaupun merdeka belajar ini belum menjadi kurikulum nasional, namun merdeka belajar itu tidak lain adalah bagaimana guru berinovasi," ungkapnya.
Frater Yohanes, berharap dengan adanya peringatan hari guru nasional tersebut, sudah saatnya para guru di seluruh Indonesia untuk meninggalkan model pembelajaran konvensional dan masuk ke dalam pembelajaran moderen. (tom)
Berita Ende Lainnya