Berita Sikka
30 Tahun Gempa dan Tsunami Flores, BPBD Sikka Gelar Simponi Duka Ami Norang
Guna mengenang 30 tahun bencana alam gempa bumi dan tsunami sekaligus memberikan edukasi tentang mitigasi bencana
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - 12 Desember 1992 menjadi hari paling bersejarah bagi warga Kabupaten Sikka dan Pulau Flores pada umumnya.
30 tahun lalu, gempa bumi dan tsunami meluluhlantakkan bangunan dan kurang lebih dua ribuan nyawa ikut melayang.
Bukan hanya itu, ribuan hewan ternak dan barang berharga lainnya ikut hilang dan hancur berantakan.
Guna mengenang 30 tahun bencana alam gempa bumi dan tsunami sekaligus memberikan edukasi tentang mitigasi bencana, BPBD Kabupaten Sikka mengggelar kegiatan Simponi Duka Ami Norang, Sabtu, 10 Desember 2022 bertempat di halaman Gereja Katolik Katedral Paroki Santo Yosef Maumere.
Baca juga: LIVE STREAMING: Talkshow Kilas Balik Ami Noran, Mengenang 30 Tahun Tsunami Flores
Simponi Duka Ami Norang dengan tema "Budayakan Siaga, Kurangi Resiko Bencana" juga menghadirkan narasumber antara lain Uskup Maumere, MGR. Ewaldus Martinus Sedu, Pr, Margiono, S.Si selaku Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Kupang, perwakilan kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere, Wakapolres Sikka,Kompol. Ruliyanto J.P. Pahroen, S.Sos, S.I.K, Kepala BPBD Kabupaten Sikka, Yohanes Baptista Laba, Muhammad Salahu dari pengurus Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera, Bupati Sikka Periode 2013-2018, dan Margaretha Helena, Koordinator Program CBR Caritas Keuskupan Maumere.
Dalam talk show Simponi Duka Ami Norang dengan tema "Budayakan Siaga, Kurangi Resiko Bencana", Uskup Maumere, MGR. Ewaldus Martinus Sedu, Pr mengkisahkan kembali peristiwa 30 tahun lalu yang pada saat itu beliau masih menjabat sebagai Pastor Pembantu Paroki Santo Yosef Maumere.
Pada saat itu, Paroki Santo Yosef Maumere belum menjadi Gereja Katedral.
Selain Uskup Maumere, MGR. Ewaldus Martinus Sedu, Pr yang mengisahkan kembali dahsyatnya gempa bumi dan tsunami Flores 30 tahun silam, Muhammad Salahu dari pengurus Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sikka juga mengisahkan kembali dahsyatnya gempa bumi dan tsunami yang menelan ribuan jiwa, bangunan, hewan ternak serta harta benda hilang di wilayah kepulauan di gugus pulau teluk Maumere.
Cerita kedua tokoh agama sekaligus saksi hidup dahsyatnya gempa bumi dan tsunami 30 tahun lalu itu membuat warga Kota Maumere yang sempat hadir pada kegiatan itu terharu dan mengingat kembali peristiwa pilu itu.
Dalam acara itu juga, perwakilan Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere dan Kepala BPBD Kabupaten Sikka memberikan edukasi tentang mitigasi bencana melalui talkshow Simponi Duka Ami Norang.