Nama Bayi Katolik
Nama Bayi Katolik, Lahir pada 2 Januari, Lengkap kisah Tokoh dan Maknanya
Berikut nama bayi Katolik yang cocok diberikan saat bayi tersebut lahir pada 2 Januari
Keluarga Gregorius adalah keluarga yang saleh dan diberkati Tuhan. Ibunya beserta kedua adiknya Gorgonia dan Caesarius juga diakui oleh Gereja sebagai Orang Kudus.
Gregorius menjalani pendidikannya di Nazianze; kemudian bertu- rut-turut ia belajar di Kaesarea-Kapadokia, Kaesarea-Palestina, Aleksan- dria dan akhirnya di Athena. Di Athena, ia bertemu dengan Basilius, teman kelasnya.
Keduanya bersahabat. Bersama Basilius, Gregorius mengasingkan diri ke sebuah tempat pertapaan di Pontus. Tetapi kemu- dian karena desakan ayahnya, Gregorius kembali ke daerah asalnya. Di sana ia ditahbiskan menjadi imam dan kemudian ditahbiskan menjadi Uskup.
Ketika berusia 50 tahun, Gregorius diangkat menjadi Uskup Agung Konstantinopel. Di Konstantinopel ia menyaksikan keadaan hidup iman umat yang menyedihkan karena terpengaruh ajaran sesat Arianisme yang sudah menyebar luas. Tempat ibadat pun tidak ada.
Gregorius memulai karyanya sebagai Uskup Agung Konstantinopel dengan membangun sebuah gereja darurat. Gereja ini disebutnya 'anas Jasis' yang berarti kebangkitan. Kaum Arian yang menentangnya di- hadapinya dengan tenang dan sabar.
Kepada umat, la selalu berkata: "Kita harus menghadapi mereka (kaum Arian) dengan budi bahasa yang manis dan kesabaran yang tinggi agar bisa mengalahkan mereka".
la banyak menulis dan mengajar di kota-kota yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan, untuk membela ajaran iman yang benar. Pertentangan dengan kaum Arian terus meruncing, terlebih-lebih ketika semakin banyak umat kembali kepada ajaran iman yang benar karena pengaruh Gregorius.
Kaum Arian berusaha membunuhnya dengan menyuruh seorang pemuda. Namun usaha ini gagal. Pemuda tanggung ini seketika berubah hatinya tatkala berdiri di hadapan Gregorius yang saleh itu. Ia berlutut di depan Gregorius dan mengakui niat jahatnya.
Gregorius lebih suka hidup menyendiri dalam kesunyian pertapaan daripada hidup di tengah keramaian kota dengan segala masalahnya. Oleh karena itu, tak berapa lama setelah ayahnya meninggal, Gregoruis kembali ke Nazianze untuk menggantikan ayahnya.
Di sana ia mengajar dan banyak menulis buku-buku pengajaran iman dan pembelaan agama. Semus tulisannya itu merupakan warisan berharga bagi Gereja. Dari tulisan-tulisannya, kita mengetahui bahwa Gregorius adalah seorang teolog dan filsuf yang wrif. Gregorius meninggal dunia pada tahup 390. Oleh Gereja, beliau di- gelari "Kudus dan dihormati sebagai Pujangga Gepala.
Sumber: Buku Orang Kudus Sepanjang Tahun
Penyusun: Mgr. Nicolas Martinus Schneiders, CICM
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.