Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 3 Januari 2023, Kadang Kita Jatuh dalam Dosa dan Salah

Renungan Harian Selasa 3 Januari 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Kadang Kita Jatuh dalam Dosa dan Salah. Baca renungan harian katolik.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/MARIA MANGKUNG
GEREJA - Tampak depan Gereja Santo Yohanes Maria Vianney Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Renungan Harian Selasa 3 Januari 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Kadang Kita Jatuh dalam Dosa dan Salah. Baca renungan harian katolik. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari kita simak Renungan Harian Selasa 3 Januari 2023.

Tema renungan harian katolik yaitu Kadang Kita Jatuh dalam Dosa dan Salah.

Pada umumnya orang menyukai bahkan mencari popularitas.

Menjadi pribadi terkenal dan terhomat bisa menjadi cita-cita. Seiring dengan itu, kerapkali orang bersangkutan merasa alergi pada kritikan dan cemburu pada keberhasilan orang lain.

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Selasa 3 Januari 2023 Lengkap Injil Katolik dan Mazmur Tanggapan

 

Yohanes Pembaptis adalah pribadi yang berhasil, sukses, populer pada zamannya, bahkan banyak orang menyangka bahwa ia adalah Mesias. Namun, popularitas yang dimilikinya bukan sesuatu yang dicita-citakan, apalagi menjadi sebuah obsesi, menjadi tujuan.

Ia populer karena karisma dan misinya mempersiapkan jalan bagi Yesus, Sang Mesias. Maka ketika Sang Mesias, Yesus datang ke dunia, ia mewartakan-Nya kepada khalayak ramai, bahwa Dia adalah Sang Mesias.

Ia ingin agar hanya Yesus yang mereka kenal dan ikuti. Ia sendiri merasa tidak layak membuka tali kasut-Nya sekali pun. Karena keagungan-Nya. Inilah kerendahan hati Yohanes sekaligus keagungan Yesus.

Yohanes benar-benar setia menunaikan tugasnya sebagai penyiap jalan bagi Yusus. Kesombongan kerap kali menjadi penghalang hadirnya rahmat Allah, Keren dahan hati adalah peluang bagi hadirnya rahmat. Selebihnya kehadiran Allah juga menuntut penyangkalan diri.

Kehadiran Yesus tentu saja akan memudarkan popularitas Yohanes Pembaptis. Tetapi Yohanes tetap berkomitmen pada tugas perutusannya untuk menjadi pendahulu, menjadi penyiap jalan Yesus.

Ia menerima panggilan khusus itu dan itulah kebang gaannya sekaligus kebesaran hatinya. Semangatnya itulah pula yang hendaknya menjadi inspirasi bagi kita untuk hidup tenang, tenteram dan bahagia.

Kompetisi kita adalah kompetisi religius yang menekankan kesetiaan pada peran sebagai saksi untuk Tuhan, menjadi saluran atau penunjuk kebaikan bagi sesama. Dalam Gereja, kompetisi ala: "homo homini lupus" harus dihilangkan, harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh.

Sebaliknya hendaknya kita memohon kepada Tuhan Yesus Kristus, agar bisa menjadi berkat bagi sesama. Kepada kita dianugerahkan semangat untuk berbagi kasih dan milik kepada sesama kita.

Mengikuti Allah berarti menjadi anak-anak Allah. Inilah kebanggaan dan sukacita kita. Jika kita benar-benar bersukacita menjadi anak-anak Allah, maka kita akan menem patkan rasa bahagia itu sebagai pegangan hidup kita.

Kebanggan itu akan membuat kita tidak mudah untuk putus asa. Anak-anak Allah tidak mudah putus asa, tidak mudah pula untuk putus harapan. Yohanes bergembira karena diperbolehkan mempersiapkan jalan Tuhan Yesus.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved