Berita Sikka
Kisah Pilu Nenek Usia 61 Tahun di Sikka, Rawat 3 Cucunya yang Ditinggalkan Orang Tua
Nenek Kasi merupakan tipe wanita yang pantang menyerah dan penuh cinta. Ia menggantikan peran suami untuk mencari nafkah demi mempertahankan hidup.
Penulis: Hilarius Ninu | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Namanya ibu Maria Kasina, akrab disapa Nenek Kasi berusia 61 tahun.
Suaminya bernama Yosep Reda. Yosep Reda telah meninggal dunia pada Tahun 2015 lalu.
Saat ini nenek Kasi tinggal bersama tiga orang cucu beserta anak bungsunya di Kelurahan Nangalimang, Kecamatan Alok, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ketiga cucunya masing- masing bernama, Natalia Tiangsi Nurak berusia 8 tahun. Ia duduk di bangku SD kelas 2. Kedua orangtuanya telah meninggal dunia. Sang ayah meninggal pada Tahun 2015, sedangkan ibu meninggal pada Tahun 2020.
Baca juga: Pendekatan Pelayanan Imigrasi Maumere Laksanakan Eazy Passpor
Cucu kedua, Yohanes Nong Yandus berusia 10 tahun. Ia duduk di bangku SD kelas 3. Ayah dan ibunya sudah lama berpisah. Setelah lama berpisah sang ibu mencari suami baru dan melahirkan anak ketiga bernama Jeremi Odonius berusia 7 tahun, ia duduk di bangku SD kelas 1. Ketiganya sekolah di SDK Nangalimang, Kecamatan Alok, Kota Maumere, Kabupaten Sikka.
Nenek Kasi merupakan tipe wanita yang pantang menyerah dan penuh cinta. Ia menggantikan peran suami untuk mencari nafkah demi mempertahankan hidup.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari dan membiayai sekolah ketiga cucunya tersebut, beliau terpaksa bekerja sebagai kuli tenun. Diusianya yang beranjak senja, sang nenek tetap semangat bekerja.
Kepada TribunFlores.Com Rabu, 4 Januari 2023, nenek Kasi menyampaikan keluhan mengenai bayaran yang diperolehnya dari hasil ikat tenun milik tetangga.
“Saya terpaksa harus bekerja agar bisa dapat uang. Ongkos kerja untuk satu lembar tenun ikat sebesar Rp50.000. Satu tenun ikat membutuhkan waktu 14 hari untuk menyelesaikannya,” ujar dia.
Sungguh miris nasibnya. Bayangkan saja bekerja 14 hari hanya untuk mendapatkan uang Rp50.000. Uang tersebut digunakan untuk membeli beras dan lauk pauk.
Mereka tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana. Beralaskan lantai semen, diding rumah terbuat dari dari bambu.
Jendela rumah dan pintu utama juga terbuat dari bambu. Salah satu pintu yang menuju ke dapur terbuat dari seng bekas. Nenek Kasih mengakui bahwa pernah ada bantuan rumah dari Kelurahan pada tahun 2022 lalu.
Namun, bantuan tersebut terpaksa harus ditolak karena tidak memiliki uang yang cukup untuk membiayai tukang bangunan.
Selain itu, salah satu alasan menolak menerima bantuan karena tidak mampu memenuhi tuntutan dari kelurahan yang memberikan batas waktu pengerjaan selama 3 bulan. Mereka kewalahan mencari uang ongkos kerja.
Baca juga: Link Siaran Langsung Pemakaman Paus Benediktus XVI di Basilika Santo Petrus Vatikan Hari Ini
Renungan Harian Katolik Kamis 5 Januari 2023, Mari dan Lihatlah |
![]() |
---|
Kampung Buah di Desa Nuamuri Barat Kabupaten Ende Tanam 3.000 Pohon Durian Musangking |
![]() |
---|
Link Siaran Langsung Pemakaman Paus Benediktus XVI di Basilika Santo Petrus Vatikan Hari Ini |
![]() |
---|
Tunjangan Rp 500 Dihapus, Puluhan Kades di Kecamatan Ende Mengadu ke DPRD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.