Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 2 Februari 2023, Persembahan yang Pantas bagi Tuhan

Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 2 Februari 2023.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Persembahan yang Pantas bagi Tuhan.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA - Gereja Paroki St.Theresia Mbata di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Februari 2023. Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 2 Februari 2023.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Persembahan yang Pantas bagi Tuhan. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 2 Februari 2023.

Tema Renungan Harian Katolik yaitu Persembahan yang Pantas bagi Tuhan.

Pesta Yesus dipersembahkan di kenisah sudah sejak abad ke-5 dirayakan di kota Yerusalem (Ritus Timur), dan sejak abad ke-6 diperluas ke seluruh Gereja Barat.

Di Roma pesta ini dirayakan dengan nada pertobatan, sedangkan di Perancis dengan pemberkatan meriah dan perarakan lilin, sehingga sekarang masih dikenal sebagai "Misa Terang".

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Kamis 2 Februari 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan

 

Sejak tahun 1960 perayaan ini ditetapkan sebagai "Pesta Tuhan", sebelumnya dikenal dengan "Pesta Maria".

Pada hari ini kita memperingati peristiwa mulia Kanak-kanak Yesus dipersembahkan kepada Allah oleh orangtua-Nya pada hari ke-40 sesudah kelahiran-Nya, sesuai dengan peraturan Hukum Taurat yang berlaku bagi setiap anak laki-laki sulung.

Dalam diri Anak itu, Simeon yang sudah tua mengenal Sang Mesias, yang disebutnya "Terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa".

Secara tradisional pada hari ini diadakan Perarakan Lilin atau sedikitnya Pemberkatan Lilin untuk menyambut dan menghormati Yesus yang "datang ke kenisah-Nya sebagai Terang bagi bangsa-bangsa"

Pada awal petikan dari Luk 2:22-40 yang dibacakan pada perayaan Yesus dipersembahkan di Bait kali ini disebutkan, ketika sudah tiba waktu penyucian menurut hukum Musa, maka orang tua Yesus membawanya ke Yerusalem (Yunaninya di sini “Hierosolyma”) dan mempersembahkannya kepada Tuhan seperti diperintahkan dalam Taurat (Im 12:6.8), yakni “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.”

Tambahan pula mereka juga perlu mempersembahkan sepasang burung tekukur atau dua ekor merpati”.

Selanjutnya dalam ayat 25 di sebutkan, di Yerusalem (di sini Yunaninya “Ierousaleem”, ejaan yang berbeda yang dipakai dalam ayat 22 di atas) ada seorang saleh yang bernama Simeon.

Roh Kudus memberitakan kepadanya, ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Begitulah ia datang ke Bait Allah menyambut kedatangan Yesus dan menggendongnya kemudian mengucapkan pujian bagi Allah (Kidung Simeon, Luk 2:29-32).

Di sana juga, seperti dikisahkan dalam ayat 36-38, ada Hana yang mengucapkan pujian serta berbicara mengenai Yesus kepada siapa saja yang menantikan dilepaskannya Yerusalem (di sini Yunaninya “Yerousaleem”) dari kekuatan jahat.

Pada akhir bacaan itu, ayat 39-40, ditegaskan bahwa setelah semua yang perlu menurut hukum Tuhan, maksudnya Taurat, sudah selesai dijalankan, keluarga itu kembali ke Nazaret dan di sanalah Yesus tumbuh kuat, penuh hikmat dan kasih karunia ilahi.

Begitulah ditandaskan bahwa orang tua Yesus mengikuti dengan taat keagamaan mereka dengan menjalankan apa-apa yang diperintahkan hukum Taurat.

Yesus pun menjadi dewasa dengan latar ini. Ia justru bertumbuh dalam kesalehan yang turun temurun dijalani orang di Tanah Suci.

Oleh karena itu ia nanti dapat mengajarkan kepada orang banyak bagaimana hidup beragama yang sejati.

Dia bukan orang yang merombak, melainkan membawa kembali ke pada akar terdalam hidup beragama: menjadi “penuh hikmat” dan “kasih karunia ilahi” ada padanya.

Kedua hal ini sebenarnya dua sisi dari kehidupan beragama yang sama: kebijaksanaan dari sisi upaya manusiawi dan pendidikan, dan dari sisi ilahi, hidup dalam anugerah rahmat-Nya. Itulah sosok Yesus yang bakal diperkenalkan lebih lanjut dalam Injil Lukas.

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Kamis 2 Februari 2023 Injil Katolik dan Mazmur Tanggapan

Menarik didalami bagaimana Lukas dalam petikan kali ini memakai dua macam nama kota Jerusalem: “Hierosolyma” dan “Ierousaleem”. Inilah caranya untuk menggambarkan dua suasana batin yang saling berlawanan.

Bagi Lukas, Yerusalem bukan semata-mata kenyataan fisik belaka, melainkan kenyataan batin. Bila dieja sebagai Hierosolyma, seperti pada ayat 22, hendak diungkapkan suasana batin baru yang terbuka bagi kehadiran ilahi.

Itulah suasana batin yang dituju oleh kedua orang tua Yesus ketika membawanya ke sana. Di situlah ia dipersembahkan kepada Tuhan di Bait-Nya.

Bukan berarti diserahkan begitu saja, melainkan diakui sebagai anak-Nya yang dipercayakan agar dibesarkan sebagai manusia.

Di lain sisi, Lukas mengajak kita menengok suasana batin yang berlawanan. Suasana ini dilambangkannya dengan memakai ejaan “Ierousaleem”. Itulah suasana batin yang menolak kehadiran yang ilahi, yang mau memanipulasinya.

Begitulah juga jelas kedudukan Simeon dalam petikan ini. Disebutkan pada ayat 25 Simeon ada di “Ierousalem” – ada di tempat yang suasana batinnya jauh dari kehadiran ilahi yang sesungguhnya.

Namun demikian, disebutkan juga ia adalah orang benar, orang saleh, orang yang menantikan penghiburan.

Dan ada padanya Roh Kudus pula! Walaupun hidup di tengah suasana batin orang-orang yang jauh dari Tuhan, Simeon tetap mengikuti gerakan-gerakan ilahi.

Ia terlindung dari yang miring, yang menjauhkan dari jalan yang benar.

Ia tergerak datang ke Bait dan di situlah ia menyambut Yesus dan kedua orang tuanya. Ia mengenali siapa Yesus itu.

Ia juga mendapatkan penghiburan melihat sang Mesias sungguh datang.

Begitu pula Hana. Perempuan ini nanti berbicara mengenai Yesus kepada semua yang menantikan kelepasan “Ierousaleem”.

Maksudnya, dilepaskannya suasana itu dari kungkungan yang jahat, yang menghimpit hidup batin, sehingga bisa berangsur-angsur beralih menjadi “Hierosolyma”, suasana batin yang mau menerima kehadiran ilahi yang sesungguhnya.

Bukan yang dimanipulasi dengan pelbagai ritual belaka.

Bila pikiran Lukas diterapkan ke kehidupan kini maka dapat dikatakan bahwa kedatangan Penyelamat yang akan membuat kita seperti kota Yerusalem.

Bagian dari diri kita dan jagat ini yang menolak digariskan akan hancur, tak tahan di hadapan dia yang nanti datang dengan kemuliaannya. Tapi bagian yang menerima akan ikut serta dalam keabadiannya.

Memang yang akan datang itu kini ialah seorang dari lingkungan sederhana dan tidak selayaknya menggetarkan.

Kita dan dunia kita masih mempunyai kesempatan dari tahun ke tahun belajar menerimanya dan saling mengajarkan bagaimana cara menerimanya sehingga nanti kalau ia datang kembali dengan kebesarannya kita mendapati diri dalam pilihan sikap yang cocok.

Kita ingat kata-kata Simeon di Bait Allah tentang Yesus dalam Luk 2:34: “…Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan”.

Dalam kisah-kisah kelahiran Yesus ditekankan kesederhanaannya, juga kesederhanaan orang-orang yang mengitarinya. Dia yang lahir di Betlehem itu sama dengan dia yang nanti akan datang kembali dengan segala kemuliaannya pada akhir zaman.

Bagaimana tokoh yang sesederhana itu bisa sama dengan dia yang akan datang dengan mulia dan memperoleh kuasa atas jagat ini? Lukas dalam seluruh Injilnya mengajarkan bahwa itu semua terjadi lewat perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem.

Dengan kedatangannya kota itu mengadili diri: bila menolak, maka kota itu menjadi kota “Ierousaleem”, yang prospek kehancurannya sudah jelas.

Bila menerimanya, maka kota itu akan menjadi kota suci “Hierosolyma” yang abadi. Jadi Penyelamat yang lahir di tengah-tengah manusia ini akan menentukan nasib banyak orang.

Kemudian Simeon juga berkata kepada Maria: “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Makna kata-kata ini tidak mudah dipahami.

Pedang ialah barang tajam yang akan membelah. Begitulah kehadiran Yesus yang lahir dari Maria akan membelah pikiran hati orang.

Ia akan memilah yang jahat dari yang baik dalam diri orang, seperti halnya kedatangannya memisahkan “Ierousaleem” (kota Yerusalem yang dirundung kekuatan jahat) dari “Hierosolyma” (kota Yerusalem sejauh menerimanya).

Maria adalah orang pertama juga yang akan menjadi penghuni kota suci “Hierosolyma” dan meninggalkan kota “Ierousaleem” yang menghukum diri tadi.

Sebetulnya Maria mewakili semua orang yang bakal menerimanya.

Maria orang pertama yang bersedia menerima kehadiran Yesus dalam kehidupannya.


Pada penutupan kidungnya, Simeon menerapkan Yesaya 42:6; 49:6; 52:10 pada diri Yesus. Dia inilah terang yang menyatakan kehendak ilahi bagi bangsa-bangsa lain. Jadi bukan hanya orang Yahudi.

Kehadiran ilahi, bila sungguh demikian, niscayalah terbuka bagi semua orang.

Tidak bagi sekelompok orang saja. Tidak juga bagi orang pilihan belaka. Ibarat “terang”, maka kedatangan Yesus ini bagi siapa saja yang mau mendengarkannya.

Yang menerimanya akan mendapat pencerahan, akan hidup dalam terang.

Bagaimana menanggapi warta setajam ini? Seperti biasa, warta alkitab itu menggugah, bukan hanya memberitahu.

Orang diajak untuk membuat terang bagi siapa saja ini sungguh bersinar.

Paling tidak orang diminta agar tidak menghalangi terang itu, dan kalau bisa hendaknya memantulkannya ke sekitarnya.

Begitulah yang merasa sudah beruntung diterangi kini diajak untuk membuat agar semakin banyak orang dapat ikut menikmatinya.

Terbuka macam-macam cara dan jalan. Ada pula tempat untuk macam-macam insiatif. Cara menangkap dan menanggapi warta alkitab ini dapat membuat teks hidup.

Doa Penutup

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, hari ini Putra Tunggal-Mu yang telah menjadi manusia seperti kami, dipersembahkan kepada-Mu di kenisah.

Di hadapan hadirat-Mu yang agung kami mohon dengan rendah hati, sucikanlah hati dan budi kami agar kami pun menjadi persembahan yang pantas bagi-Mu.

Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

BACAAN INJIL

Bacaan Pertama Maleakhi 3:1-4.

"Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya."

Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Tuhan yang kamu cari itu dengan mendadak akan masuk ke bait-Nya. Malaikat perjanjian yang kamu kehendaki itu sesungguhnya, Ia datang.

Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia laksana api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan kurban yang benar kepada Tuhan.

Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala, dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 24:7.8.9.10

Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.

Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!

Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan.
Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!

Bait Pengantar Injil Lukas 2:32

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel. Alleluya.

Bacaan Injil Lukas 2:22-40

"Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu."

Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.”

Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon.

Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah.

Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”

Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.

Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana.

Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun.

Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Kalender Liturgi Katolik

Kalender Liturgi Katolik Kamis 2 Februari 2023.

Kalender liturgi Katolik lengkap dengan Injil Katolik dan Mazmur Tanggapan

Pada kalender liturgi Katolik, Peringatan Wajib St. Basilius Agung dan Gregorius dr Nazianze.

Jadwal kalender liturgi Katolik esok Warna Liturgi Putih

Berikut bacaan-bacaan suci Katolik:

1Yoh. 2:22-28;

Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4;

Yoh. 1:19-28

BcO Kol. 2:16 3:4

Bacaan Pertama:

1Yoh 2:22 Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.

1Yoh 2:23 Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.

1Yoh 2:24 Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.

1Yoh 2:25 Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.

1Yoh 2:26 Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.

1Yoh 2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain.

Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu?dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta?dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

1Yoh 2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.

Mazmur Tanggapan

Mzm 98:1 Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

Mzm 98:2 TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.

Mzm 98:3 Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.

Mzm 98:3 Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.

Mzm 98:4 Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved