Breaking News

Berita NTT

Cap Go Meh, Tradisi Makan Lontong Eratkan Persaudaraan, Buang Koin Tanda Buang Sial

Cap Go Meh merupakan acara tahun baru Imlek yang dilakukan setelah 15 hari yang hiitung mulai dari hari raya Imlek, Sabtu, 4 Februari 2023 

Editor: Egy Moa
HO
Lontong Cap Go Meh sebagai makanan tradisi dalam acara Cap Go Meh. Sabtu, 4 Februari 202 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Elisabeth Eklesia Mei

TRIBUNFLORES.COM,KUPANG-Acara perayaan Cap Go Meh sering dirayakan dengan melakukan beberapa tradisi seperti makan lontong bersama dan lempar koin ke laut atau sungai. Makan lontong dimaknai mengeratkan persaudaraan dan buang koin sebagai simbol buang sial.

Krissantus Fulbertus, Wakil Ketua Umum PMSTI NTT yang membawahi Bidang Sosial Dan Bidang Pelayanan Masyarakat mengatakan Cap Go Meh merupakan acara tahun baru Imlek yang dilakukan setelah 15 hari yang hiitung mulai dari hari raya Imlek. Sabtu, 4 Februari 2023 

“Biasanya acara Cap Go Meh sering dilakukan dengan makan lontong Cap Go Meh bersama keluarga,  teman atau kerabat kita. Selain itu tradisi lainnya yaitu pergi ke laut atau sungai, lalu melempar koin di tempat tersebut,” kata Krissantus Fulbertus

Krissantus Fulbertus, melanjutkan tradisi melempar koin ini bertujuan untuk membuang sial. Sementara tradisi makan lontong bersama keluarga, teman atau kerabat yang dilakukan sekali setahun pada saat acara Cap Go Meh ini bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain dan mempererat tali persaudaraan.

Baca juga: ASDP Cabang Kupang Batalkan Pelayaran KM Inerie dan KM Ile Mandiri

“Sebenarnya, saat ini lontong Cap Go Meh sudah umum dan tersedia di rumah-rumah makan tertentu yang setiap saat menjual makanan lontong Cap Go Meh seperti di Surabaya. Tapi, umumnya tradisi yang sering kami lakukan yaitu hanya makan lontong Cap Go Meh pada hari ke 15 yang di hitung mulai dari hari raya Imlek,” ungkap Krissantus Fulbertus

Krissantus Fulbertus, menambahkan, Untuk di Kota Kupang sendiri upacara Cap Go Meh tidak seramai di Kota-kota lainnya seperti di Singkawang dan Pontianak yang perayaannya sangat meriah yang disertai dengan tari-tarian dan berbagai bentuk pertunjukan lainnya. 

“Perayaan Cap Go Meh Kota Kupang tidak seramai di Kota Lainnya. Kami dalam PMSTI sendiri juga pada tahun ini tidak merayakan Cap Go Meh secara bersama karena Ketua PMSTI kami berada di luar Negeri,” imbuh Krissantus Fulbertus.

Pada kesempatan ini, Krissantus Fulbertus mengajak semua etnis untuk menghidupkan kembali tradisi yang ada pada budaya masing-masing.

Baca juga: Modus Lolos Seleksi, Casis TNI AL di Alor NTT Ditipu Orang Tidak Dikenal, Minta Uang 20 Juta

“Kita semua pasti memiliki tradisi dalam etnis atau budaya kita masing-masing. Sehingga kita perlu menghidupi kembali atau melakukannya pada saat hari dimana tradisi itu perlu dilakukan seperti tradisi makan lontong pada acara Cap Go Meh ini,” tutur Krissantus Fulbertus

Krissantus Fulbertus pun berharap agar semua masyarakat bisa melakukan tradisi-tradisi sesuai etnis/ budayanya sehingga hal itu tidak dilupakan. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved