Berita Sikka
AWAS akan Polisikan Ketua PAN Sikka, Philip Fransiskus: Saya Tidak Bisa Komentar, Saya Menghormati
Pernyataan Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sikka, Philip Fransiskus menyebut media di Kabupaten Sikka nol dan tidak berkualitas.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Pernyataan Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sikka, Philip Fransiskus yang menyebut media di Kabupaten Sikka nol dan tidak berkualitas mendapat respon serius dari Aliansi Wartawan Sikka (AWAS).
Aliansi Wartawan Sikka (AWAS) akan mengambil langkah hukum terhadap pernyataan Ketua Fraksi PAN DPRD Sikka, Philip Fransiskus, S.S tersebut disela-sela wawancara empat wartawan di Kabupaten Sikka dengan menyebut media di Kabupaten Sikka nol dan tidak berkualitas.
Vicky da Gomez, Sekretaris AWAS menyebutkan pernyataan Philip Fransiskus tersebut telah melecehkan profesi wartawan dan melukai perasaan wartawan tidak hanya di Kabupaten Sikka tetapi di seluruh Indonesia.
Terkait sikap AWAS itu, Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sikka, Phillip Fransiskus kepada TribunFlores.Com, Senin, 6 Februari 2023 menyebutkan, setelah membaca beberapa literatur tentang jurnalistik terutama UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pokok Pers, dirinya menemukan, terhadap sesuatu hal atau terhadap pemberitaan yang dianggap belum selesai, maka para pihak bisa menggunakan hak jawab.
Baca juga: Siswa SD Negeri Wegok di Sikka Ikut KBM dalam Ruangan Rusak, Dinding Roboh Atap Berlubang
"Dan terkait itu saya kira saya sudah menjalankan itu, sudah menggunakan hak jawab karena itu yang diamanatkan oleh UU," ujar Philip Fransiskus.
Selain sudah menggunakan hak jawab sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam UU nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, Philip Fransiskus juga menyebutkan dirinya juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh awak media di Kabupaten Sikka.
"Saya meminta maaf secara tegas bahwa sebagai manusia kadang kita harus jujur bahwa ada hal yang mungkin kita tidak bisa kuasai ketika sangat marah tetapi konteks pembicaraan dari awal sampai akhir dan rentetan peristiwa sebelum berita itu menjadi satu kesimpulan utuh untuk melihat kenapa sampai dengan keluar kalimat itu dan saya kira itu juga sudah saya jelaskan dan saya juga sudah meminta maaf secara terbuka dan itu juga lewat media massa," ujar Philip Fransiskus.
Philip Fransiskus juga menyebutkan dirinya menghormati langkah hukum yang akan diambil oleh Aliansi Wartawan Sikka (AWAS).
"Saya tidak bisa berkomentar lebih jauh, menghormati itu karena saya tidak bisa masuk kesitu karena itukan haknya teman-teman media hanya bahwa kembali meminta teman-teman media untuk menghormati profesi dan kaidah aturan hukum UU yang diberikan kepada teman-teman bahwa segala sesuatunya kita selesaikan di hak jawab kita di media," tandas anggota DPRD Kabupaten Sikka ini.
Baca juga: Dinilai Lecehkan Profesi Wartawan, Aliansi Wartawan Sikka akan Polisikan Anggota DPRD Sikka
Lapor Polisi
Sebelumnya, Pernyataan Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sikka, Philip Fransiskus yang menyebut media di Kabupaten Sikka nol dan tidak berkualitas mendapat respon serius dari Aliansi Wartawan Sikka (AWAS).
Aliansi Wartawan Sikka (AWAS) bakal mengambil langkah hukum terhadap pernyataan Ketua Fraksi PAN DPRD Sikka, Philip Fransiskus, S.S tersebut di sela-sela wawancara empat wartawan di Kabupaten Sikka dengan menyebut media di Kabupaten Sikka nol dan tidak berkualitas.
Vicky da Gomez, Sekretaris AWAS menyebutkan pernyataan Philip Fransiskus tersebut telah melecehkan profesi wartawan dan melukai perasaan wartawan tidak hanya di Kabupaten Sikka tetapi di seluruh Indonesia.
Pernyataan Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sikka itu, lanjut Vicky, merupakan bentuk pengkerdilan atas kemerdekaan serta peran pers dalam pembangunan sesuai yang termaktub dalam Pasal 2 dan Pasal 3 ayat (1) UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pokok Pers.
Wartawan SuaraSikka.Com Vicky da Gomez, lebih jauh menjelaskan, dalam Pasal 2 jelas menyebutkan bahwa Kemerdekaan Pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum.
"Artinya, kemerdekaan yang dimaksud tidak hanya terbatas terhadap mencari, mengumpulkan, menyimpan dan menyebarluaskan informasi. Bila informasi yang dikumpulkan tersebut tidak disebarkan tentu ada pertimbangan jurnalistiknya. Ini yang mesti dipahami," tandas Vicky da Gomez, Sabtu, 4 Februari 2023.
Pasal 3 ayat (1) menyebutkan Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial.
"Dengan menyebut media di Sikka nol dan tidak berkualitas maka sesungguhnya yang bersangkutan telah mengkerdilkan fungsi pers sebagaimana yang termuat dalam Pasal 3 ayat (1)," jelasnya lagi.
Vicky menyebutkan, selain menempuh jalur hukum, AWAS juga akan mengajukan pengaduan tertulis ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Sikka dan Ketua Umum DPP PAN.
"Hari Senin tanggal 6 Februari 2023 kami akan berkoordinasi dengan Polres Sikka sekaligus mengadukan persoalan ini ke Polres Sikka. Kami juga akan bersurat resmi ke BK DPRD Sikka dan DPP PAN," tutup Vicky.
Tidak Berkualitas
Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Kabupaten Sikka, Philip Fransiskus, SS., menyebut media di Kabupaten Sikka nol dan tidak berkualitas.
Pernyataan itu disampaikan, Philip Fransiskus di sela-sela wawancara empat wartawan di Kabupaten Sikka antara lain Karel Pandu dari media Timex, Vianey Tinton dari lenterapos.id, Elisabeth Maria Dato dari Floresku.co dan Irma bersama ketua DPRD Sikka, Donatus David, SH., di ruang kerjanya terkait penyerahan dokumen Pansus Perumda Wairpuan ke Kejaksaan Negeri Sikka, Jumat, 27 Januari 2023.

Karel Pandu kepada TribunFlores.Com menyebutkan, saat Donatus David SH., sementara menjelaskan terkait penyerahan dokumen hasil Pansus tersebut, Philips yang saat itu duduk di dalam ruangan Ketua DPRD, bersama anggota DPRD Sikka dari Fraksi PKB, Simon Subandi dan anggota DPRD Sikka dari Fraksi Hanura langsung menyeletuk dengan kalimat, “Semua menjadi telanjang, tetapi yang tugas mewartakan itu ada di mana?”ujar Philip saat itu.
"Entah apa maksud arah dan tujuan pernyataan Philips tersebut, namun pernyataan Philip itu langsung ditimpali Donatus David dengan menyinggung topik Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD Sikka dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sikka beberapa hari sebelumnya yang membahas soal rekrutmen P3K Nakes," ungkap Karel Pandu, salah satu wartawan senior di Kabupaten Sikka.
Terkait RDP yang membahas soal rekrutmen Nakes, lanjut Karel, Ketua DPRD Kabupaten Sikka, Donatus David mengatakan jika sebelumnya dirinya sudah menghubungi salah seorang wartawan Kumparan, Mario Sina untuk menanyakan berita terkait RDP tersebut.
Usai David mengutarakan hal itu, lanjut Karel Pandu, Ketua DPD PAN Kabupaten Sikka, Philips Fransiskus kembali menimpali bahwa di mata dia, media itu nol.
“Saya minta maaf hari ini saya nol terhadap media, nol. Jadi prinsip media itu apa? buat saya nol!” ungkap Philip sesuai dengan hasil rekaman wawancara.
Pernyataan Philips itu langsung ditimpali oleh ketua Simon Subandi dengan kata kata bahwa "Berita yang sebenarnya itu berita yang tidak diberitakan,".
Philips kemudian kembali menimpali bahwa menurutnya media hanya menuliskan satu lembaga dengan mengambil satu kejadian, lalu membuat generalisasi. Philips bahkan secara tegas menantang untuk kelas media di Sikka.
“Jadi, bagaimana media hanya menulis satu lembaga dengan mengambil satu kejadian lalu membuat generalisasi. Saya berani tantang untuk kelas media di Sikka, saya tantang saya tidak lari,” tegas Philip.
Atas pertanyaan Ketua DPD PAN Kabupaten Sikka, Philips Fransiskus tersebut, wartawan lenterapos.id, Vianey Tinton, saat itu spontan menjawab bahwa hal itu akan menjadi bahan refleksi bagi media di Kabupaten Sikka.
"Ini sebagai bahan refleksi untuk kami,” ujar Tinton datar sembari hendak meneruskan mewawancarai Donatus David.
Namun, lagi-lagi Philip menimpali bahwa dirinya siap menghadapi siapapun.
“Kalau untuk saya tidak lari, kalau anda siapa saya siapa? saya tidak lari, karena saya orang yang siap menghadapi siapapun dengan semua data, coba hari ini dibuka ini menyangkut dengan ini (data) anda mau berani buka? jujur dong. Di mana anda?" Ini nol ini, yang soal ini BKD,” ungkap Philip lagi.
Atas pernyataan Philip itu, Vianey Tinton pun langsung menimpali bahwa kalau soal terkait rekrutmen Nakes, media sudah menulis. Namun terkait RDP bersama BKD, Vianey Tinton mengatakan kalau dirinya tidak hadir.
Anggota DPRD Sikka dari partai Hanura Wenseslaus Wege pun langsung menimpali bahwa kalau tanpa DPRD, maka persoalan rekrutmen P3K Guru dan Nakes tidak akan mungkin selesai.
“Kalau tanpa DPRD persoalan guru dan Nakes tidak akan mungkin selesai," ujar Wens.
Philip kemudian mengajak untuk mendudukan persoalan sesuai dengan posisi dan tupoksi masing-masing. “Artinya begini, mari kita dudukan persoalan ini masing-masing dengan posisi dan tupoksi kita masing –masing,” ujar Philips.
Wawancara yang kemudian berjalan tidak kondusif itu berlanjut pada perdebatan antara Philip dan Karel Pandu sebagai wartawan Timex.
Di mana, Karel Pandu secara spontan merespon anggapan Philip yang saat itu mengatakan bahwa kualitas media di Sikka sangat rendah, sama dengan sampah bahkan lebih rendah dari sampah, sama dengan tai sapi bahkan lebih buruk dari tai sapi.
Menurut Karel, ungkapan itu tidak benar, karena media di Sikka juga mempunyai kontribusi bagi pembangunan di Sikka.
"Itu pernyataan terlalu kerdil. Tidak bisa begitu, media juga punya kontribusi bagi pembangunan daerah ini. Bahwa berita ditulis atau tidak, berita naik atau tidak itu urusan media itu sendiri. Memang wartawan dibayar oleh pemerintah atau daerah ini. Wartawan yang menjalankan tugasnya hanya taat atas pimpinannya,” tegas Karel.
Atas jawaban Karel ini, Philip pun berang dan mengancam bahwa Karel belum tahu siapa dirinya.
"Karel kau belum tahu saya, dengan orang lain kau boleh lakukan itu tetapi dengan saya jangan," tegas Philips.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sikka, Philip Fransiskus yang dikonfirmasi TribunFlores.Com, Sabtu, 4 Februari 2023 pagi melalui telepon selulernya meminta rekaman hasil wawancara dibuka dari awal hingga akhir.
"Kalau dipenggal kalau dipenggal untuk dapat angel berita itu, itu yang saya bilang tadi, manusia ini kan kadang-kadang salah, tetapi harus dilihat dari konteks pembicaraan dari awal sampai akhir, apakah kalimat tadi itu menjadi kesimpulan yang valid ataukah itu kesalahan lidah mengucapkan," jelas Philip.
Philip juga menjelaskan, saat itu dirinya dengan tegas menyampaikan kepada empat wartawan di Kabupaten Sikka yang saat itu mewawancarai Ketua DPRD Kabupaten Sikka bahwa dirinya masih sangat menghargai beberapa media atau wartawan yang sangat independen dalam pemberitaan.
"Saya sampaikan, Vicky menulis dengan sangat keras terhadap Bupati, Mario saya liat sangat objektif dalam menulis banyak hal, Tinton ada di sebelah saya, bukan karena Tinton ada di sebelah saya tetapi Tinton saya tahu yang berita kemarin soal bahwa mutasi itu bermasalah. Tinton langsung tulis jadi karena ada kesalahan satu dua kata. Saya kira sekali lagi, saya harus menyampaikan permohonan maaf, saya bukan orang suka bersembunyi dan orang yang pengecut," tandas Philip Fransiskus.
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News
Bacaan Injil Katolik Selasa 7 Februari 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan |
![]() |
---|
KOMODO GIFT, UMKM Binaan Bank NTT Kini Banjir Pengunjung Hingga Pejabat Negara |
![]() |
---|
Siswa SD Negeri Wegok di Sikka Ikut KBM dalam Ruangan Rusak, Dinding Roboh Atap Berlubang |
![]() |
---|
Proyek Jalan Lamanabi-Patisirawalang di Tanjung Bunga Flores Timur Belum Selesai Dikerjakan |
![]() |
---|
Lembata Butuh Pelayanan Imigrasi, Biaya Urus Paspor Kalau ke Kupang Habis Biaya Sampai 1 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.