Nama Bayi Katolik

Nama Bayi Katolik Lahir Tanggal 2 Februari Lengkap Kisah Tokoh dan Maknanya

Maria menyerahkan Yesus, anaknya kepada imam yang bertugas yang akan meletakkan Yesus di atas altar Tuhan sebagai korban persembahan

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Foto Bayi Perempuan 

TRIBUNFLROES.COM, MAUMERE- Berikut nama bayi Katolik yang cocok diberikan saat bayi tersebut lahir pada tanggal 2 Februari. Nama bayi Katolik tersebut diambil dari nama orang kudus yang diperingati tiap tanggal 2 Februari.

Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah

Empat puluh hari yang lalu, kita merayakan pesta kelahiran Yesus Juru Selamat dunia. Dan hari ini kita memperingati peristiwa Yes dipersembahkan kepada Allah di kenisah Yerusalem.

Peristiwa ini terjadi sesuai dengan tuntutan Hukum Taurat Musa: "Setiap anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah pada hari ke-40". Yusuf dan Mara menepati hukum itu.

Baca juga: Nama Bayi Katolik Lahir Tanggal 1 Februari Lengkap Kisah Tokoh dan Maknanya

 

Mereka datang dengan membawa serta sepasang burung merpati sebagai persembahan seturut adat Yahudi. Dengan bertindak demikian mereka tidak saja berusaha memenuhi hukum Tuhan, tetapi juga mau memberi teladan bagi kita dalam hal ketaatan pada hukum: hukum Tuhan, hukum Gereja dan hukum Negara.

Sesuai dengan kebiasaan, Maria menyerahkan Yesus, anaknya kepada imam yang bertugas yang nantinya akan meletakkan Yesus di atas altar Tuhan sebagai korban persembahan kepada Allah. Sedangkan Yusuf membawa dua ekor merpati itu dan memberikannya kepada imam untuk dikorbankan sebagai pengganti Yesus.

Setelah merpati dikorbankan, Yesus diserahkan kembali kepada orang-tuanya. Persembahan anak laki-laki sulung kepada Tuhan merupakan suatu tindaka iman untuk menyatakan bahwa anak itu sesungguhnya adalah karunia Tuhan. Maka tindakan Maria dan Yusuf tidak hanya menunjukkan bahwa mereka mau menaati Hukum Taurat Musa tetapi juga mau menunjukkan imannya kepada Allah sebagai pemberi Yesus.

Peristiwa persembahan Yesus di kenisah bukanlah peristiwa bias seperti yang terjadi atas semua anak sulung orang Israel. Peristiwa ita adalah suatu peristiwa 'keselamatan' karena terjadi atas Pribadi Puten Allah sendiri yang akan menentukan sejarah dunia.

Kedatangan Simeon dan Hana ke kenisah Allah atas dorongan Roh Kudus membuktikan secara lebih tandas lagi makna peristiwa itu. Mereka datang untuk bertemu dan menyaksikan sendiri Sang Mesias yang dijanjikan Allah sebagai Penebus umat manusia.

Baca juga: Nama Bayi Katolik Bertema Cinta Lahir Bulan Februari, Inspirasi Valentine Day

Pada hari ini kita pun diundang dan dikumpulkan oleh Roh Kuda di dalam Gereja untuk bertemu dengan Kristus di dalam Perjamuan Kudus. Di dalamnya kita menjumpai dan mengenal Dia sampai pas hari Ia datang dalam semarak kemuliaan-Nya.

Beata Eugenia de Smet, Perawan

Puteri berkebangsaan Prancis ini lahir pada tahun 1825 dan dikenal sebagai pembina Tarekat Suster-suster Pembantu Jiwa-jiwa di Api Penyucian.

Sejak berusia 17 tahun, ia sudah berniat mengabdikan dirinya bagi kemuliaan Tuhan. Ia bersedia dan rela menerima penyelenggaraan ilahi atas dirinya dengan melaksanakan apa saja yang diperintahkan Allah, kendatipun kehendak Allah itu terasa berat baginya.

Sesudah menerima Komuni Kudus pada hari peringatan 'Jiwa-jiwa di Api Penyucian' tahun 1853, iA merasakan dalam hatinya suatu gejolak batin yang luar biasa kuatnya: Ia merasa mendapat panggilan Allah untuk membina suatu tarekat baru bagi suster-suster yang khusus mengabdikan diri bagi kepentingan jiwa-jiwa yang masih bergulat dengan penderitaan di api penyucian dengan doa dan tapa serta pekerjaan- pekerjaan amal kasih.

Gejolak batin itu tak tertahankan. Namun ia masih juga merasa ragu-ragu akan panggilan ilahi itu. Guna mendapat kepastian akan pentingnya mendirikan tarekat itu dan agar tarekat itu tidak didirikan atas dasar dorongan emosional perseorangan belaka, ia meminta kepada Tuhan lima buah tanda' sebagai petunjuk perihal apa yang dikehendaki-Nya dari padanya. Tuhan mengabulkan permo- honannya itu selama 2 tahun awal karyanya.

Baca juga: Nama Bayi Katolik Terkeren 2023 Awalan Huruf W, X dan Y Lengkap Makna

Kecuali itu ia pun meminta petunjuk dari Santo Yohanes Maria Vianney, Pastor Ars yang pada waktu itu sudah masyhur namanya karena berbagai karunia luar biasa yang diberi Allah kepadanya.

Kepada Eugenia, Pastor Ars yang kudus itu mengatakan bahwa pendirian tarekat baru yang diusulkannya berkenan kepada Allah dan sangat berguna bagi pembebasan Jiwa-jiwa di Api Penyucian.

Kata-kata Yohanes memberinya peneguhan untuk memulai karya agung itu. Dengan izin Uskup Agung Paris, rumah biara pertama tarekat itu dibangunnya di Paris pada tahun 1856. Sejak itu ia mengganti namanya dengan nama baru: 'Maria, Puteri Penyelenggara Ilahi', karena segala yang terjadi atas dirinya adalah berkat Penyelenggaraan Ilahi Allah.

Kepercayaannya akan Penyelenggaraan Ilahi tak pernah mengecewakan dia. Dalam beberapa tahun Tarekat Pembantu Jiwa-jiwa di Api Penyucian tersebar ke seluruh dunia: Eropa, Amerika dan Asia. Akan tetapi kemajuan ini tercapai tidak tanpa mengarungi sengsara.

Banyak salib penderitaan yang ditanggungnya: ia terserang penyakit kanker, mengalami berbagai kesulitan dalam kepemimpinannya, kemiskinan, fitnahan dan olokan. Meskipun demikian semuanya itu ditanggungnya dengan sabar penuh iman sambil tetap bersemangat melaksanakan tugasnya.

Bapa sendiri bersusah payah mengendalikan dia agar tidak terlalu giat sementara ia dalam keadaan sakit. Namun Ibu Maria toh tidak dikekang semangat pengabdiannya, karena ia yakin bahwa Tuhan menyertainya.

Setelah menerima sakramen-sakramen terakhir dari tangan Pater Petrus Olivaint, yang beberapa bulan kemudian mati sebagai martir di Tiongkok, Ibu Maria wafat dengan tenang pada tanggal 7 Februar 1872.

Kata terakhir yang ditinggalkannya kepada suster-susternya ialah "Cinta kasih", la digelar "beata' oleh Paus Pius XII (1939-1958) pada tanggal 26 Mei 1957.

Santa Yoana Lestonac, Janda

Yoana lahir pada tahun 1556. Beliau adalah janda dan ibu dari empat orang anak. Sepeninggal suaminya ia menjalani cara hidup mem biara. Tetapi karena difitnah ia terpaksa keluar lagi dari biara itu.

Akhirnya ia mendirikan sebuah kongregasi suster yang mengabdikan diri di bidang pendidikan anak-anak puteri. Ia meninggal dunia pada tahun 1640.

Beato Theofanus Venard, Martir

Misionaris muda ini dijuluki "Martir Gembira" sebab sepanjang kariernya yang penuh dengan bahaya, bahkan sampai akhir hidupnya sebagai seorang martir, ia tetap menghadapi semuanya dengan gembin dan lapang dada.

Teofan lahir pada tahun 1829 di Prancis, dari sebuah keluarga Katolik yang saleh. Semenjak mudanya ia suka membaca majalah misi yang dikeluarkan oleh Serikat Kepausan untuk Penyebaran Iman.

Ia kagum akan keberanian dan semangat pengorbanan para misionaris di tanah-tanah misi, terutama di tanah misi Tiongkok, sebagaimana dikisahkan di dalam majalah tersebut. Sejak itu hasrat hatinya untuk menjadi misionaris mulai bersemi.

Suatu hari ia berkata kepada orang-tuanya: "Saya juga ingin menja di misionaris di Tonkin dan menjadi martir Kristus di sana". Tetapi siapakah yang akan menyekolahkan dia hingga bisa menjadi imam? Orang-tuanya miskin dan tak mampu membiayai sekolahnya.

Tetapi rahmat Tuhan menyertainya. Pastor parokinya rela membantu menyekolahkan dia. Mula-mula ia belajar di pastoran dan kemudian pindah seminari. Akhirnya pada tahun 1852 dalam usianya 23 tahun, ia ditahbiskan menjadi imam.

Tiga hari sesudah ia ditahbiskan, ia bersiap-siap untuk berangkat ke Tonkin (sekarang: Vietnam), Cina sebagai misionaris. Ia tidak sempat lagi bertemu dengan semua orang yang dikasihinya: orang tua, sanak saudara dan sahabat kenalannya.

Oleh karena itu in menulis surat perpisahan kepada mereka dari Paris. Lebih dari setahun ia berada di Hongkong untuk mempelajari bahasa setempat. Dari Hongkong in secara gelap menyusup masuk ke Tonkin, karena penguasa setempat tidak memperkenankan orang-orang asing termasuk para misionaris berkarya di sana, meskipun jumlah umat Katolik sudah cukup banyak.

Dalam keadaan itu tindakan nekad Teofan sungguh berbahaya bagi dirinya. Namun ia sendiri merasa tidak ada masalah dan tetap bergembira. Kepada seorang sahabatnya ia menulis: "Hiduplah kegembiraan! Tentu engkau tahu semboyan Santa Theresia: Apa saja yang terjadi atas dirimu janganlah bersusah hati, janganlah takut dan gelisah; pada akhirnya segala sesuatu akan lenyap, dan hanya Tuhanlah yang tetap!" Tujuh tahun lamanya Theofan bekerja di Tonkin secara sembunyi- sembunyi.

Ia melayani umat dengan merayakan sakramen-sakramen, mengajarkan agama, dan meneguhkan hati mereka. Waktu-waktu luangnya ia manfaatkan untuk menyalin seluruh Perjanjian Baru ke dalam Bahasa Annam.

Lama kelamaan kehadirannya di sana diketahui juga. Oleh laporan seseorang yang mengetahui baik kegiatan-kegiatannya, ia ditangkap dan dipenjarakan pada tanggal 30 Nopember 1860. Kepada seorang adiknya di Prancis ia masih sempat menulis beberapa surat. Surat-surat itu diawalinya dengan kata-kata: "Dari kurungan saja saya menulis surat ini kepadamu!"; karena memang ia dipenjarakan di dalam sebuah sel yang berterali besi dan dijaga ketat siang dan malam.

Dua bulan lebih ia tinggal di dalam sel itu. Dari surat-suratnya terbaca jelas wataknya yang tetap riang-gembira. Katanya dalam sebuah surat: "Mungkin kepalaku akan dipenggal oleh penguasa kafir yang lalim dan dengan demikian tamatlah riwayat hidupku. Namun kematian itu sungguh merupakan suatu peristiwa iman yang membahagiakan sekali hatiku. Kematian yang kurindukan sejak dahulu karena olehnya aku akan pindah ke dalam kehidupan abadi bersama Tuhan".

Pada tanggal 2 Februari 1861 ia dipenggal kepalanya karena iman akan Kristus dan kecintaannya yang luar biasa pada umatnya. Sewaktu dihantar ke panggung tempat ia disiksa, ia menyanyikan mazmur-mazmur dan lagu-lagu rohani.

Sumber: Buku Orang Kudus Sepanjang Tahun
Penyusun: Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved