Berita Maumere

Awal 2023 Di Sikka, Sudah Delapan Kasus Kekerasan Seksual Anak Terbanyak di Bola

Baru di awal tahun 2023, kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Sikka, Pulau Flores tercatat sebanyak delapan kasus dan terbanyak di Bola.

Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
Pelaku pencabulan anak dibawah umur saat digiring menuju Unit PPA Polres Sikka untuk dimintai keterangan, Jumat, 10 Februari 2023 malam. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM,MAUMERE - Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Sikka meningkat di awal tahun 2023. 

Merujuk Unit PPA Polres Sikka telah terjadiu delapan kasus kekerasan seksual terhadap anak dan lebih banyak terjadi di wilayah hukum Polsek Bola.

"Kasus pencabulan anak di Maumere cukup tinggi, di bulan Januari saja sudah sekitar delapan kasus dan 2022 itu juga cukup banyak, hampir 40an kasus," ujar Kapolres Sikka, AKBP Nelson Filipe Diaz Quintas.

Dirinya juga menyebutkan, semua kasus kekerasan seksual terhadap anak akan diproses hingga tuntas.

Baca juga: Deklarasi Netralitas ASN Jelang Pemilu 2024, Karutan Maumere: Jangan Terlibat Politik Praktis

Kepala DP2KBP3A, dr.Bernadina Sada Nenu, kepada TribunFlores.Com, dihubungi Senin, 13 Februari 2023 membenarkan peningkatan kasus kekerasan terhadap anak termasuk kekerasan seksual.

"Pemerintah menyikapi ini dengan melakukan penguatan di tingkat keluarga kepada pasangan keluarga, pengawasan terhadap anak-anak di rumah, peran orang tua itu sangat penting karena keseharian paling banyak anak itu berada di dalam rumah bersama orang tua dan orang rumahnya, berikut, sekian banyak jam ada di sekolah dan sedikit ada di lingkungan tergantung kegiatan anak-anak," jelas dr. Dina sapaanya.

Selain melakukan sosialisasi, Pemerintah Kabupaten Sikka sudah memiliki Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak yang berperan untuk mendampingi para korban kekerasan terutama kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kekerasan seksual terhadap anak justru dilakukan oleh orang-orang terdekat korban.

"Kekerasan seksual terhadap anak itu paling banyak oleh orang-orang dalam rumah jadi ranah domestik yang paling banyak dan faktor yang paling dominan adalah perilaku orang tua atau orang di dalam rumah atau orang yang lebih tua tidak punya etika lagi, amoral, ini kembali ke fungsi keluarga, agama dan fungsi kasih sayang itu dilaksanakan dengan benar atau tidak," tandas Bernadina.*

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved