Berita Flores Timur

Warga Flores Timur Kesal, Pulang Tidak Bawa Beras saat Operasi Beras Murah

Warga Flores Timur Kesal, Pulang Tidak Bawa Beras saat Operasi Beras Murah. Ada yang buang ongkos ojek tapi tidak mendapatkan beras saat Operasi Pasar

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
ANTRE-Ratusan warga berdesakan demi dapat beras murah di Kantor Camat Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Senin 20 Februari 2023. Warga Flores Timur Kesal, Pulang Tidak Bawa Beras saat Operasi Beras Murah 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Operasi pasar murah yang menjual beras sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh Perum Bulog Larantuka mendapat banyak sorotan warga di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores.

Pasalnya, 6 ton beras dalam operasi pasar tahap satu di Kantor Camat Tanjung Bunga dan Wulangitang beberapa hari lalu dinilai menuai ketimpangan. Banyak warga kurang mampu mengeluh karena tidak mendapat jatah beras murah.

Sekretaris Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Darius Letor Tukan, mengatakan sebagian besar warga dibuat kesal sudah mengantre berjam-jam namun pulang tanpa membawa beras medium berkualitas.

Ia mengaku sudah menginformasikan menggunakan pengeras suara satu hari sebelum operasi, namun keterbatasan stok beras untuk 600 KK membuat warganya menduga adanya praktek monopoli yang hanya mementingkan warga sekitar kantor camat.

Baca juga: Mantan Wakil Bupati Flores Timur Tanggapi Dugaan Penimbunan Beras, Bisa Dipidana 5 Tahun Penjara

 

"Mereka tidak dapat kupon saat antre. Batasannya 10 Kilo gram dan yang mereka pahami, sepertinya monopoli masyarakat desa-desa terdekat karena mereka bisa dapat menggunakan 2 atau 3 KTP berbeda sehingga kami di desa yang jauh tidak kebagian," katanya via sambungan telepon, Kamis 23 Februari 2023.

Menurutnya, warga Waibao harus merogoh kocek membayar transportasi sebesar Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu menuju kantor camat yang jaraknya diperkirakan belasan kilo meter.

"Masyarakat keluarkan uang transport ojek tapi pulang kosong. Kalau ikut oto ongkosnya Rp 15 ribu per penumpang, sedangkan ojek Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu," katanya

Ketua BPD Ojan Detun, Kecamatan Wulanggitang, Abdon Julius mengatakan pihaknya tidak mendapat informasi dari pihak kecamatan soal operasi pasar murah.

Ia menuturkan, harga beras di Pasar Boru tembus 15 kilo gram membuat warga di daerah pelosok Wulanggitang yang belum tersentuh jaringan internet sulit memenuhi kebutuhan ekonomi.

"Pihak kecamatan ini koordinasi dengan desa-desa juga tidak jalan. Kita pulang ke desa lihat masyarakat menyesal karena tidak dapat apa-apa," katanya via sambungan telepon, Rabu 22 Februari 2023.

Julius berharap agar operasi pasar di tahap berikutnya melibatkan warga yang belum mendapat jatah sehingga pendistribusian beras murah dapat dinikmati secara adil.

Baca juga: Dua Resividis dan Empat Penadah Ponsel Android Curian Diciduk Polresta Kupang Kota

"Nanti warga lain tidak kebagian. Operasi berikutnya musti ingat warga yang lain juga," katanya.

Sementara Camat Tanjung Bunga, Dionisius Aliandu saat hendak dikonfirmasi belum bisa memberikan keterangan soal dugaan warga yang menyebut monopoli pelayanan.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved