Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Maret 2023, Jangan Merendahkan Orang Lain

Mari simak renungan harian katolik Sabtu 18 Maret 2023.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Jangan Merendahkan Orang Lain.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-IYAND ATA RANGGA
GEREJA PAROKI STA.THERESIA MBATA - Inilah tampak depan Gereja Paroki Santa Theresia Mbata di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Manggarai Timur. Mari simak renungan harian katolik Sabtu 18 Maret 2023.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Jangan Merendahkan Orang Lain. 

Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain. Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai.

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.

Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Maret 2023 ini kita merenungkan bacaan-bacaan Kitab Suci dan Bacaan Injil hari ini Sabtu 18 Maret 2023.

Dalam Bacaan Injil Hari ini Lukas 18:9-14 Yesus menceritakan perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai.

Kisah Lukas mengenai doa orang Farisi dan pemungut cukai ini amat menarik dan mengesankan.

Kita dapat memahami bagaimana orang Farisi itu berdoa dengan cara demikian. Memang layak disyukuri bahwa dia tidak menjadi penjahat.

Akan tetapi, kita perlu memahami isi doanya, karena orang Farisi tersebut juga mengatakan, “aku bukan pula seperti pemungut cukai ini.” Kelihatan dibalik doanya ada sikap mengadili orang lain.

Selain itu model doa orang Farisi ini mengandaikan bahwa ia sudah tidak butuh Tuhan lagi. Ia sudah mampu menjadikan dirinya lurus dan benar tanpa bantuan Tuhan lagi. Bukankah itu sikap yang sombong?.

Sebaliknya, pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, tidak berani menatap ke langit, tetapi hanya memukul diri dan berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku, orang yang berdosa ini.”

Yesus memuji pemungut cukai itu bahkan menyebutnya sebagai orang yang dibenarkan oleh Allah. Doa yang singkat dan penuh kerendahan hati dari si pemungut cukai dinilai lebih unggul.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved