Misa Hari Minggu

Teks Misa Minggu IV Prapaskah Minggu 19 Maret 2023

Mari simak teks misa hari Minggu 19 Maret 2023.Teks misa hari minggu IV Masa Prapaskah. ikuti misa hari minggu prapaskah IV esok.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/MARIA MANGKUNG
GEREJA - Tampak depan Gereja Santo Yohanes Maria Vianney Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.Mari simak teks misa hari Minggu 19 Maret 2023.Teks misa hari minggu IV Masa Prapaskah. ikuti misa hari minggu prapaskah IV esok. 

L : Bacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di
Efesus
Saudara-saudari, memang dahulu kamu adalah
kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di
dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anakanak terang, karena terang hanya berbuahkan
kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah
apa yang berkenan kepada Tuhan.

Janganlah turut mengambil bagian dalam
perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak
berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya
telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab
menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka
di tempat-tempat yang tersembunyi telah
memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah
ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab
semua yang nampak adalah terang.
Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu
yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan
Kristus akan bercahaya atas kamu."
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

09. BAIT PENGANTAR INJIL (Yoh. 8:12b)

P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Akulah terang dunia, sabda Tuhan,* siapa saja yang
mengikuti Aku mempunyai terang hidup.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
10. INJIL (Yoh. 9:1-41)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Yohanes.

Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang
buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya
kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa,
orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia
dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan
bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaanpekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus
Aku, selama masih siang; akan datang malam, di
mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.
Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke
tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah,
lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan
berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu
dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus."
Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu
kembali dengan matanya sudah melek.
Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang
dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata:
"Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang
berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata:
"Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu
sendiri berkata: "Benar, akulah itu." Kata mereka
kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?"
Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk
tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata
kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu.
Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku,
aku dapat melihat." Lalu mereka berkata kepadanya:
"Di manakah Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu."
Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu
kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus
mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu,
adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisipun
bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi
melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah
pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan
sekarang aku dapat melihat." Maka kata sebagian
orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari
Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat."
Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang
berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?"
Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu
kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan
engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah
memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah
seorang nabi." Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak
percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat
melihat lagi, sampai mereka memanggil orang
tuanya dan bertanya kepada mereka: "Inikah
anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta?
Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat
melihat?"Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah,
bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,
tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami
tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya,
kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya
sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata
untuk dirinya sendiri." Orang tuanya berkata
demikian, karena mereka takut kepada orang-orang
Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat
bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai
Mesias, akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka
orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah
kepadanya sendiri."

Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang
tadinya buta itu dan berkata kepadanya:
"Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu
bahwa orang itu orang berdosa." Jawabnya: "Apakah
orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu
hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan
sekarang dapat melihat." Kata mereka kepadanya:
"Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia
memelekkan matamu?"Jawabnya: "Telah kukatakan
kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya;
mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi?
Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"
Sambil mengejek mereka berkata kepadanya:
"Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid
Musa. Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman
kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu
dari mana Ia datang."

Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa
kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia
telah memelekkan mataku. Kita tahu, bahwa Allah
tidak mendengarkan orang-orang berdosa,
melainkan orang-orang yang saleh dan yang
melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai
sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang
yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak
dapat berbuat apa-apa." Jawab mereka: "Engkau ini
lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak
mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.
Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh
mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan
berkata: "Percayakah engkau kepada Anak
Manusia?" Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya
aku percaya kepada-Nya." Kata Yesus kepadanya:
"Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang
sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud
menyembah-Nya. Kata Yesus: "Aku datang ke dalam
dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang
tidak melihat, dapat melihat, dan supaya
barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi
yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya:
"Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?" Jawab
Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu
tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami
melihat, maka tetaplah dosamu."
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.

11. RENUNGAN SINGKAT

Bacaan Injil hari ini berbicara tentang penyembuhan seorang yang buta sejak lahir. Sebenarnya hal ini
menggembirakan. Sayangnya, orang-orang Farisi
mempersoalkannya sebab Yesus menyembuhkan
orang itu pada hari Sabat. Kita dalami satu dua poin
dari kisah ini untuk perkembangan hidup iman kita.
Pertama, menjadi utusan. Orang buta ini diminta
Yesus untuk membasuh dirinya di kolam Siloam.
Kemudian ada catatan kecil muncul, siloam artinya
yang diutus. Orang itu pun pergi, membasuh dirinya,
dan ia pun dapat melihat. Kisahnya penyembuhan pun
selesai. Namun, kisah ini kemudian diperpanjang
dengan upaya orang buta tersebut untuk meyakinkan
semua orang, terutama orang Farisi, bahwa Yesus
adalah Tuhan. Ketika orang Farisi tidak dapat
mengalahkan kesaksiannya, maka mereka pun
mengusir dia. Kisah ini sebenarnya menunjukkan
bahwa orang buta itu menjadi utusan Tuhan untuk
memberikan kesaksian tentang cinta dan kasih Tuhan
yang luar biasa.

Kita pun, oleh rahmat sakramen pembaptisan, memiliki kewajiban untuk menjadi orang yang diutus Tuhan. Pembaptisan kita menjadi seperti peristiwa pembasuhan orang buta itu di kolam Siloam. Tanpa menjadikan diri kita sebagai utusan Tuhan yang memberikan kesaksian tentang cinta Tuhan yang menyelamatkan, kita sebenarnya tidak menjalani kewajiban pembaptisan kita. Sama seperti orang buta, kita memiliki keterbatasan dalam pengetahuan akan Tuhan. Namun, orang buta itu mengajarkan kita bahwa pengalaman iman kita akan kasih Tuhan yang menuntun hidup kita setiap hari merupakan pelajaran yang amat berharga yang dapat kita bagikan satu sama lain.

Kedua, melihat Tuhan dengan mata hati. Perbedaan antara orang buta sejak lahir tersebut dengan orang Farisi adalah orang buta itu merasakan kehadiran Tuhan. Ia kemudian disembuhkan dan pada akhirnya melihat Tuhan dengan mata kepalanya sendiri.

Pada sisi lain, orang Farisi itu tidak buta matanya, tetapi mereka sama sekali tidak merasakan kehadiran Tuhan, dan karenanya mereka tidak melihat Tuhan dengan mata mereka sendiri. Kalau pun mereka melihat, mata hati mereka buta mengidentifikasikan Yesus sebagai Tuhan. Itulah sebabnya Yesus katakan, “sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: kami melihat, maka tetaplah dosamu”. Artinya, orang-orang Farisi itu melakukan dosa penipuan. Mata hati mereka buta dan tidak melihat Tuhan, tetapi mereka katakan bahwa mereka melihat. Itulah dosa mereka.


Dari kisah ini kita belajar untuk membuka mata hati
kita dan merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup
kita. Tuhan tidak dapat dijumpai dalam pengetahuan.
Ia lebih dirasakan dalam hati melalui pengalamanpengalaman sederhana. Orang yang mata hatinya
terbuka, akan mampu melihat kehadiran Tuhan yang
menyapanya dalam hidup. Kita tentu tidak menjadi
seperti orang Farisi yang memiliki pengetahuan yang
baik tentang Tuhan tetapi tidak memiliki hati untuk
merasakan kehadiran Tuhan. Mari kita buka hati kita
agar kita selalu merasakan kehadiran Tuhan di setiap
perjuangan hidup kita. Tuhan memberkati kita semua.

12. HENING SEJENAK

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved