Berita NTT
Masyarakat 17 Daerah di NTT Buang Air Besar di Kali dan Hutan
Baru lima daerah di NTT yakni Flores Timur,Alor,Manggarai, Belu dan Kota Kupang yang masyarakatnya tidak membuang air besar sembarangan.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM,KUPANG -Masyarakat pada 17 daerah di Provinsi NTT dilaporkan masih melakukan buang air besar (BAB) disembarang tempat diantaranya di kali dan hutan.
Sub Koordinator Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT, I Made Sumiarta mengatakan wilayah yang tidak lagi melakukan BAB di sembarang tempat hanya ada lima.
"Baru ada Flores Timur, Alor, Manggarai, Belu dan Kota Kupang dinyatakan tidak membuang air besar sembarangan," kata Made dalam sosialisasi peningkatan kualitas kesehatan lingkungan STBM 5 pilar yang digelar Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Melki Laka Lena dan Kemenkes RI, Minggu 2 April 2023.
Dari angka ini, kata dia, masih ada masyarakat NTT yang membuang BAB di kali, pantai maupun di hutan. Kondisi ini akan sangat berpengaruh pada aspek lingkungan terutama dalam daerah sumber mata air.
Baca juga: Jadwal dan Rute Kapal Fery di NTT 3 April 2023 Lengkap dengan Jam Keberangkatan
Made juga menyebut perlu ada gerakan masyarakat hidup sehat yang menyasar pada cek kesehatan rutin, makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas fisik. Masyarakat juga disarankan untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai tempat menanam tanaman buah dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Sisi lain, kampanye cuci tangan menggunakan sabun. Ketika pandemi Covid-19 menurut dia, kini telah banyak tersedia tempat cuci tangan yang banyak hampir di semua tempat.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Melki Laka Lena, menyempatkan keliling ke beberapa wilayah di NTT menemukan masih banyak warga yang belum menggunakan tempat BAB yang layak.
Di Kota Kupang dulu, sebelum masuknya program jambanisasi, masih banyak warga yang BAB disembarang tempat. Intervensi program kemudian merubah itu semua.
Baca juga: Asprov NTT Buka Ruang untuk Perseftim Ikut Liga III El Tari Memorial Cup di Rote Ndao
Kemenkes dan PUPR, menurut dia hingga kini masih menjalankan program itu. Dia berharap agar program itu bisa menyasar ke warga yang ada di pelosok seperti NTT.
Sisi lain, Melki Laka Lena mengkritisi anak muda yang menghamburkan uang hanya untuk membeli rokok. Ia berpendapat uang itu jika memungkinkan bisa dimanfaatkan dalam agenda gotong royong membuat program jambanisasi membantu warga yang membutuhkan.
Jika program ini hanya mengharapkan dari pemerintah maka akan berjalan lambat karena harus menyesuaikan dengan kondisi keuangan. Polisi Golkar itu mendorong agar program ini bisa juga dikerjakan bersama-sama oleh masyarakat.
Gusti Agung Ngurah dari Dinkes Kota Kupang menambahkan, tanggungjawab kesehatan bukan saja dari pemerintah melainkan tanggungjawab bersama.
Baca juga: Anggota DPD RI AWK Ingin Jadikan Lembata Pelopor Pangan di NTT
Dia berujar masalah kesehatan harus menjadi perhatian serius. Ia tidak ingin agar kesehatan bagi masyarakat di nomor duakan. Pemeriksaan kesehatan rutin, kata dia, perlu dilakukan. Hal itu agar gangguan kesehatan yang berpotensi terjadi bisa segera teratasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.