Paskah 2023

Injil Hari Ini Kamis Putih 6 April 2023 Lengkap Renungan Harian Katolik

Mari simak Kalender Liturgi Katolik Kamis Putih 6 April 2023.Kalender liturgi katolik kami pekan Suci 2023 lengkap injil hari ini Yohanes 13:1-15.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-IK NAGEKEO
GEREJA KATOLIK - Tampak depan gereja Yesus Kerahiman Ilahi Aeramo di Nagekeo. Mari simak Kalender Liturgi Katolik Kamis Putih 6 April 2023.Kalender liturgi katolik kami pekan Suci 2023 lengkap injil hari ini Yohanes 13:1-15. 

Yesus juga tahu bahwa kuasa Allah ada penuh dalam diri-Nya dan bahwa Ia datang dari dan akan kembali kepada Bapa (lih. Yoh 13: 3).

Yesus memperagakan prinsip dasar yang para murid harus pahami, sebelum Ia mengutus mereka untuk meneruskan pekerjaan-Nya setelah Ia kembali kepada Bapa, yaitu: kerendahan hati Yesus menjadi teladan bagi pelayanan terhadap sesama.

Kisah tentang Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya dan wejangan yang menyertainya, Yoh 13:2-20, merupakan pendahuluan bagi wejangan-wejangan besar yang diucapkan Yesus dalam bab 13-17.

Sebagaimana disampaikan oleh penginjil Yohanes bahwa wejangan itu mempersatukan berbagai pesan yang disampaikan Yesus pada waktu yang berbeda-beda.

Bab 16 adalah majemuk sekali dan agaknya hanya dalam bentuk lain menyajikan sekali lagi apa yang dikatakan Yesus dalam bab 14.

Wejangan-wejangan itu oleh Yohanes ditempatkan di sini, yakni pada saat Yesus beralih dari hidup di dunia ke hidup Illahi-Nya, dengan maksud menyingkapkan makna hidup Yesus yang terdalam.

Hal menarik adalah ketika Petrus memprotes apa yang dilakukan Yesus. Kata Simon Petrus kepada-Nya, aku mau berbagian, kalau begitu jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku, semuanya.

Kita mengerti Petrus, seorang yang selalu ekstrim. Jawaban Yesus kepadanya (Lih. Yoh 13:9-11). “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya.

Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.” Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: “Tidak semua kamu bersih.” (Lih. Yoh 13:10-11)

Yesus menjelaskan mengapa Dia melakukan itu. Ketika selesai membasuh kaki murid-murid-Nya, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?

Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu;” (lih. Yoh 13:12-14).

Hal ini memberi pelajaran kepada kita bahwa: membasuh kaki menjadi sangat serius karena merupakan tindakan simbolik yang menunjuk kepada salib Kristus. Tempat di mana darah Kristus dicurahkan untuk membasuh kita dari segala dosa-dosa kita.

Tanpa kita dibasuh oleh darah Kristus, maka kita tidak memiliki persekutuan dengan Kristus, kita tidak berbagian di dalam Kristus. Yesus menunjukkan kasih-Nya kepada murid-Nya termasuk Yudas.

Ia dianggap belum bersih, karena pada perjamuan kasih itu ia sedang merencanakan suatu penghianatan terhadap Guru dan Tuhannya.

Ada pertentangan sikap diantara dua pribadi yang hadir dalam ruang perjamuan cinta kasih itu, yaitu sikap pelayanan dari “Yang Mencintai’ (Yesus) dan sikap penghianatan dari “yang dicintai” (Yudas).

Kita dapat menggambarkan kepedihan hati Yesus ketika yang menyerahkan Dia ke tangan musuh adalah salah seorang yang telah dipilih-Nya menjadi rasul.

Yesus tampil sebagi yang Mahatahu, sebaliknya para murid tampak begitu lamban memahami saat-saat yang semakin menakutkan, dimana Yesus akan mengalami kesengsaraan.

Petrus tidak menangkap tindakan Yesus, para murid juga salah duga tentang Yudas dan kepergiannya dari ruang perjamuan.

Mereka tidak tahu bahwa Yudas sedang merencanakan sesuatu yang jahat terhadap Guru dan Tuhannya.

Meskipun Yesus tahu akan semuanya, tetapi Yesus tetap mencintai mereka dengan membasuh kaki mereka dan memberikan Tubuh dan darah-Nya.

Kedua tindakan ini artinya sama yaitu wujud kehendak Allah untuk menunjukkan cinta-Nya sehabis-habisnya.

Dan yang menarik lagi dalam dua kesempatan ini Yesus meminta agar kitapun melakukan hal yang sama (Yoh 13:15).

Yesus memanggil kita untuk menyerahkan diri seutuhnya. Ia menghendaki agar cinta kita sama utuhnya, sama sempurnanya seperti cinta-Nya sendiri.

Ia menghendaki agar kita membungkuk sampai ke tanah dan pergi ke tempat-tempat yang membutuhkan pembasuhan.

Ia menghendaki agar kita saling mengatakan “ Makanlah dari diriku dan minumlah dari diriku pula”. Dengan saling memberikan diri sebagai makanan dan minuman ini, Ia menghendaki agar kita menjadi satu tubuh dan satu Roh yang dipersatukan oleh cinta Allah.

Doa Penutup

Ya Allah, dalam perjamuan malam yang amat kudus ini, Putra Tunggal-Mu menyerahkan diri-Nya kepada kematian, mempercayakan kepada Gereja kurban yang baru dan kekal, serta perjamuan cinta kasih-Nya.

Semoga kami yang merayakan perjamuan malam ini menimba kepenuhan kasih dan hidup dari misteri yang luhur dan agung itu.

Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

(Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved