Kasus Rabies di Sikka

Cakupan Vaksinasi Hewan Penular Rabies di Sikka Rendah, dr. Asep Purnama: Ayo Vaksin Anjing Kita

Kasus Rabies di Sikka meningkat. Sejak pandemi Covid-19, cakupan imunisasi rabies untuk anjing atau Hewan Penular Rabies di Flores Lembata rendah.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/HO-DOKTER ASEP
BERI PENJELASAN - dr. Asep Purnama, salah satu dokter spesialis penyakit dalam RSUD Tc Hillers Maumere memberikan saran soal kasus rabies di Sikka. Dokter Asep ajak agar warga vaksin anjing peliharaan. 

Sedangkan pada tahun 2023, jumlah kasus gigitan anjing yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka periode Januari hingga Maret 2023 berjumlah sekitar 286 gigitan.

Dari jumlah itu, 281 korban gigitan anjing mendapatkan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan dari 9 sampel yang dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar, semuanya dinyatakan positif rabies.

Sebaran penyakit rabies di wilayah Kabupaten Sikka antara terdapat di wilayah Kecamatan Kangae, Alok Timur, Alok, Lela, dan Doreng.

Ditengah gempuran penyakit atau virus rabies pada tahun 2023 ini, Pemerintah Kabupaten Sikka khususnya Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka mengalami kekosongan vaksin.

Cakupan vaksinasi tiga tahun terakhir terhadap kurang lebih 55 ribu lebih populasi HPR di Kabupaten Sikka jauh dibawah 70 persen dari syarat minimal cakupan vaksinasi berdasarkan aturan badan kesehatan hewan dunia.

2 Kali Diberi VAR

Sebelumnya, seorang balita berusia 4 tahun 11 bulan di Maumere meninggal dunia, Senin, 8 Mei 2023.

Bocah itu diduga kuat meninggal karena digigit Hewan Penular Rabies (HPR) yaitu anjing.

Ia diuga digigit anjing rabies pada tanggal 24 April 2023 dan sempat mendapatkan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak dua kali.

Direktur RSUD Tc Hillers Maumere, dr. Clara Francis menjelaskan, bocah korban gigitan anjing rabies yang merupakan warga RT.013/RW.004, Dusun Wairhabi, Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka itu, masuk ke RSUD Tc Hillers Maumere pada tanggal 29 April 2023 dengan keluhan badan panas, mual dan muntah.

"Keesokan harinya, dokter mulai melihat gejala itu dan orang tuanya melaporkan kalau anaknya kelihatan ketakutan, kemudian dokter mengobati keluhan-keluhan dari anak itu, mual muntahnya di obati dan sebelum dibawa ke rumah sakit, sempat di VAR dua kali di Puskesmas Beru," ujar dr. Clara.

Selain itu, kata mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka ini, pihak RSUD Tc Hillers Maumere juga sempat melakukan terapi.

Sejauh ini, lanjut dia, pihaknya baru menangani satu pasien yang terkena gigitan anjing.

dr. Clara Francis menyarankan agar tetap waspada terhadap anjing rabies karena saat ini Kabupaten Sikka mengalami kekosongan vaksin rabies dan juga keterbatasan jumlah VAR.

"Tetap waspada, baik yang punya anjing atau tidak punya anjing, karena kemana-mana kita tidak pernah tahu kita dimintai oleh anjing-anjing yang entah dari mana, kebetulan kasus ini digigit oleh anjing sendiri," ujar dr. Clara Francis.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved