Berita Lembata

535 Orang di Lembata Terpapar HIV, Pemerhati dan Petugas Kesehatan Mulai Sosialisasi HIV dan AIDS

Kasus HIV dan Aids di Lembata disebutkan seperti fenomena gunung es.Tahun 2023, menurut pemerhati HIV dan Aids, sudah 535 orang lembata HIV dan AIDS.

|
Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/RICKO WAWO
SCREENING - Petugas kesehatan Puskesmas Lewoleba sedang melakukan tes darah di SMA PGRI Lewoleba, Kamis, 11 Mei 2023. Hingga tahun 2023, menurut pemerhati HIV dan Aids, Nefri Eken, tercatat sudah 535 orang yang terpapar virus HIV. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ricko Wawo

TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA - Kasus HIV dan Aids di Lembata disebutkan seperti fenomena gunung es.

Hingga tahun 2023, menurut pemerhati HIV dan Aids, Nefri Eken, tercatat sudah 535 orang yang terpapar virus HIV.

Inilah yang membuat para pemerhati HIV dan Aids, KPAD dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata mulai gencar melakukan sosialisasi dan pengecekan HIV dan Aids di sekolah-sekolah.

SMA PGRI Lewoleba adalah sekolah pertama yang didatangi para pemerhati HIV dan Aids bersama Puskesmas Lewoleba serta Dinas Kesehatan untuk melakukan sosialisasi HIV dan Aids kepada para siswa sekolah, Kamis, 11 Mei 2023.

Baca juga: Pekerja Seks Jalanan di Lembata Capai 507 Orang, Kebanyakan Tertular Penyakit IMS dan HIV

 

Pada kesempatan itu, Eta Resing, pengelola HIV di Puskesmas Lewoleba menjelaskan kepada para siswa tentang bahaya seks bebas dan potensinya pada penularan HIV dan Aids.

Penularan HIV terjadi melalui cairan vagina, cairan sperma, air susu ibu dan darah. Dia menegaskan hal ini supaya para siswa sekolah tidak terjerumus dalam perilaku seks bebas yang bisa mempercepat penularan HIV di tengah masyarakat.

"Jauhi penyakitnya, jangan jauhi orangnya. Karena HIV tidak menular lewat makanan dan minuman," ungkap Eta.

Menurut dia, kalau perilaku seks bebas di kalangan masyarakat masih tidak terkontrol maka keinginan pemerintah pusat untuk zero HIV dan Aids di tahun 2030 tidak mungkin tercapai.

Eta menjelaskan setidaknya beberapa kelompok yang berisiko tinggi di antaranya orang yang gemar melakukan seks bebas, orang yang suka ganti pasangan, dan pengguna narkoba, dan penerima transaksi darah di tempat yang tidak punya alat deteksi HIV.

Sementara itu, pemerhati HIV dan Aids, Nefri Eken mengungkapkan jumlah pekerja seks jalanan di Lembata sudah menyentuh angka 507 orang.

Baca juga: Bappelitbangda Lembata Catat 12.010 Warga Lembata Tergolong Miskin Ekstrim

Rata-rata pekerja seks jalanan ini berusia 15-45 tahun.

Pekerja seks jalanan ini beroperasi di kos-kosan dan rumah warga. Bukan di tempat hiburan malam.

Nefri Eken menyebutkan jumlah ini merupakan pendataan periode Februari-April 2023 yang dilakukan oleh pemerhati HIV dan Aids bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved