Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 30 Mei 2023, Berharap pada Keadilan Tuhan

Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 30 Mei 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Berharap pada Keadilan Tuhan. Baca renungan katolik ini.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA KATOLIK - Tampak depan Gereja Katolik Kristus Raja Waiwerang, Adonara Timur, Keuskupan Larantuka di Pulau Adonara, Flores Timur, NTT. Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 30 Mei 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Berharap pada Keadilan Tuhan. Baca renungan katolik ini. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 30 Mei 2023.

Tema renungan harian katolik yaitu Berharap pada Keadilan Tuhan.

Renungan harian katolik berpedoman pada Injil Katolik hari Selasa.

Sebelum menyimak renungan harian katolik hendaknya membaca Injil berikut ini:

Baca juga: Injil Katolik Selasa 30 Mei 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan

 

Bacaan Injil Markus 10:28-31


"Sekalipun disertai penganiayaan, pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat dan di masa datang menerima hidup yang kekal."

Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.”

Maka Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan;

dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Injil Katolik

Tidak ada orang yang senang merasakan atau menerima perlakukan ketidakadilan.

Dalam hidup keluarga bisa muncul keluhan dari sang kakak atau adik yang merasa mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari orang tua mereka.

Misalnya tindakan yang dianggap pilih kasih orang tua kepada anak dan pembagian tanggung jawab tugas-tugas dalam rumah tangga.

Rasa mendapat perlakuan tidak adil ternyata tidak hanya muncul dalam hubungan dalam keluarga. Manusia bahkan bisa merasakan diperlakukan tidak adil oleh Tuhan. Manusia telah menyerahkan segala-galanya untuk Tuhan, tetapi apa yang Tuhan balaskan bagi pengabdian mereka?

Mereka melihat orang-orang jahat semakin sukses dengan kekayaan dan kesenangan dalam hidupnya, sedangkan mereka yang memberikan hidup, milik, dan waktunya untuk Tuhan tetap hidup dalam kemiskinan dan penderitaan.

Perkataan Petrus kepada Yesus menggemakan harapan semacam ini: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau”. Jelas sekali, perkataan Petrus ini memiliki nada mengingatkan Yesus.


Apa yang akan mereka peroleh dari Tuhan, setelah mereka habis-habisan meninggalkan sesuatu untuk mengikut Yesus? Bagi Petrus, upah yang mereka terima dari Tuhan menjadi penanda keadilan Tuhan bagi mereka.

Kalau tidak ada upah berarti Tuhan tidak adil karena mereka telah meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Tuhan.

Yesus menjanjikan upah bagi mereka yang mengikuti-Nya. Upah dalam kehidupan umat-Nya saat hidup (present), juga upah di masa datang (future) bagi umat-Nya, yaitu hidup kekal.

Yesus pasti akan bertindak adil, walau mungkin keadilan-Nya tidak selalu persis dengan yang kita bayangkan.

Oleh sebab itu, sebagai keluarga Kristen, kita tetap bisa meletakkan pengharapan keluarga kita dalam keadilan-Nya. (Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved