Berita Manggarai

Siswa SMAS St Fransiskus Saverius Ruteng Pamerkan Hasil Kerajinan Tangan dan Kuliner Khas Manggarai

SMA Fransiskus Ruteng terletak di Jalan Pelita No.35, Kelurahan Watu Ruteng Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-YOSEF FERDINARDUS
PAMERAN - Siswa-siswi SMA Fransiskus Xaverius Ruteng saat pamerkan hasil karya tangan berupa kearifan lokal Manggarai di Ruteng, Sabtu 28 Mei 2023. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Siswa-siswa Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) St. Fransiskus Saverius Ruteng menggelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Kegiatan P5 itu mengusung tema kerajinan dan kuliner lokal Manggarai, berwirausaha dalam kearifan lokal.

Kegiatan tersebut digelar di halaman sekolah SMA Fransiskus Jalan Pelita No.35, Kelurahan Watu, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Sabtu 27 Mei 2023.

Kerajinan tangan yang dihasilkan adalah Tikar Motif Manggarai, Doku, Roka, Tubi Rapa, Potang, Pot Bunga Motif Songke Kristik Motif Songke, Tas Re'a, Scruncie, Lide, Topi Re'a, Keranjang, Wiru, Celengan, Roto, Nyiru, Retu, Ring Box, Lampion, Tange dan Lopa sedangkan Kulinernya berupa makanan dan minuman berbahan pangan lokal Manggarai, seperti ubi, pisang dan buah-buahan lainnya.

Ketua Panitia P5 Hilarius Laga Niron, S. Pd menjelaskan kegiatan ini merupakan puncak dari proses pendampingan P5 yang digarap dalam satu semester pembelajaran.

Baca juga: SMA St. Fransiskus Xaverius Boawae di Nagekeo Raih Penghargaan Tingkat Nasional

 

"Alur proyek yang Kami lakukan adalah alur merdeka. Mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antara materi dan aksi nyata,"ucap Hilarius.

Sementara perwakilan pengawas sekolah, Rustan mengharapkan agar praktek kegiatan tersebut hendaknya diajarkan kepada sekolah lain agar sama-sama menanamkan kepada peserta didik bahwa Manggarai memiliki kearifan lokal yang unik.

"Kami mengharapkan praktik baik ini bisa menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain yang akan mengimplementasi Kurikulum Merdeka. Selain itu, siswa-siswi jangan jadikan P5 sebagai beban, melainkan wadah untuk menggali potensi dalam diri,"ujarnya.

pamerkan kuliner khas Manggarai di SMA Fransiskus Ruteng, Sabtu 28 Mei 2023.
KULINER - Para siswa saat pamerkan kuliner khas Manggarai di SMA Fransiskus Ruteng, Sabtu 28 Mei 2023.

Sementara itu Fasilitator Kurikulum Merdeka, Dr. Mantovanny Tapung, S. Fil., M. Pd. memberi konsep dasar terkait Kurikulum Merdeka.

"Ini adalah bentuk aksi nyata yang adalah bagian dari proses utama pendekatan dan metode yang dilakukan dalam Kurikulum Merdeka. Penekanan dalam kurikulum ini adalah proses sampai pada aksi nyata. Produk yang dihasilkan adalah hal kedua, yang paling penting adalah proses,"ujarnya.

Ia berharap agar ditingkatkan kedepannya sehingga peserta didik memiliki bekal yang baik dalam menghasilkan karya.

Sementara itu Ketua Yayasan Persekolahan Sukma Pusat Keuskupan Ruteng, Rm. Edigius Menori, S. Fil , MA mengatakan substansi Kurikulum Merdeka sebenarnya sudah ditanamkan sejak dulu di SMAS St. Fransiskus Saverius Ruteng.

Siswa-siswi Pamerkan Kerajinan Tangan di SMA Fransiskus Ruteng, Sabtu 28 Mei 2023.
KERAJINAN TANGAN - Siswa-siswi Pamerkan Kerajinan Tangan di SMA Fransiskus Ruteng, Sabtu 28 Mei 2023.

"Kadang-kadang kurikulum hanya memberi nama pada proses yang sudah ada, karena alur proses substansinya sudah ada sejak lama di sekolah ini,"ujarnya.

Baca juga: Program Bupati Masuk Kelas, Hery Nabit Jadi Guru di SDK Ruteng 1 dan SDI Konggang Manggarai

"Tidak hanya itu, sekolah ini juga punya guru-guru yang memiliki spirit untuk bergerak, walaupun bukan Guru Penggerak. Seleksi masuk tenaga pendidiknya juga bertahap. Jadinya menghasilkan guru yang berkualitas", sambung dia.

Sementara itu Kepala SMAS Fransiskus Rm. Martinus W. Wilian, S. Fil., mengungkapkan dalam rangka menyukseskan kegiatan tersebut, pihaknya berkolaborasi dengan sejumlah pihak.

"Dalam melaksanakan proyek ini siswa-siswi berkolaborasi dengan beberapa stakeholder penting, ada tokoh adat atau budaya, mengunjungi beberapa tempat bersejarah, pengrajin lokal, interview dengan pusat-pusat kuliner lokal, pecinta budaya dan lain sebagainya,"ujarnya.

Kata dia, disana mereka (peserta didik) bertanya, berdiskusi, mendengar, mencatat, mencoba, selanjutnya mereka berproses dalam kelas berdasarkan petunjuk awal berupa video, foto dan wawancara pada jam khusus program P5 ini.

"Semua proses ini dinilai individu, karena itu semua siswa wajib memiliki identitas pribadi. Goal penting dari kegiatan ini adalah terciptanya siswa Profil Pelajar Pancasila,"jelasnya.

Siswa-siswi SMA Fransiskus saat aksi pameran kuliner khas Manggarai.
KULINER LOKAL - Siswa-siswi SMA Fransiskus saat aksi pameran kuliner khas Manggarai.

Sementara itu siswi SMA Fransiskus, Nadine Dembo mengaku bangga bisa ikut dalam project tersebut. Bagi dia, Proyek P5 berdampak positif bagi peserta didik.

"Kegiatan P5 ini memberikan dampak positif bagi kami siswa-siswi kelas X karena telah meningkatkan sikap kerjasama dan kreativitas serta menambah wawasan budaya daerah,"ujarnya.

Diketahui, untuk mengabadikan momentum bersejarah ini, pihak sekolah menayangkan live streaming via YouTube SMAK FX TV.

Turut hadir dari Fasilitator Kurikulum Merdeka, Dr. Mantovanny Tapung, S. Fil., M. Pd., Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Manggarai, Pengawas Sekolah, perwakilan SMP-SMA kecamatan Langke Rembong dan orang tua murid serta alumni.

Siaran pers ini dikirim oleh guru SMAS Fransiskus Xaverius Ruteng, Yosef Fredinardus. (GG).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved