Injil Katolik

Bacaan Injil Katolik Sabtu 3 Juni 2023 Lengkap Renungan Harian Katolik

Mari simak Bacaan Injil Katolik Sabtu 3 Juni 2023.Bacaan Injil Katolik Lengkap Renungan Harian Katolik. Injil katolik Sabtu Markus 11:27-33.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/MARIA MANGKUNG
GEREJA KATOLIK - Tampak depan Gereja Santo Fransiskus Xaverius Wailiti, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Mari simak Bacaan Injil Katolik Sabtu 3 Juni 2023.Bacaan Injil Katolik Lengkap Renungan Harian Katolik. Injil katolik Sabtu Markus 11:27-33. 

Mereka bertanya kepada Yesus, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?” Yesus menjawab mereka, “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian.

Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan, dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu. Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia? Jawablah!” Mereka memperbincangkannya seraya berkata, “Jikalau kita katakan ‘Dari Allah’, Ia akan berkata, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepada-Nya?’

Tetapi masakan kita katakan ‘Dari manusia’. Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Maka mereka menjawab kepada Yesus, “Kami tidak tahu.”

Maka kata Yesus kepada mereka, “Jikalau demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan katolik

Santo Karolus Lwanga dan kawan-kawan menjadi korban kekuasaan absolut Raja Mwanga Il di Uganda.

Sang Raja tidak suka bahwa ada warganya yang bertobat dan menjadi Kristiani.

Kekuasaan politis dimaui dan diperebutkan oleh banyak orang karena memungkinkan seseorang memaksakan kebijakan yang dikehendakinya kepada warga yang lain.

Tidak hanya mendapat fasilitas, orang yang berkuasa akan dihormati dan dipatuhi.

Di alam demokrasi, kekuasaan politis diamanahkan oleh rakyat demi kepentingan rakyat sehingga perlu ada mekanisme kontrol agar kekuasaan tidak menjadi sewenang-wenang. Legitimasi kekuasaan datang dari rakyat.

Hari ini, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mempertanyakan kuasa Yesus: dengan kuasa apa dan siapa yang memberikan kuasa kepada Yesus untuk mengajar dan menyembuhkan orang? Kuasa Yesus bukanlah kuasa politis, melainkan kuasa moral dan spiritual.

Kekuasaan-Nya tidak datang dari manusia, tetapi dari Allah sendiri dan dipertanggungjawabkan kepada Allah.

Yesus datang bukan untuk mengubah undang-undang dan kebijakan publik, melainkan untuk mewartakan hukum dan kebijaksanaan Allah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved