Berita Sikka

Panas Berkepanjangan, Progam TJPS di Sikka Tidak Sesuai Target Produksi, 

Penanaman jagung melalui program tanam jagung panen sapi di Kabupaten tidak sesuai dengan produksi yang diharapkan karena cuaca panas berkepanjangan.

Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLD WELIANTO
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat melakukan panen jagung Program Tanam Jagung Panen Sapi Pola Kemitraan ( TJPS-PK) periode tanam Oktober 2022 – Maret 2023 di Desa Waibeler, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Sabtu 29 April 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES. COM, Arnold Welianto 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Program tanam jagung panen sapi (TJPS) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak sesuai produksi akibat cuaca panas yang berkepanjangan pengaruh banyak tanaman jagung yang mati.

Demikian dikatakan Kepala Bank NTT Cabang Maumere, Yosefina G. Lely saat dihubungi TribunFlores.com, Kamis 8 Juni 2023.

Ia mengatakan, Bank NTT melakukan intervensi sejak Agustus 2022 hingga 2023 namun saat ini sudah ada hasil akan tetapi tidak sesuai dengan target produksi yaitu 7 ton per hektar.

" Untuk tahun ini hasil produksinya sangat sedikit karena cuaca tahun ini yang tidak mendukung akibat cuaca panas yang berkepanjangan sehingga banyak jagung yang mati dan kalaupun tumbuh hasilnya sedikit tidak sampai target 7 ton per hektar," katanya.

Baca juga: Pengendara Putar Balik Arah Hindari Razia Kendaraan di Maumere

 

Selain itu, hingga saat ini para petani belum mengembalikan dan dari Bank NTT belum sampai Rp.100 juta rupiah dari total Rp.710 juta rupiah 

"Sampai dengan hari ini baru beberapa petani yang mengembalikan Dana dari Bank dan belum sampai 100 juta dari 710 juta," katanya.

Dikatakannya, Bank NTT sudah bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka dalam melakukan sosialisasi program tanam jagung panen sapi (TJPS) kepada para petani.

Selain itu, Bank NTT sebagai penyedia modal, sudah memberikan modal kepada petani dalam bentuk Kredit dengan Skim Kredit Mikro Merdeka Pertanian dengan plafond pinjaman sebesar Rp 10 juta per 1 hektar lahan TJPS.

Baca juga: Profil Calon Anggota DPRD Sikka 2024/2029, Hubertus Mario Meak Da Silva

Menurutnya, Modal yang diberikan tersebut digunakan untuk pembelian Sarana Produksi dan Biaya Tenaga Kerja berdasarkan RAB yg dibuat bersama-sama dengan Dinas Pertanian dan Offtaker (Penyedia Saprodi). 

Bank NTT juga melakukan verifikasi lahan bersama dengan PPL Dinas Pertanian Kabupaten Sikka untuk memastikan bahwa lahan yang digarap harus 1 hektar. 

Setelah kredit di cairkan ke rekening Tabungan Petani, Bank NTT membantu mentransfer dana untuk pembelian saprodi ke rekening Offtaker berdasarkan rekomendasi dari Dinas Pertaniaan.

Sementara itu, Sisanya digunakan oleh petani untuk biaya tenaga kerja dan sewa traktor.

Baca juga: Pemda Sikka Sudah Serahkan Aset untuk Penegerian Unipa Maumere 

Lanjutnya, Setelah lahan sudah ditanam jagung, Bank NTT melakukan monitoring bersama dengan PPL untuk memantau perkembangan jagung.

Ia pun menghimbau kepada petani agar mempunyai kesadaran untuk menjadi petani yang bisa produksi sebanyak- banyaknya karena semakin besar lahan yg digarap, semakin banyak menghasilkan keuntungan. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved