Berita NTT

Tim Forensik Autopsi Jenazah Calon Kades Terpilih di NTT, Diduga Meninggal Dunia Tak Wajar

Autopsi terhadap jenazah almarhum Yanuarius Badj ini dipimpin langsung oleh AKBP Edy Hasibuan yang memakan waktu kurang lebih 1 jam.

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM
RUMAH KORBAN- Rumah lokasi TKP yang dipasang garis polisi pelaksanaan autopsi jenazah korban Calon Kepala Desa Terpilih Desa Fatutasu, Selasa, 20 Juni 2023 . 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon

TRIBUNFLORES.COM, KEFAMENANU - Tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kupang melakukan autopsi terhadap jenazah Calon Kepala Desa atau Cakades Fatutasu terpilih almahrum Yanuarius Badj.

Jenazah almarhum diautopsi pasca pihak keluarga melaporkan dugaan kematian tidak wajar yang bersangkutan beberapa waktu lalu di Kantor Polres Timor Tengah Utara.

Pelaksanaan autopsi pada, Selasa, 20 Juni 2023 ini berlangsung di Desa Fatutasu, Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Autopsi terhadap jenazah almarhum Yanuarius Badj ini dipimpin langsung oleh AKBP Edy Hasibuan yang memakan waktu kurang lebih 1 jam.

Baca juga: Festival Nusa Solor Momen Hidupkan Kembali Budaya dan Pererat Tali Persaudaraan di Flores Timur

 


Turut ambil bagian dalam kegiatan ini, Kasatreskrim Polres Timor Tengah Utara, Iptu Djoni Boro, Kapolsek Miomaffo Barat, Ipda Putu Ediarta beserta jajaran. Pelaksanaan autopsi jenazah Calon Kepala Desa (Cakades) Fatutasu terpilih berlangsung lancar dan aman.

Saat diwawancarai, Kasatreskrim Polres Timor Tengah Utara, Iptu Djoni Boro, S. H mengatakan, autopsi ini terselenggara berkat koordinasi antara Polres TTU dan Tim Forensik RS Bhayangkara Kupang.

"Yang mana sesuai dengan laporan permintaan daripada keluarga korban untuk dilakukan autopsi," ucapnya.

Pasalnya, kata Iptu Djoni, keluarga menduga almahrum meninggal tidak wajar. Polres Timor Tengah Utara berkomitmen dan konsisten melayani permintaan masyarakat.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Polres Timor Tengah Utara berkoordinasi dengan Tim Dokter Forensik dari RS Bhayangkara Kupang untuk melakukan autopsi.

Baca juga: Polisi Bekuk 3 Terduga Pelaku Pencurian Sapi di Timor Tengah Utara NTT

Dalam autopsi terhadap jenazah korban, lanjutnya, sampel hati, ginjal, lambung dan otak korban diambil untuk dilakukan uji laboratorium di Bali. Pengambilan sampel organ tubuh korban ini dilakukan untuk mencari tahu penyebab kematian korban.

Ia menegaskan bahwa, informasi mengenai penyebab kematian korban akan diterima oleh pihak kepolisian Polres Timor Tengah Utara dalam kurun waktu kurang lebih dua Minggu hingga satu bulan bahkan lebih.

Dalam penanganan perkara tersebut, Polres Timor Tengah Utara telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang minum bersama-sama dengan korban di sawah beberapa waktu sebelum meninggal.

Sebagai informasi, sebelumnya isteri korban bernama, Imelda Yunita Kono yang diwawancarai pasca menyampaikan laporan ke Polres Timor Tengah Utara menjelaskan, sebelum ditemukan tak sadarkan diri di sawah kali haulasi hingga meninggal dunia, Yanuarius tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

Menurutnya, kasus kematian sang suami Yanuarius telah secara resmi dilaporkan ke Mapolres TTU, Selasa 13 Juni 2023.

Seluruh keluarga besar korban telah bersepakat mengijinkan pihak kepolisian melakukan autopsi terhadap jenasah dari almarhum Yanuarius.

Ia menegaskan, pihaknya tidak memiliki niat sedikitpun untuk menuding siapapun dalam penyampaian laporan tersebut.

Keluarga hanya berniat untuk mengetahui penyebab kematian korban. Pasalnya selama ini, korban selalu dalam kondisi sehat.

Ia mengisahkan, sebelumnya korban meninggal dunia, dirinya dan Almarhum mengikuti Perayaan Ekaristi di Kapela di Desa Fatutasu.

Pasca mengikuti Perayaan Ekaristi, Almarhum Yanuarius yang juga pengurus di Gereja diundang untuk mendampingi pastor untuk makan bersama. Sementara Imelda telah kembali ke rumah terlebih lebih dahulu.

Kira-kira pukul 12.30 Wita, Imelda menghubungi almarhum via telepon agar segera kembali ke rumah untuk mengantar pesanan batako sebanyak 80 buah ke desa sebelah.

Almarhum yang saat itu sementara berada di rumah salah satu saudara di dekat kapela, lanjutnya sempat mengiyakan untuk segera kembali.

Baca juga: Dipo Centre Kembali Gelar Pengobatan dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Ende

Namun hingga pukul 13.00 Wita almarhum tak kunjung kembali ke rumah untuk mengantar pesanan batako tersebut.

Imel menambahkan, sekira pukul 16.00 Wita ia kembali berusaha menghubungi almarhum via handphone.

Meskipun panggilan telepon terhubung, namun tidak diangkat oleh almarhum. Ketika dihubungi kembali, nomor telepon milik almarhum sudah tidak aktif lagi.

Pada pukul 17. 00 Wita, ponakan Imelda membuka Facebook dan melihat postingan di FB dimana almarhum dan sejumlah orang sedang berada di sawah tepat di pinggir Kali Haulasi.

Ponakan Imelda kemudian menyampaikan kepada dirinya mengenai keberadaan almarhum yang sedang mengonsumsi alkohol bersama sejumlah orang.

Pada pukul 19. 00 Wita, ada keluarga yang mendatangi Imelda untuk menjemput almarhum menggunakan mobil. Pasalnya, sesuai pengakuan keluarga tersebut almarhum mabuk berat.

Berbekal senter handphone, Imelda dan beberapa keluarga langsung berangkat menuju ke sawah tempat almarhum berada.

Baca juga: Respon Dinas Lingkup Hidup Ngada Soal Sampah di Jembatan Mangulewa Cemari Mata Air Wae Gobo

Ketika tiba di sawah, kata Imelda, terlihat beberapa rekan almarhum sementara duduk mengelilingi almarhum yang sedang tertidur.

Saat digotong, tubuh almarhum sudah terasa dingin dan kulit almarhum berwarna kekuningan. Tidak memiliki pikiran yang buruk, Imelda kemudian meminta beberapa anggota keluarga untuk menggotong tubuh almarhum ke mobil yang sudah terparkir di ujung jembatan Haulasi guna dibawa ke RSUD Kefamenanu.

Namun nyawa korban tidak tertolong ketika tiba di RSUD Kefamenanu. (*)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved