Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 22 November 2025, Allah Bukan Allah Orang Mati, Melainkan Hidup

Simak renungan harian Katolik Sabtu 22 November 2025. Tema renungan harian Katolik Allah bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM /HO-KRIS KESE
IKUT MISA - Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 22 November 2025. Tema renungan harian Katolik Allah bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. 

Ringkasan Berita:
  • Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 22 November 2025.
  • Tema renungan harian Katolik Allah bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
  • Sabtu 22 November 2025 merupakan hari Sabtu XXXIII, Peringatan Wajib Santa Sesilia Perawan dan Martir, Santo Filemon Rekan Sekerja Santo Paulus Martir, dengan warna liturgi merah.

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 22 November 2025.

Tema renungan harian Katolik Allah bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.

Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Renungan harian Katolik untuk hari Sabtu XXXIII, Peringatan Wajib Santa Sesilia Perawan dan Martir, Santo Filemon Rekan Sekerja Santo Paulus Martir, dengan warna liturgi merah.

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Sabtu 22 November 2025 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Teks Misa Minggu 23 November 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik

Bacaan Pertama : 1Mak. 6:1-13

Dalam pada itu raja Antiokhus menjelajahi wilayah pegunungan. Didengarnya kabar bahwa Elimais, sebuah kota di negeri Persia, adalah termasyhur karena kekayaan perak dan emas dan lagi bahwa kuil di kota itu sangat kaya pula oleh karena di sana ada alat-alat perang emas, lemena serta senjata yang ditinggalkan Aleksander bin Filipus, raja Makedonia, yang mula-mula merajai orang-orang Yunani.

Maka datanglah ia ke sana dan berusaha merebut kota itu serta menjarahinya. Tetapi ia tidak berhasil oleh karena maksudnya ketahuan oleh penduduk kota itu.

Mereka memberikan perlawanan kepada raja, sehingga ia lari serta berangkat dari situ dengan sesal hati yang besar hendak kembali ke Babel.

Kemudian datanglah seseorang ke daerah Persia memberitahu raja bahwa bala tentaranya yang memasuki negeri Yudea sudah dipukul mundur dan khususnya bahwa Lisias yang maju perang dengan bala tentara yang kuat telah dipukul mundur oleh orang-orang Yahudi yang bertambah kuat karena senjata, pasukan dan banyak barang rampasan yang diperoleh mereka dengan diambil dari tentara yang telah mereka kalahkan.

Orang-orang Yahudi juga telah membongkar Kekejian yang telah ditegakkan raja di atas mezbah di Yerusalem. Bait Suci telah dipagari oleh mereka dengan tembok-tembok yang tinggi seperti dahulu dan demikianpun halnya dengan Bet-Zur, salah satu kota raja.

Mendengar berita itu maka tercenganglah raja dan sangat tergeraklah hatinya. Ia merebahkan diri di ranjang dan jatuh sakit karena sakit hati. Sebab semuanya tidak terjadi sebagaimana diinginkannya.

Berhari-hari raja berbaring di ranjangnya sedang terus-menerus dihinggapi kemurungan besar. Ketika merasa akan meninggal dipanggilnya semua sahabatnya lalu dikatakannya kepada mereka: "Tidur sudah lenyap dari mataku dan hatiku hancur karena kemasygulan.

Maka dalam hati aku berkata: Kepada keimpitan dan kemalangan manakah aku sampai sekarang ini? Aku ini yang murah hati dan tercinta dalam kekuasaanku!

Tetapi teringatlah aku sekarang kepada segala kejahatan yang telah kuperbuat kepada Yerusalem dengan mengambil perkakas perak dan emas yang ada di kota itu dan dengan menyuruh bahwa penduduk Yehuda harus ditumpas dengan sewenang-wenang.

Aku sudah menjadi insaf bahwa oleh karena semuanya itulah maka aku didatangi malapetaka ini. Sungguh aku jatuh binasa dengan sangat sedih hati di negeri yang asing."

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved