Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Juli 2023, Hidup dari Sabda Yesus

Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Juli 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Hidup dari Sabda Yesus. Baca renungan harian katolik ini.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA - Gereja Paroki St.Theresia Mbata di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur. Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Juli 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Hidup dari Sabda Yesus. Baca renungan harian katolik ini. 

Ataupun kepada hambaku, ‘Kerjakanlah ini!’ maka ia mengerjakannya.” Mendengar hal itu, Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.

Aku berkata kepadamu, Banyak orang akan datang dari timur dan barat dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu sendiri akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.

Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu, “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.”

Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan wanita itu, lalu lenyaplah demamnya.

Wanita itu lalu bangun dan melayani Yesus. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan, dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu, dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit.

Hal itu terjadi supaya genaplah sabda yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

Perjumpaan dengan seorang perwira dalam kisah ini membawa pengajaran yang luar biasa oleh Yesus. Biasanya orang datang kepada Yesus untuk mohon kesembuhan bagi dirinya sendiri atau bagi kerabatnya, misalnya bagi anaknya. Namun perjumpaan dengan perwira membawa perspektif baru dalam beriman.

Dari kisah perwira ini, kita dapat melihat bagaiman sikap iman orang yang punya posisi dan jebatan itu. Pertama, ia sebagai orang yang terpandang dan mempunyai kuasa mau datang dan menemui Yesus, padahal ia bisa meminta kepada bawahannya untuk datang dan menemui Yesus.

Tetapi perwira ini justru datang sendiri kepada Yesus dan berhadapan muka dengan Yesus. Kedua, ia memohon kesembuhan bukan bagi dirinya sendiri, tetapi bagi orang lain.

Orang lain itu tidak lain adalah bawahannya sendiri. Dan bawahan itu adalah salah seorang hambanya. Bisa kita sedikit bayangkan bagaiamana seorang perwira memberi perhatian kepada hambanya yang sedang sakit.

Ketika, ia hanya meminta restu dari Yesus supaya hambanya sembuh. Ia menolak Yesus datang ke rumahnya karena merasa diri tidak pantas.

Imannya mengatakan bahwa sabda Yesus sudah lebih dari cukup untuk menyembuhkan hamba-Nya. Seorang perwira yang mempunyai iman yang mendalam.

Pada umumnya, seorang perwira tidak mempunyai kewajiban untuk memberi perhatian sedemikian besar kepada hambanya. Apalagi dalam konteks masyarakat Yahudi waktu itu.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved